Becak Bapakku

Fajar mulai menyingsing
Bapak mengayuh becaknya dengan riang
Bak sebuah roket pesawat
Melesat melewati jalan yang bersisian dengan sawah-sawah petani
Diterabasnya sinar-sinar matahari yang mengintai dari balik pepohonan rindang

Sebuah rumah tempo dulu yang terawat
Di sanalah becak bapakku berhenti
Memamerkan becak barunya
Seorang ibu sepuh nampak tersenyum senang melihat bapak membawa becak itu
Ibu sepuh yang wajahnya begitu teduh dan selalu sumringah

Bukan,
Ibu itu bukan istrinya
Istrinya sibuk mengurus kesembilan anaknya
Dan aku, aku adalah anak kesembilan itu yang akan dititipkan di sebuah panti asuhan
Yaa.. bapak dan ibuku sudah tak mampu lagi merawatku
Karena kehidupan ekonomi kami yang semakin sulit
Kakak-kakakku juga banyak yang diasuh oleh saudara-saudara yang lain

Sehari-harinya bapak bekerja serabutan
Beruntung ada ibu sepuh itu
Ibu itulah yang membelikan becak buat bapak
Tanpa mengharap imbalan apa-apa
Dan ibu sepuh itu pun tidak meminta uang setoran dari bapak
Ibu itu hanya ingin membantu, meskipun hanya sebuah becak
Sesuai dengan kemampuan bapak

Subhanallaah.. ibu sepuh itu baik sekali,
Aku yakin Allah telah membukakan jalan melalui ibu itu
Yaa.. rezeki bisa datang dari mana saja, bahkan dari sisi yang tidak pernah kita duga sebelumnya

Sayang aku masih kecil
Andai besar nanti, aku ingin membalas kebaikan ibu sepuh itu
Dan juga membantu bapak mencari nafkah

Salam santun dan ucapan terimakasih telah disampaikan
Bapak pun kembali mengayuh becaknya dengan penuh semangat
Sesemangat hatinya menjemput rezeki yang telah dihamparkan Allah di muka bumi
Senyum lebar menghiasi wajah bapakku
Bapak dengan becak barunya itu..

Rumah tangga bapak mulai bisa bernafas kembali
Sedang kebutuhanku terpenuhi di panti asuhan ini
Waktu merambat dengan cepat
Dan bapak masih setia dengan becaknya

Tiba-tiba langit mendung
Mentari enggan memunculkan sinarnya
Suasana duka nestapa menghampiri desa itu
Pohon-pohon seakan terdiam layu
Namun wewangian bunga menebarkan aroma semerbak
Oooh.. ibu sepuh itu telah tiada
Beliau telah kembali ke haribaan Sang Pencipta
Laksana petir di siang hari
Lemah lunglai bapak dan ibuku mendengarnya

Mereka belum mampu membalas kebaikannya
Duka menggelayuti hatinya
Hanya doa dan doa serta persaksian mereka kepada Tuhannya
Atas kebaikan ibu sepuh itu..

Dan aku..
Aku di sini menangis..
Terbayang wajah ibu sepuh itu
Dan juga..
Becak bapakku..
Selamat jalan ibu sepuhku..

***

Kampung Dukuh, 21 Februari 2017