Kapan Engkau Turun Ya Allah….

 

Di Bumi Arafah
Seketika aku tersadar
Akan imanku yang begitu rapuh
Yang kerap menggoyahkan jiwa dan ragaku
Aku terhanyut dalam kenikmatan duniaku
Aku merana akibat dosa-dosaku

Aku malu padamu ya Allah…
Aku malu…
Malu akan semua kelalaianku…
Malu akan ingkar nikmatku kepada-Mu

Izinkan aku datang pada-Mu ya Allah…
Aku ingin datang!
Di Bumi Arafah-Mu ini
Menghiba akan kemurahan-Mu
Memohon akan ampunan-Mu

Di sini…
Di Bumi Arafah ini…
Di antara bukit-bukit batu
Di atas gurun-gurun tandus
Sejauh mata memandang,
Jutaan manusia bertebaran dengan memikul beban dosa mereka
Dan jutaan malaikat disebarkan untuk menyiraminya dengan keberkahan

Tampak olehku layaknya sebuah padang Mahsyar…
Tempat dimana kami nanti akan dibangkitkan
Di sini kami masih bisa berteduh,
Merasakan kehangatan bersama keluarga
Beralaskan permadani yang membuat kami nyaman…

Tapi kelak di padang Mahsyar nanti tanpa alas dan tenda
Kami pun tak lagi bersama sanak saudara, hanya sendiri…
Sibuk menghitung amal kami selama di dunia

Ya Allah…
Aku takut…
Aku takut jika Kau tak ampuni aku,
Aku takut jika Engkau tak Ridho padaku,
Aku takut jika Kau tak berikan Kasih Sayang-Mu itu…

Sementara di hari ini Kau banggakan kami di hadapan para Malaikat-Mu
Dan di hari ini pintu-pintu langit itu terbuka…
Menyambut sekumpulan hati kami yang ingin kembali suci
Melunturkan segala khilaf dan dosa

“Kapan Engkau turun ya Rabb?…”
Turun di tengah-tengah kami…
Mendengar zikir kami seperti zikirnya bukit-bukit batu itu,
Menjawab tasbih kami seperti tasbihnya burung-burung
yang beterbangan di sekeliling kami

Mengampuni dosa-dosa kami yang begitu banyak
seperti banyaknya butiran kerikil di padang ini
Memeluk diri kami dengan kelembutan-Mu yang Maha Luar Biasa itu
Yang akan membuat pekik haru kami semakin tak tertahankan,
“Aku rindukan Engkau ya Allah…..”
“Aku rindukan Engkau…”

Ya Rabbi…
Kami makhluk yang lemah dan tak berdaya di antara tumpukan dosa,
Kami makhluk yang selalu berbuat aniaya kepada hamba-hamba-Mu yang shalih
Kami makhluk sombong yang hanya punya nyali sebesar gumpalan kapas,
Yang akan dengan mudah terhempaskan dengan badai ketika
‘Kun Fayakun-Mu’ berkehendak
Ooh… sebongkah rindu ini semakin menggelora kepada-Mu

Andai di hari ini Kau panggil kami kepangkuan-Mu
Aku ikhlas…
Karena saat ini aku tengah merasakan kebahagiaan,
Indahnya karunia bersama-Mu
Merasakan manisnya iman,
Bermahabbah dengan-Mu…

Namun jika Engkau masih menakdirkan kami kembali,
Maka, jadikanlah kami hamba yang lebih berarti sebagai hamba-Mu
Yang selalu ingin lebih dekat lagi kepada-Mu
Ini pintaku ya Allah, ini pintaku…

Ke sini kami datang,
Menggenggam sebuah harapan:
“Menikmati perjumpaan dengan-Mu…”
Di sini…
Di padang Arafah ini…
Di bawah kaki langit
Yang kesemuanya bergetar mengiringi talbiyah kami…

لبيك اللهم لبيك, لبيك لا شريك لك لبيك, ان الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang.
Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu…”

***
Bumi Arafah, 1431 H
Wukuf, 15 November 2010