Bisnis Rajut Plus Aksesoris dari Kawat dan Batu Alam

Banyak orang yang lebih senang kerja kantoran, menjalani rutinitas pergi pagi pulang petang, meniti karier dengan gaji yang tetap dan pasti per bulan. Persaingan yang ketat karena semakin banyaknya lulusan S1, S2, S3 yang ikut melamar pekerjaan tentunya membuat sebagian orang tersisih, tidak terpilih. Tetapi apakah kita akan menjadi seorang pengangguran dan menjadi beban keluarga tanpa penghasilan? Tentu tidak ada yang memiliki cita-cita sebagai seorang penganggur. Aas Hasanah (42) wanita yang tergerak untuk membuka lapangan pekerjaan bisnis rajut dan aksesoris khususnya bagi ibu-ibu dan remaja putri di lingkungan sekitarnya memiliki cita-cita mulia yaitu ingin mengurangi angka pengangguran paling tidak di masyarakat tempat dia tinggal.

Wanita yang tinggal di Tambun Utara ini memang memiliki hobi melukis dan ketrampilan tangan. Dari hobinya itulah dia belajar merajut membuat tas, sepatu, membuat pakaian dengan aksesoris yang disulam, membuat mukena, hingga membuat aksesoris berbahan batu alam dan kawat. Aas merintis usaha rajut sejak hampir 7 tahun lalu. Modal awal dari tabungan sendiri, dan pembelinya pun awalnya hanya dari teman dan keluarga sendiri. Karena kerja kerasnya, serta terus berlatih segala macam desain, bisnisnya pun sedikit demi sedikit berkembang. Promosi dari mulut ke mulut membuat produknya yang diberi merk dagang “Hasanah Macrame” menjadi semakin dikenal.

Dalam menjalankan wirausaha yang membutuhkan kreativitas seni dan ketrampilan tangan ini, Aas dibantu tenaga ibu-ibu di sekitar rumah, sesuai dengan motivasi awalnya. Bahkan Aas sudah beberapa kali diminta untuk mengisi pelatihan ibu-ibu dari rumah zakat, khususnya ibu-ibu janda agar mereka punya ketrampilan yang bisa mendukung kebutuhan ekonomi keluarga.

Pelatihan ibu-ibu di rumah zakat

 

Aas dalam program UMKM Bekasi, mengajarkan ibu-ibu di lingkungan Kintamani

Selain memberikan pelatihan gratis, Aas juga menyediakan kursus berbayar sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Selama ini memang Aas memprioritaskan pemberdayaan ekonomi melalui ketrampilan khususnya kepada para janda dan kaum dhuafa, juga merekrut mereka sebagai tenaga bantuan bila Aas menerima pesanan atau untuk stock dagangan. Mereka biasanya menerima tugas dan desain yang sudah ditetapkan dan bisa mengerjakannya di rumah masing-masing.

Tas rajut karya Aas

Meskipun ketrampilannya hanya dari belajar sendiri, namun berbagai jenis tas rajut maupun sepatu hasil rancangannya sudah banyak. Baik tas maupun sepatu rajut membutuhkan waktu pengerjaan sekitar seminggu. Sepatu banyak dikerjakan oleh teman-teman Aas di Bogor. Desain umumnya dari Aas, tetapi kadang juga Aas menerima masukan  dari mereka sehingga variasi buatannya terus berkembang. Tas rajut dijual di kisaran harga Rp 300 ribu, sementara untuk sepatu rajut di kisaran harga Rp 140 ribu.

Tidak hanya itu, Aas pun membuat aksesoris dari bahan kawat, manik-manik, bunga kain, mutiara, dan batu-batu alam berbagai warna. Bahan-bahan ini dirangkai dan dibuat menjadi kalung, cincin, gelang, dan bros yang unik. Harga jualnya sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 125 ribu. Karya-karyanya menyasar anak-anak hingga ibu-ibu. Berkat keahlian menjahit dan menyulam, Aas juga membuat mukena, jilbab, kaos-kaos yang dihias sulaman cantik.

Bros kombinasi kawat, mutiara, bunga kain, dan batu alam

 

Kalung dari kawat dan manik-manik

 

Salah satu karya sulaman di atas kaos

Aas pun memberi tips kepada pembaca aMuslima yang tertarik untuk membuka usaha ketrampilan tangan/craft untuk tetap semangat dan terus berlatih, sehingga dapat memberikan hasil yang semakin baik, berkualitas, dan memiliki daya jual yang tinggi.