Bisik Rindu di Multazam

Terdengar sayup-sayup lantunan zikir memuja-Mu
Kian lama kian menggema di dalam dada
Kala tenggelam dalam arus gelombang pusaran Ka’bah itu
Seiring jejak senja yang semakin hilang tenggelam
Begitu syahdu bersama doa-doa yang terus dipanjatkan

Semilir angin yang menerpa
Kian menambah khusyu’ku
Menggenapi thawafku
Hingga tujuh putaran itu

Ia terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah
Tempatnya selalu penuh sesak oleh orang-orang yang ingin bermunajat di sana

Ya… Multazam itu!
Tempat di mana seluruh doa akan dikabulkan dengan Kuasa Allah
Sumber sebuah energi positif yang dipancarkan dari Nabi Ibrahim,
pembangun Ka’bah ini.
Seolah mengalir,
bak energy gelombang elektromagnetik,
merasuk melewati urat nadi,
menyatu dalam butiran darah
Terus menembus,
menggetarkan tubuh dan kalbu orang-orang mu’min
Hingga mereka selalu rindu dan tak pernah jemu
untuk hadir dan kembali lagi ke sini

Suara itu semakin jelas di antara bisik dan isak tangis
Doa-doa pengharapan dan memohon ampunan
Menggapai, meremas, mendekap, hingga basah kain hitam itu
Oleh peluh penghambaan dan air mata rindu..

Kami rindu engkau ya Rabb…
Rindu bertemu dengan-Mu
Rindu bermuwajjahah dengan-Mu
Jika aku bisa bertemu Engkau di Surga-Mu
Maka perbaikilah akhlaqku, bersihkan hatiku, dan jaga diriku
Agar aku bisa kembali dalam keadaan suci saat pertemuan itu..

Aku tahu air mata ini tak kan cukup mewakili rasaku
Segalanya tertumpah lewat getar-getar asmaraku pada-Mu
Adakah kau terima pertobatanku?
Aku takut akan siksa-Mu
Aku takut kalau Kau campakkan aku…
Dekap aku wahai Kasihku…
Bimbing aku,
Beserta keluargaku, saudaraku, sahabatku,
dan seluruh umat Nabi Muhammad
Agar selalu tetap berada di jalan lurus-Mu

Terimalah dan kabulkanlah doa-doa kami,
Doa-doa mereka,
Yang berada di sudut multazam itu,
Yang sejurus dengan multazam itu,
Yang menengadahkan tangan,
Yang menunduk, menangis, tersedu,
Penuh pengharapan dan penyesalan

***
Makkah, Ramadhan 1437 H