Cinta Berpadu di Pusaran Ka’bah

 

Kau begitu anggun dengan jubah hitam-mu
Kokoh berdiri menghadapi gelombang jutaan umat manusia
Bahkan pasukan bergajah sekalipun takkan sanggup merobohkanmu

Rintihan yang kau tampung di sudut hajar aswad-mu itu,
Diiringi kecupan penuh cinta…
Serta lambaian penghormatan di setiap kali tujuh putaran
Dan doa-doa yang dipanjatkan sejurus dengan multazam,
Telah menjadi saksi bahwa kau tetap bukan pemberi manfaat atau mudharat

Kau adalah lambang sebuah kewibawaan pemersatu umat
Dan bukanlah sesembahanku
Karena hanya Allah-lah yang pantas dan layak aku sembah

Kau hanyalah penyampai sebuah pesan moral,
Pusat berkumpulnya hati menuju satu cinta
Cinta pada Sang Khaliq
Cinta para makhluk yang kian berpadu di kaki Ka’bah itu…

Kharisma-mu menjadi jalan bagi pencapaian sebuah keinginan,
Keinginan mempersatukan umat berlainan suku dan ras pada satu titik
Titik rasa kasih dan sayang bersama meraih ampunan dan Ridho-Nya

Semoga kelak engkau bisa menjadi saksi perjalanan hamba-hamba Allah
Yang ingin semakin dekat dengan Rabb-nya
Menjadi mata bagi setiap hamba yang merindu perjumpaan dengan Khaliq-nya
Menjadi telinga bagi insan yang memekikkan suara hatinya
Dan menjadi tangan untuk merangkul memasuki Jannah Firdaus-Nya

Tetaplah engkau disana
Menanti datangnya mereka yang rindu beribadah di sekeliling-mu
Sampaikanlah isak tangisnya…
Sampaikanlah doa-doanya…
Sampaikanlah kisah ibadahnya…

Dan tetaplah tegar
Dengan haibah-mu itu
Yang tak lekang di telan zaman…
Dan tak goyah di hempas waktu…
Tetap memberi semangat Taqarrub ilallah pada para pendamba setia-mu

Makkah, Sya’ban 2015

*Diambil dari buku kumpulan Puisi “Ku Ingin Menciummu” by: Maymunah M. Noor