Air Mata Haru Penerima “Tebar Jilbab” di Pulau Flores, Adonara, dan Lembata

Sebagian besar dari kita mungkin sudah akrab dengan beberapa lokasi wisata di Nusa Tenggara Timur seperti Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Flores, yang terkenal dengan komodo dan pulau-pulau yang indah pemandangannya. Tetapi Pulau Adonara, Lembata, dan Solor bisa jadi bukan menjadi prioritas destinasi liburan banyak orang. Pulau-pulau ini adalah pulau-pulau kecil yang terletak di sebelah timur Pulau Flores. Bila kita amati peta kepulauan di Nusa Tenggara Timur, Pulau Adonara diapit oleh Laut Flores di sisi utara, Selat Solor di sisi selatan yang membatasi antara Pulau Adonara dan Pulau Solor, serta Selat Lowotobi di sisi barat. Masyarakat muslim disana tergolong minoritas, kecuali di Pulau Solor.

Di tahun ke-3 program Ramadan Inspiring Action aMuslima, tim aMuslima menggalang dana untuk mendukung saudara-saudara kita di Kabupaten Flores Timur untuk menikmati Bulan Suci Ramadan dengan berbagi jilbab. Di tahun pertama (2016) dan ke dua (2017), aMuslima telah berbagi sembako, peralatan tulis, jilbab, mukena, dan sarung untuk warga Desa Mangunsoko Magelang dan Desa Kedungsari Kulonprogo.

Penggalangan dana “Tebar Jilbab” ke Indonesia Timur dimulai sejak 2 minggu sebelum Ramadan tiba. Semula tim aMuslima ingin menyalurkan jilbab hingga wilayah Papua, tetapi karena pihak yang tim aMuslima hubungi belum bisa menjanjikan laporan dokumentasi kepada donatur, maka  “Tebar Jilbab” tahun ini lebih fokus ke Kepulauan di Flores Timur.

Ustadz Qoimudin dari Yayasan Sahabat Muslim Nusantara membantu tim aMuslima menyalurkan jilbab ke wilayah Pulau Flores Timur, Adonara, dan Lembata, sementara tim Ustadz Jumat Ridwan dari Yayasan Riyadhus Shalihin Indonesia (Yarsi) akan menyalurkan jilbab di Pulau Solor. Target awal jilbab yang didistribusikan melalui Ustadz Qoimudin sebanyak 300 jilbab dan melalui Ustadz Jumat sebanyak 300 jilbab. Dengan harga jilbab di awal sebesar Rp 35 ribu per jilbab. Dengan mempertimbangkan ongkos pengiriman kilat hingga ke Flores, tim aMuslima memperkirakan dana harus terkumpul sebesar Rp 30 juta dalam waktu 2 minggu! Kami sengaja memilih pengiriman kilat, meskipun mahal tetapi lebih terjamin, aman, dan mengejar waktu Ramadan yang hanya 29 hari. Bila mengirim dengan pengiriman biasa, diperkirakan masyarakat Flores baru menerima jilbab setelah 3 minggu dari tanggal pengiriman, itupun kalau perkiraan waktunya tidak meleset. Mengingat padatnya pengiriman di Bulan Ramadan atau menjelang lebaran, pilihan kilat pun diputuskan, karena kami tidak ingin mengecewakan donatur maupun penerima.

Alhamdulillah donasi terus mengalir, bahkan masih ada donasi diterima hingga melewati tanggal terakhir donasi yang seharusnya sudah ditutup tanggal 15 Mei 2018. Allahu Akbar! Tim aMuslimapun dimudahkan mendapat jilbab berkualitas baik, tidak panas dipakai, dan jahitan yang rapi dari penjahit dengan harga bervariasi antara Rp 24 ribu hingga Rp 35 ribu per jilbab, sehingga memberi ruang kepada kami untuk membantu ongkos pengiriman ke Flores yang memang sangat mahal. Hingga tanggal 30 Mei 2018 (2 minggu setelah donasi ditutup), uang yang terkumpul sebesar Rp 63 juta dapat kami belikan jilbab panjang sebanyak 1660 jilbab plus bonus 4 jilbab (total 1664 jilbab), siap dikirim ke Flores! Ongkos pengiriman kilat ke Pulau Solor untuk 340 jilbab memerlukan dana sebesar Rp 6,8 juta. Sementara 1324 jilbab tim aMuslima kirimkan ke sekretariat Yayasan Sahabat Muslim di Bekasi, untuk kemudian dilanjutkan ke  desa-desa di Pulau Flores, Adonara, dan Lembata, yaitu ke desa Sagu, Adonara, Sikka, Lamahoda, Kolimasang, Tikatukang, Petung, Lamahora, Rayuan, Lewoleba, dan lain-lain. Agar tidak memberatkan yayasan mengirimkan jilbab total seberat 258 kg yang biayanya tidak sedikit ini, aMuslima menyisihkan bantuan dana sebesar Rp 660 ribu dari lokasi jilbab ke Bekasi plus Rp 11,2 juta dari Bekasi ke Flores.

Dalam wawancara singkat aMuslima dengan Ustadz Qoimudin, ustadz menceritakan kondisi Pulau Adonara serta pulau-pulau di sekitarnya yang pekerjaan pokoknya adalah petani (jagung, singkong, dan lain-lain) dan nelayan. Menurut beliau meski mata pencaharian dari bertani dan nelayan, tetapi hasilnya tidak sebaik di daerah lain. Ekonomi masyarakat Muslim disana tergolong minim dan pas pasan. “Dengan program tebar jilbab ini, adalah salah satu kegiatan luar biasa peduli dengan dhuafa yang jarang terjadi sebelumnya.” “Ada seorang ibu berkisah, alhamdulillah ustadz…. anak kami perempuan selama ini sudah menutup aurat, tapi karena minimnya jilbab dan kami tidak mampu maka kami tidak bisa beli jilbab baru,” tangisnya. “Tangisan airmata ibu-ibu ini semoga menjadi amal soleh bagi para donatur,” kata Ustadz Qoimudin mengungkapkan kebahagiaan dan rasa syukur masyarakat di sana.

Mulai distribusi di Desa Sagu dan Adonara

 

Ucapan terimakasih kepada donatur dari desa Sagu dan Adonara

 

Jilbab siap dibagikan di Kabupaten Sikka, Flores

 

Ucapan terimakasih dari ibu-ibu di Sikka

 

Suasana pembagian jilbab warga Lamahoda, Kolimasang, Tikatukang, Petung

 

Ucapan terimakasih masyarakat Lamahoda, Kolimasang, Tikatukang, Petung.

 

Warga Lamahora, Rayuan, Lewoleba

 

Pembagian jilbab untuk warga Lamahora, Rayuan, Lewoleba yang dihadiri ketua MUI Kab. Lembata

 

Ucapan terimakasih warga Desa Lambunga, Pepak, Redontena, Sukutokan

 

Warga Desa Lembunga, Pepak, Redontena, Sukutokan

 

Ucapan terimakasih dari warga Orimbele, Rianduli, Pledo, Watihama Adonara

 

Ibu-ibu Orimbele, Rianduli, Pledo, Watihama menerima jilbab

 

Warga Desa Orimbele, Rianduli, Pledo, Watihama Adonara

 

Padahal untuk menjangkau area komunitas Muslim di sana ada yang lokasinya di daerah pedalaman dan medannya lumayan berat. Transportasinya selain lewat darat juga lewat laut yang lokasinya agak jauh dari Adonara seperti ke Lembata atau Alor bisa memakan waktu 1 hingga 5 jam. Mereka berjuang menempuh perjalanan hingga malam hari, dan kadang laut pun arusnya kencang, sementara berdasarkan info dari Ustadz Qoimudin kapal motornya kecil. Namun alhamdulillah semuanya aman sampai tujuan dan dapat dibagikan kepada yang berhak. Tetesan air mata haru dari ibu-ibu yang menerima pembagian jilbab karena mengetahui ada saudara mereka di Jawa yang mau berbagi kebahagiaan untuk mereka yang jauh di pelosok timur.

Proses distribusi jilbab melalui jalur darat

 

Mengangkut karung berisi jilbab

 

Perjalanan dilanjutkan dengan kapal motor

Sebelum menutup perbincangan tim aMuslima dengan Ustadz Qoimudin, ustadz pun menyampaikan doa dan harapan kepada para donatur, “Kebaikan ini tak akan bisa dilupakan. Kami nggak bisa membalasnya. Hanya dengan doa semoga Allah selalu memberkahi rezqi, memberikan kesehatan, memberikan pahala yang berlipat ganda dan anak keturunan sholeh dan sholehah kepada para donatur. Amiin ya mujibashalihin.” Harapan tulus dari mereka agar program ini bisa berlanjut. Hanya Allah yang membalas dan melipatgandakan pahala di bulan yang penuh rahmat ini. “Walaupun kami jauh di ujung timur tapi kami bangga punya saudara se-aqidah yang masih punya atensi kepada kami,” tutupnya mengakhiri percakapan.

Pembagian jilbab di wilayah Pulau Solor akan dilakukan dalam waktu dekat sambil menunggu kesiapan tim Ustadz Jumat Ridwan. Kita doakan semoga semua lancar dan amanah. Aamiin ya Robbal Alamin.

Jazakumullah Khoir

Ramadan Kareem!