Ketika Keputusan Berhijab Ditentang Keluarga

Berhijrah menjadi muslimah yang lebih baik tak selalu mendapatkan dukungan dan apresiasi yang baik dari orang lain. Ini pula yang dialami Fathia, 42, ketika awal mula memutuskan berhijab syar’i. Fathia menghadapi tentangan dari ayahnya dan dihujani cibiran oleh keluarga besarnya.

Setelah rajin membaca sejumlah buku mengenai kewajiban muslimah untuk berhijab, hati Fathia tergerak dan akhirnya memutuskan mengenakan hijab. Saat itu usianya 20 tahun dan hidup di Jakarta. Keputusannya ini rupanya tidak disambut baik oleh keluarganya terutama ayahnya. Apalagi saat kali pertama berhijab Fathia mengenakan pakaian syar’i, berhijab panjang, mengenakan kaos kaki dan tidak mau bersalaman dengan laki-laki.

Perubahan drastis yang dilakukan Fathia membuat kaget keluarga besarnya mengingat dia merupakan orang pertama dalam keluarga besarnya yang mengenakan hijab. Saat itu pun masih jarang muslimah di Indonesia yang berpakaian dan berhijab syar’i. Baginya tentangan dari keluarga sangat berat dihadapinya.

Sebutan “aneh” dan berbagai komentar yang menyakitkan hati meluncur dari saudara-saudara ayahnya bak desingan peluru yang menghujam hati Fathia. “Ada yang berkomentar saya ikut jamaah inilah, saya ekstrim lah dan sebagainya. Komentar mereka saat itu sangat menyakiti hati saya, tapi saya hanya bisa diam,” cerita Fathia kepada indo.amuslima.

Penerimaan yang tidak baik terhadap diri Fathia yang berhijab berlangsung selama bertahun-tahun. Bahkan komentar buruk mengenai dirinya masih berlanjut saat dia sudah menikah dan memiliki dua anak. Hati Fathia terasa lebih tenang ketika tidak lagi mendengar cibiran dari saudara-saudaranya ketika ikut suaminya tinggal di Riau.

Namun pada 2004 ketika kembali ke Jakarta Fathia masih saja diusik dengan komentar menyakitkan dari saudara-saudara ayahnya karena hijab panjangnya. “Saat itu saya akhirnya angkat bicara menjawab komentar mereka bahwa saya berhijab seperti ini karena pilihan dan keyakinan saya menjalankan perintah Allah SWT,” kisahnya.

Sejak saat itu komentar menyakitkan dari saudara-saudara ayahnya terutama dari para tantenya lambat laun berkurang. Bahkan sekarang tante-tantenya justru menggunakan hijab panjang dan menyadari apa yang dilakukan Fathia sesuai dengan ketentuan di Alquran dan hadist.

Fathia mengaku menjalani proses yang panjang dalam memperbaiki pemakaian hijab. Ibu empat anak ini bercerita pada awalnya dia berhijab dengan panjang dibawah dada. Dia pernah mencoba mengenakan hijab yang disematkan di dada. Tapi hatinya tidak sreg lalu dia kembali memperbaiki penampilan hijabnya dengan mengenakan hijab yang panjangnya hingga di bawah perut.

Lalu Fathia memakai hijab yang panjangnya menutupi pantat dan sekarang panjang hijabnya sampai betis kaki. “Saya tidak serta merta langsung memakai hijab panjang. Ada proses panjang yang dilalui,” kata Fathia.

Saat ini Fathia mencoba istikomah menggunakan pakaian syar’i dan hijab syar’i berwarna hitam. Dia memilih hitam karena warna hitam disunahkan Rasulullah SAW. “Sebelumnya saya juga mengenakan pakaian dan hijab syar’i yang berwarna dan dihias bordir, tapi kemudian saya takut ujub dengan penampilan seperti itu. Akhirnya saya memutuskan memilih warna hitam untuk dipakai sehari-hari,” ujarnya.

Fathia berharap apa yang dialaminya tidak menimpa muslimah lainnya yang ingin berhijrah menaati perintah Allah SWT untuk berhijab sesuai syariat Islam. Seperti diserukan Allah SWT dalam surat An-Nur ayat 31 dan surat Al-Ahzab ayat 59.

Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya. (An-Nur:31)

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Al-Ahzab: 59)

Fathia juga berharap tidak ada lagi penghakiman terhadap orang-orang yang berhijrah menjalankan perintah Allah dan syariat Islam. Bagi para muslimah Fathia berpesan berilmulah sebelum beramal dan istikomahlah serta bergaullah dengan teman yang soleha karena agama seseorang diatas agama teman karibnya.