Ini Dia Tempat Wisata di Kota Lawang, Malang (Bagian 1)

Kalau anda sudah pernah menjejakkan kaki di Kota Malang, apalagi di daerah Batu, Jawa Timur, maka kesan pertama yang akan muncul adalah udaranya yang sejuk serta pemandangannya yang asri dan indah. Di sini saya akan mengajak anda untuk memasuki sebuah daerah yang menjadi pintu masuk Kota Malang, bernama “Lawang”. Ya, Lawang yang dalam Bahasa Jawa berarti pintu, dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai pintu masuk/gerbang menuju Kota Malang. Kota Lawang adalah sebuah kota kecamatan, tepatnya 19 km di sebelah utara Kota Malang. Kota yang tak kalah asri dan sejuk, karena letaknya di kaki pegunungan.

Yuk ikuti penemuan menarik saya dari hasil jalan-jalan di Kota Lawang. Beberapa lokasinya bisa menjadi destinasi wisata yang sangat menarik yang dapat anda kunjungi.

1. Gunung Arjuna

Gunung Arjuna nampak dari kejauhan

Kota Lawang berada di kaki Gunung Arjuna. Saat memasuki Kota Lawang, dari arah Jakarta, dari atas fly over kita akan dapat menikmati pemandangan Gunung Arjuna. Katanya, kalau kita sudah melihat Gunung Arjuna, itu artinya kita sudah memasuki Kota Lawang. Karena letaknya di kaki gunung, tidak mengherankan jika udaranya terasa sejuk dan nyaman. Apalagi jika kita melihatnya dari sebuah kebun teh di daerah Wonosari, Lawang, Kebun Teh Wonosari.

 

Kebun teh Wonosari, Malang

Bagi anda penggemar teh, tentu akan semakin asyik jika saat menyeruputnya anda juga bisa sambil menghirup kesegaran alam dengan aroma daun teh asli.
Di sini pandangan kita akan dimanjakan dengan hijaunya pucuk-pucuk daun teh yang menyebar di area perkebunan.

Penginapan di area perkebunan

Sekiranya anda merasa belum cukup jika sekedar duduk-duduk santai, tersedia juga penginapan-penginapan di area perkebunan. Sambil menikmati indahnya pemandangan alam dan merasakan dinginnya udara malam, bercengkerama bersama keluarga. Sehingga anda bisa berlama-lama merasakan sejuknya udara dari kepenatan rutinitas sehari-hari.

3. Pasar Lawang

Pasar Lawang

Bagi anda yang suka berbelanja sayur atau buah di supermarket. Tidak ada salahnya kalau kali ini kita berburu sayur dan buah di pasar tradisional ini. Sayur mayur dan buah-buahan yang masih segar dan hijau-hijau yang kebanyakan baru didatangkan dari kebun-kebun desa yang baru dipetik, membuat kita rasanya ingin membeli semuanya :D. Selain sayur dan buah, berbagai kebutuhan rumah tangga juga banyak tersedia di sini.

Aktivitas Pasar Lawang

Bagi saya, denyut nadi Kota Lawang ada di pasarnya. Geliatnya bisa kita rasakan sejak menjelang fajar. Pasar yang selalu ramai dikunjungi baik oleh penduduk Lawang sendiri ataupun daerah-daerah sekitarnya, bahkan juga wisatawan mancanegara. Letaknya di Jl. Raya Thamrin, Lawang. Jam operasionalnya terbagi dua. 16 jam untuk yang di dalam bangunan pasar (mulai pk. 04.00-20.00). Sedangkan yang di luar bangunan pasar, selama 24 jam. Aktivitasnya tak pernah berhenti. Kalau tengah malam kita merasa lapar, tak perlu takut buat keluar malam, warung-warung makan masih banyak tersedia.. 

4. Bangunan-Bangunan Peninggalan Kolonial Belanda

Hotel Niagara

Di sebelah Utara pasar terdapat Hotel Niagara yang menjadi icon Kota Lawang. Hotel ini sudah ada sejak tahun 1918. Saat itu Hotel Niagara menjadi bangunan tertinggi di Lawang dengan konstruksinya yang unik dan antik. Arsiteknya Fritz Joseph Pinedo, seorang pria berdarah Brasil yang tinggal di Indonesia pada masa pendudukan Belanda. Hotel tersebut masih difungsikan hingga saat ini, jika anda berminat untuk menginap di sana, anda bisa menuju ke Jl. Dr. Soetomo No. 63.

Griya Bina

Berikutnya ada bangunan Griya Bina, letaknya di sebelah Barat Pasar Lawang, tepatnya di Jl. Monginsidi, dengan jendelanya yang besar dan atapnya yang tinggi, serta halamannya yang luas. Tempat ini masih difungsikan hingga sekarang, baik untuk pertemuan ataupun acara pesta pengantin.

Stasiun Lawang

Bangunan yang tidak kalah menariknya adalah Stasiun Lawang, yang lokasinya berada di sebelah selatan Pasar Lawang. Bangunan ini sudah ada sejak zaman Belanda, sebagai transportasi arah Malang-Surabaya.
Berdiri sejak tahun 1887, bisa dianggap stasiun ini adalah bangunan tertua di Kota Lawang (berusia 130 tahun). Dan masih difungsikan hingga saat ini.

Kompleks polisi militer

Ada pula gedung kompleks Polisi Militer, yang terletak di Jl. Ahmad Yani.

Serta masih ada pula rumah-rumah penduduk yang konstruksi bangunannya masih tetap sejak zaman pendudukan Belanda. Sekalipun ada beberapa di antaranya yang memang sudah tidak terawat lagi.

5. Masjid Jami’ Babussalam

Masjid Jami’ Babussalam

Dikatakan Masjid Jami’ karena masjidnya yang besar dan megah. Sekalipun letaknya bukan di pinggir jalan raya, tapi masjid ini setiap minggunya selalu penuh sesak oleh jamaah pengajian. Desainnya yang cukup cantik nampak teduh dipandang mata.

Ruangan dalam masjid Jami’ Babussalam

Oh iya, mungkin anda pernah mendapat broadcast tentang seorang pria di daerah Malang, yang wafat saat sujud?.. Nah, di masjid inilah tempat di mana pria itu mendapatkan kemuliannya dipanggil oleh Allah SWT pada saat ia sedang berpasrah diri kepada Penciptanya.

6. Pondok Pesantren Darunnasyi’ien

Pondok Pesantren Darunnasyi’ien

Pondok ini terletak di sebelah Timur Pasar Lawang, tepatnya di Jalan Pandowo. Pondok ini menjadi fenomenal karena pondok ini adalah pondok tertua di daerah Lawang, didirikan sekitar tahun 1940 oleh Ustadz Muhammad Ba’abud (alm). Ada beberapa sekolah pada masa itu, tapi Pondok Darunnasyi’ien inilah yang masih tetap eksis dan terus bertahan hingga sekarang.

Pondok ini dikhususkan untuk santriwan (santri laki-laki) dengan kapasitas terbatas yaitu sekitar 250 santri. Banyak para tokoh alim ulama yang telah dilahirkan dari pondok ini, yang telah menyebar ke seluruh pelosok tanah air.

7. Pabrik PT. Otsuka Indonesia

Pabrik PT. Otsuka Indonesia

Pabrik PT. Otsuka Indonesia didirikan pada tahun 1975 di Jl. Sumber Waras no. 25. Berdiri di atas tanah seluas 40.000 m2. Dari Pasar Lawang, kita mengambil arah Selatan. Awalnya semua bahan produksi mengimpor dari Jepang, namun berikutnya untuk memenuhi kebijakan pemerintah agar memproduksi obat-obatan secara lokal, Pabrik Otsuka melakukan serangkaian penelitian di daerah tersebut. Lalu ditemukanlah sumber mata air alam yang bersih di kaki Gunung Arjuna yang terbukti ideal sebagai bahan dasar untuk produk cairan infus yang telah banyak digunakan di seluruh Indonesia, bahkan juga mancanegara.

Selain keberhasilannya di bidang farmasi dan peralatan medis, PT. OI memasuki usaha di bidang konsumen yaitu dengan memunculkan produk minuman isotonic (Pocari Sweat) sebagai minuman yang dapat mengganti cairan tubuh yang hilang.

8. Wisata Air (Pemandian)

Wisata Air Polaman

Wisata air Polaman

Kalau dari Pasar Lawang, posisinya berada di arah Barat. Tepatnya di Jl. Indrikilo, Dusun Polaman, Desa Kalirejo, Lawang. Berada di tepi jalan, sehingga mudah dijangkau. Sumber mata airnya berasal dari Gunung Arjuna. Airnya sangat jernih dan sejuk, tak heran jika tempat ini menjadi tempat pemandian yang masih sering dikunjungi.

Tempat wisata air (pemandian) ini, konon adalah tempat pemandian dan peristirahatan raja-raja Kediri dan Majapahit saat melakukan perjalanan ke kerajaan Singasari, Gunung Arjuna, atau Gunung Kawi.

Ada 3 kolam besar yang dapat dijadikan tempat pemandian dan sebuah kolam ikan, terdapat ikan ‘wader’ yang sangat disakralkan. Karena ikan wader di Polaman ini dipercaya muncul dari dalam tanah mengikuti aliran air dari sumbernya. Untuk masuk ke dalamnya, cukup membayar Rp. 2000 sudah termasuk biaya parkir.

Wisata Air Krabyakan

Wisata air Krabyakan

Terdapat di desa Sumber Ngepoh, Lawang. Kalau dari Pasar Lawang, kita mengambil arah ke Timur.
Dalam perjalanan menuju lokasi, kita akan dihibur oleh hijaunya pemandangan alam di sisi-sisi jalan. Serta jalannya yang agak menanjak. Saat tiba di lokasi, untuk biaya parkir motor, cukup membayar Rp. 2000.

Cuaca mendung sore itu menambah teduh suasana di lokasi pemandian. Untuk biaya masuk, kami (saya dan keponakan) dikenakan biaya Rp. 5000/orang. Untuk dapat menikmati kesegaran air di kolam yang nampak jernih dan sekelilingnya masih nampak asri. Ada beberapa kolam kecil yang berisi ikan-ikan terapi. Kalau anda ingin menikmati sensasi dari ikan-ikan terapi ini, anda cukup mengeluarkan kocek sebesar Rp. 3000 saja.

Ada juga tempat pemandian dengan air pancuran. Tersedia pula wisata air semacam perahu bambu dan sepeda air. Serta kolam-kolam ikan yang sangat jernih airnya. Kemudian ada pula beberapa warung di daerah sekitar yang menyediakan makanan jika perut terasa lapar.

Namun, aparat setempat perlu melakukan pembenahan lagi agar wisata air ini semakin dikenal hingga menjadi destinasi wisata yang cukup menarik minat para pengunjung.

9. Pemakaman Sentong

Pemakaman Sentong

Pemakaman ini terletak di daerah Turirejo, Lawang, yaitu arah Timur dari pasar Lawang. Sudah ada sejak tahun 1923. Yang kemudian menjadi wilayah Sentong Lama. Selanjutnya pada tahun 1977 didirikan pula Sentong Baru di daerah Wonorejo (yang bersebelahan dengan desa Turirejo). Adanya pemakaman ini menunjukkan bahwa masyarakat Cina Tionghoa sudah ada sejak zaman pendudukan Belanda di Indonesia.

10. Agro Tawon Wisata Petik Madu

Agro tawon wisata petik madu

Letaknya sekitar 1 km di sebelah Selatan dari Pasar Lawang. Berada di Puri Kencana, Jl. Dr. Wahidin 8, Desa Bedali, Lawang. Sesuai namanya, obyek wisata ini juga merupakan tempat untuk memelihara dan mengembangbiakkan tawon atau lebah, yang menghasilkan madu murni yang sangat lezat dan baik untuk kesehatan tubuh. Jenis produk yang dihasilkan tidak hanya madu saja, tetapi juga ada bee pollen, propolis, dan royal jelly.

Jam buka Agro Tawon Wisata Petik Madu mulai pukul 08.00-15.00 WIB, dan tidak dikenakan biaya masuk, alias gratis. Pengunjung wisata ini tidak hanya wisatawan domestik, namun juga wisatawan mancanegara.

Wisata ini merupakan wisata edukasi, karena saat kami tiba di lokasi, ternyata di sana juga sedang berlangsung sebuah presentasi untuk memperkenalkan tentang lebah kepada para peserta, beserta madu yang dihasilkannya. Bahkan di sana, para pengunjung juga bisa berkenalan langsung dengan lebah, secara aman tanpa kuatir disengat. Sungguh sebuah wisata yang sangat menarik, tak lupa kami pun membeli madu lengkap dengan khasiat yang terdapat di dalamnya, serta sebuah pernak pernik lucu khas Argo Tawon.