Ketika Daycare Jadi Pilihan, Jelilah Memilihnya

Pengasuhan anak menjadi permasalahan serius yang kerap dialami ibu bekerja terutama bagi mereka yang memiliki balita. Apalagi bagi keluarga baru yang hidup jauh dari keluarga besar mereka. Solusinya mereka pun banyak yang memilih daycare untuk mengasuh si buah hati. Nah ketika daycare jadi pilihan, jelilah memilihnya.

Saat ini mencari pengasuh untuk menjaga anak di rumah yang bisa dipercaya dan mampu bekerja dengan baik terbilang gampang-gampang susah. Kalaupun mendapatkan pengasuh belum tentu bertahan lama. Selain itu munculnya sejumlah kasus pengasuh yang melakukan kekerasan terhadap balita yang mereka jaga mencuatkan kekhawatiran tersendiri bagi para orangtua.

Berbagai kondisi itu lantas membuat kebanyakan orangtua yang keduanya bekerja menjatuhkan pilihan menitipkan anak di daycare atau tempat penitipan anak selama mereka bekerja. Selain praktis, menitipkan anak di daycare sekaligus bisa membuat anak belajar banyak hal termasuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Namun orangtua perlu berhati-hati dan jeli memilih daycare agar anak mendapatkan pengasuhan yang baik dan tepat.

Menitipkan anak di daycare menjadi pilihan Tari, 34, ibu dari Arfa. Tari yang kesehariannya bekerja di sebuah NGO yang berkantor di Jakarta tak memiliki sanak saudara yang bisa dititipi untuk menjaga Arfa dan kesulitan mencari pengasuh anak.

Tari dan suaminya yang bekerja di salah satu majalah nasional pun memutuskan menitipkan Arfa di daycare. Tari mengaku sekarang lebih nyaman menitipkan Arfa di daycare daripada memperkerjakan asisten rumah tangga. “Di daycare anak jadi lebih mandiri dan gampang bersosialisasi dibandingkan diasuh asisten rumah tangga di rumah,” ujar Tari kepada aMuslima.

Perempuan berkaca mata ini mengaku sangat berhati-hati ketika memilih daycare yang pas. Beberapa pertimbangannya ketika memilih daycare antara lain kondisi lingkungan, kinerja pengasuh dan biaya yang terjangkau. “Bagi saya yang terpenting adalah tempatnya harus bersih dan guru atau pengasuhnya juga harus dekat dengan anak-anak. Biayanya juga yang terjangkau,” jelasnya.

Meski ditangani orang-orang profesional di daycare, Tari mengaku selalu memantau perkembangan Arfa setiap hari. Selain aktif bertanya langsung kepada pengasuh Arfa, Tari juga memantau perkembangan anak semata wayangnya melalui buku harian yang digunakan sebagai media komunikasi antara guru pengasuhnya dengan orangtua.

Menurut Tari sangat penting menjalin komunikasi yang baik dengan pengasuh karena mereka yang membimbing dan menjaga anaknya selama dia bekerja.

Menitipkan anak di daycare juga menjadi pilihan Eni, 33, ibu dari Zaky, Shofiyya dan Hakim. Perempuan berkulit putih yang bekerja di majalah anak dan remaja muslim di Solo tersebut mengaku awalnya memiliki asisten rumah tangga yang menjaga anak-anaknya. Namun sang pengasuh sering izin sakit hingga akhirnya meminta berhenti dengan alasan merawat cucu.

Eni dan suaminya yang bekerja sebagai guru mengaku sangat jeli saat memilih daycare. “Kami memilih daycare terpercaya yang jadi langganan dari anak pertama. Kebetulan daycare-nya milik teman sendiri jadi lebih tenang,” ujar Eni.

Pertimbangan jarak lokasi daycare, kinerja pengasuh serta pola pengasuhan Islami juga menjadi pertimbangan Eni ketika memilih daycare untuk ketiga buah hatinya. “Daycare yang kami pilih dekat dengan rumah, perjalanan hanya dua menit. Pengasuhnya juga sabar dan anak mendapatkan penanaman nilai-nilai Islam sejak dini,” kata Eni yang mengaku memantau perkembangan anak-anaknya selama di daycare melalui grup whatsapp dan komunikasi dengan para pengasuh anaknya.

1 komentar untuk “Ketika Daycare Jadi Pilihan, Jelilah Memilihnya”

  1. Assalamualaikum, apakah boleh di share Day caRe yang rekomended berbasis islAmi di daerah jakarta. Terima kasih
    Wassalamualaikum

Komentar ditutup.