Cara Mudah Menstimulasi Bayi untuk Merangkak

Merangkak merupakan salah satu tahapan penting yang dilalui dalam tumbuh kembang bayi. Ini merupakan tahapan tumbuh kembang antara fase duduk dan berjalan. Meski setiap anak mengalami fase tumbuh kembang yang berbeda-beda namun pada umumnya bayi merangkak pada usia enam hingga tujuh bulan.

Merangkak bukan hanya menandai tumbuh kembang bayi namun juga berkaitan erat dengan pertumbuhan fisik dan otak anak. Oleh karena itu ketika bayi belum bisa merangkak di usia ideal itu, banyak orang tua yang dilanda kecemasan dan diliputi tanda tanya dalam benak mereka apakah ada masalah dengan tumbuh kembang buah hati mereka.

Ketika orang tua berada dalam situasi seperti akan lebih baik mencari penyebab anak belum bisa merangkak di usia seharusnya. Setelah diketahui penyebabnya orang tua bisa membantu anak agar bisa mencapai tahapan tumbuh kembang yang semestinya.

Pediatrik Okupasi Terapi yang juga pemilik pusat terapi bagi anak berkebutuhan khusus Budi Center Pediatric Solo, Tri Budi Santoso, mengatakan bayi yang tidak punya gangguan patologis tapi hanya gangguan perkembangan maka bayi bisa dilatih dengan merangsang mereka agar mau merangkak. Perlu tidaknya rangsangan tersebut disesuaikan dengan usia pertumbuhan bayi.

Budi yang baru saja meraih gelar PhD bidang okupasi terapi di Tokyo Metropolitan University, Jepang, menyarankan agar orang tua memfasilitasi tumbuh kembang anak sesuai dengan perkembangan motorik anak. Menurut Budi berikut beberapa cara untuk membantu anak merangkak:

1. Fasilitasi Ketika Anak Mau Bergerak

Jangan hambat anak untuk bergerak, jangan terlalu banyak digendong dan orang tua jangan terlalu protektif. Ketika orang tua terlalu proktektif hal tersebut bisa menghambat gerak anak. Gelar matras dan biarkan anak bergerak dengan leluasa.

2. Latih Kekuatan Otot

Landasan bayi merangkak adalah otot-otot yang melawan gravitasi atau sering disebut sebagai otot antigravitasi seperti otot dasar panggul, otot diafragma, otot punggung bagian belakang, otot kepala, otot bahu dan otot leher. Otot antigravitasi diperlukan untuk mobilitas mulai dari berguling, duduk, merangkak, berdiri dengan dua lutut sampai berdiri, meloncat, berlari dan sebagainya.

Otot-otot antigravitasi tersebut harus dikuatkan secara keseluruhan. Latih bayi menekuk lutut lalu diluruskan kembali dan lakukan gerakan seperti mengayuh sepeda untuk menguatkan tungkai atas dan sendi panggul. Penguatan otot lengan dan sendi bahu bisa dilatih dengan menggerakan tangan bayi ke atas dan ke bawah dan gerakan silang.

Penguatan sendi panggul bisa dilakuan dengan memosisikan bayi tengkurap dan ibu duduk di belakang bayi lalu angkat pelan panggul bayi ke posisi merangkak kemudian tarik ke dalam dan keluar. Bantu bayi mendorong kaki secara bergantian.

3. Taruh Mainan Kesukaan untuk Diraih

Apabala otot-otot antigravitasi sudah kuat, bayi bisa dirangsang merangkak dengan menggunakan mainan yang ditaruh di depannya untuk menarik perhatian bayi bergerak mengambil mainan tersebut. Anak akan termotivasi bergerak ketika melihat mainan yang bisa bergerak, berbunyi, berwarna terang, bercahaya dan menggelinding.