Beda Kopi Arab (Gahwa Arabi) dan Kopi Biasa

Di Saudi Arabia atau umumnya negara-negara Timur Tengah dan Jazirah Arab, kopi Arab atau Arabic coffee atau Gahwa Arabi adalah minuman yang disuguhkan dalam menyambut tamu atau istilah kerennya “welcome drink.” Gahwa Arabi ini adalah simbol dari kemurahan hati dan simbol keramahan orang-orang Arab dan hampir disetiap rumah keluarga Arab tersedia kopi Arab di dapur mereka.

Memuliakan tamu adalah kewajiban setiap Muslim, merupakan kebiasaan para nabi dan orang-orang sholeh, dan merupakan implementasi dari akhlaq karimah. Rasulullah, Shallallaahu’alaihi Wasallam, memerintahkan kepada kita yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan hari akhir, untuk berakhlak mulia yaitu diantaranya dengan memuliakan tamu.

Dari Abu Hurairah, Radhiyallahu’Anhu, Nabi, Shallallaahu’alaihi Wasallam, bersabda:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya” (Muttafaq ‘alaih) .

Setiap daerah, suku bahkan negara memiliki keunikan dan adat istiadat masing-masing. Seperti halnya dalam menyambut tamu pun masing-masing daerah bahkan negara memiliki ciri khas tertentu dalam menyambut dan menjamu tamu.

Selain sebagai minuman pertama yang disuguhkan saat menjamu tamu, bagi pencinta kopi, kopi Arab (Gahwa Arabi) ini juga menjadi minuman yang tersedia setiap harinya yang diminum saat sarapan atau sesudah sarapan atau minuman sore hari, bahkan diminum malam hari saat kumpul bersama keluarga.

Gahwa Arabi atau kopi Arab ini tersaji didalam sebuah termos khusus yang bentuknya menarik dan khas yang dinamakan “Dallah”, dengan cangkir-cangkir khusus atau disebut dengan nama “finjan gahwa” (cangkir gahwa yang berukuran kecil tanpa pegangan). Jadi meminumnya dalam keadaan panas atau hangat dan dilengkapi dengan kurma atau coklat atau makanan manis lainnya. Rasa gahwa itu sendiri agak pahit dan agak pedas, karena dicampur dengan kapulaga atau cengkeh atau saffron sehingga warna dan rasa memiliki khas tersendiri.

Kopi merupakan minuman yang berasal dari extraksi tumbuhan biji kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: قهوة‎ qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.

Beda kopi Arab (gahwa Arabi) dengan kopi lainnya, terlihat dari proses roasting-nya atau pemanggangannya (penggorengan tanpa minyak atau sangrainya). Proses roasting ini adalah proses yang paling penting dalam mempengaruhi komponen biji kopi melalui perubahan kimia dan secara fisik karakteristik, yang memberikan rasa khas dari kopi dan kadar kafein nya.

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa lebih proses roasting biji kopi yang berlebihan mengalami penurunan jumlah kafein dan kadar air didalamnya. Kopi Arab (gahwa Arabi) ini, warnanya memang coklat muda bahkan mendekati kuning tua. Hal ini dikarenakan proses pemanggangan yang hanya sebentar, sehingga asupan kafein dan airnya juga lebih tinggi.

Oleh sebab itu kopi Arab (gahwa Arabi) ini selalu dicampur dengan cardamom (kapulaga), kadang juga dengan cengkeh, saffron atau juga dengan jahe sehingga seperti jamu-jamuan yang berkhasiat untuk tubuh kita. Selama ini kapulaga dikenal sebagai salah satu jenis rempah-rempah yang bermanfaat sebagai bumbu dapur. Kapulaga banyak digunakan sebagai bumbu masakan Indonesia dan negara Asia lainnya. Kapulaga pun juga dikenal sebagai salah satu bumbu dapur termahal ketiga setelah saffron dan vanili.

Kapulaga seberang atau kapulaga sabrang (Elettaria cardamomum) adalah sejenis rempah yang penting untuk pelbagai jenis masakan di Asia dan juga banyak digunakan untuk bahan obat tradisional (jamu).
Kafein, berguna untuk mengaktifkan sistem saraf dan membantu melawan tantangan nafsu makan yang berlebihan, jadi bisa untuk menurunkan berat badan dan mengurangi nyeri otot.

Percampuran ini menghasilkan gahwa Arabi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, asal jangan diminum terlalu banyak. Bukankah segala sesuatu yang dikonsumsi terlalu banyak malah berubah menjadi penyakit?

Proses pembuatannya pun mudah, hanya dengan cara merebus air dan bubuk kopi. Setelah mendidih masukan bubuk kapulaga/ saffron/ jahe/ cengkeh, sesuai selera. Rebus dengan api kecil selama 15 menit, dan siap dihidangkan. Selamat mencoba.

2 komentar untuk “Beda Kopi Arab (Gahwa Arabi) dan Kopi Biasa”

  1. PAK djamil, saya pengen tau, di DAERAH arab ada buku buku tentang kopi juga GA?
    MANA tau kalau ada bisa jadi bahan referensi studi saya

Komentar ditutup.