Ladang Pekerjaan dan Pahala bagi Muslimah

Tidak sulit bagi seorang muslimah mencari pekerjaan yang halal sekaligus mendatangkan pahala baginya karena Allah SWT sangat sayang kepada kaum wanita. Apakah sebenarnya tanggung jawab seorang wanita? Jawabannya adalah rumah tangga mereka.

home
Rumah tangga menjadi dimulainya sebuah cerita

Bagi wanita yang sudah berumah tangga, tentu wajib mengurusi rumah dan seisinya dengan baik. Wanita memang sudah memiliki naluri dalam mengurus keluarga dan pekerjaan rumah tangga. Bagaimana bagi wanita yang belum berumah tangga? Mereka memiliki lebih banyak ruang dan waktu untuk memperbanyak tabungan pahalanya, seperti belajar ilmu agama maupun keterampilan lain yang   bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sehingga waktunya selalu diisi dan disibukkan dengan hal yang positif serta banyak faedahnya baik untuk diri sendiri maupun masyarakat.

Nah, banyak sekali pekerjaan dan ladang pahala yang bisa dimanfaatkan seorang wanita. Berbeda dengan kaum lelaki yang mempunyai kewajiban mencari nafkah. Islam memang sudah menetapkan hak dan kewajiban suami dan istri sehingga dapat membangun rumah tangga yang sakinah mawadah dan warohmah. Suami mencari nafkah dan istri mengurus rumah serta bersama-sama mendidik anak dengan segala cara kasih sayangnya.

Namun bukan berarti wanita yang tinggal di rumah itu pengangguran, banyak sekali pekerjaan yang dilakukan di dalam rumah. Selain bekerja mentaati dan melayani perintah suami serta mendidik anak-anak ada juga pekerjaan yang butuh penanganan dan pengaturan oleh wanita misalnya, mengatur dan menjaga seisi rumah beserta isinya dan penghuninya dengan sebaik mungkin sehingga semua merasa aman, damai dan nyaman. Bila perasaan nyaman dirasakan anak sejak dalam kandungan hingga dewasa, maka dia merasa memiliki seorang ibu yang menjadi curahan hati dan belahan jiwanya. Sungguh semua ini pekerjaan sulit yang mulia dan berpahala di sisi Allah’Azza wa Jalla.

Namun ada situasi dan kondisi yang menuntut wanita harus mencari nafkah di luar rumah, hal ini memang banyak terjadi dimanapun. Tidak mengapa, asal wanita muslimah tetap memperhatikan adab keluar rumah sehingga tetap terjaga kemuliaan serta kesucian harga dirinya. Tidak perlu berambisi menjadi seorang wanita karir yang hebat karena tugas wanita yang paling utama adalah mendidik anaknya atau menjaga rumah tangganya (bagi yang belum memiliki anak maupun yang masih single). Islam memang memberikan pekerjaan yang mulia kepada wanita, seperti mendidik anak-anak adalah sebuah tanggung jawab yang tidak ringan karena ini merupakan sumbangsih yang besar bagi masyarakat untuk mencetak generasi yang bermutu, shalih dan shalihah. Peran seorang ibu lebih dominan karena kaum lelaki lebih bertanggung jawab di luar rumah mencari nafkah.

Bersyukurlah menjadi wanita muslimah yang lebih banyak berada di dalam rumah karena dia memiliki lebih banyak ladang pahala untuk ibadahnya. Bahkan sebaik-baik shalat bagi wanita adalah di rumahnya.
Sebenarnya ada banyak sekali pekerjaan yang dapat dilakukan wanita disamping tanggung jawab utamanya yaitu menjaga rumah tangga mereka. Seperti memiliki bisnis yang dilakukan di dalam rumah atau memanfaatkan ruangan dan waktu luangnya di rumah untuk hal-hal yang bermanfaat misalnya bisnis makanan, menjahit/kerajinan tangan, menulis artikel yang bermanfaat, mengajar les anak-anak di rumah. Ada juga wanita yang berprofesi menjadi guru atau berdagang di sekolah sambil menjaga anaknya sehingga waktunya menjadi benar-benar bermanfaat.

Berikut bincang-bincang aMuslima dengan sahabat-sahabat yang bermukim di Saudi Arabia yang memiliki kegiatan rutin disamping kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga.

Naufy ibu dari seorang putra dan seorang puteri berprofesi menjadi guru sejak tahun 2013 di Taman Kanak-Kanak dan saat ini mengajar murid kelas 1 Sekolah Dasar. Waktu luangnya disaat anak-anak sedang sekolah dimanfaatkan Naufy untuk mengajar. Pagi hari menyiapkan makanan dan memandikan anak-anak setelah itu merapikan diri dan mulai pukul 7.30 pagi berangkat ke sekolah bersama anak-anak dengan mobil jemputan sampai selesai di siang hari pukul 2 siang. Setelah selesai mengajar, kembali pulang ke rumah sekalian menjemput anak-anaknya. Sesampai di rumah dilanjutkan dengan menyiapkan makan siang dan istirahat. Sore hari kembali Naufy melakukan pekerjaan rumah tangga dan makan malam bersama keluarga kecilnya. Selanjutnya tugas dimulai mengajari anak-anak sambil mempersiapkan bahan-bahan untuk mengajar esok hari.

Putra sulungnya, Faiz yang duduk di grade 5 dan putri bungsunya, Lateefa masih di taman kanak-kanak oleh Naufy dan suaminya dididik untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam mengerjakan pekerjaan sekolahnya di rumah dan juga bila ada ulangan, untuk mencapai hasil yang terbaik. Alhamdulillah prestasi anak-anak Naufy di sekolahnya mendapat nilai 95%, Masya Allah. Sejak awal suami sangat mendukung pekerjaan Naufy karena dapat mengisi waktu luangnya dengan pekerjaan yang mulia sambil menanti anak-anak sekolah dan yang terpenting tidak mengganggu tugas utamanya sebagai ibu rumah tangga. Semangat terus ibu guru Naufy!

Ibu guru Naufy bersama murid di kelasnya
Ibu guru Naufy bersama murid di kelasnya

Tak kalah menariknya cerita Lilis Lesmanawati seorang ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai pengrajin aksesoris yang biasa dikenal dengan Wire Jewellery dan juga Wire Craft. Dimana bahan utamanya adalah kawat yang dipadukan dengan batu-batuan yang indah bentuk dan warnanya. Lilis mengakui dirinya mungkin memiliki bakat alam sehingga dapat berkreasi dalam pembuatan perhiasan pelengkap busana muslimah ini. Awalnya Lilis suka akan keindahan perpaduan antara busana yang dikenakan seorang muslimah dengan aksesorisnya sampai sepatu dan tas yang dikenakan. Nah, ketika giroh Islam berkembang cukup pesat di Indonesia sekitar tahun 2004 dimana jilbab dan kerudung sudah menjadi trend maka Lilis berinisiatif untuk membuat sesuatu sebagai pelengkap jilbab atau kerudung. Lilis banyak mencari info melalui internet dan mulai berdiskusi dengan suaminya yang Alhamdulillah mendukung ide Lilis tersebut. Bersama suami tercinta Lilis mulai mencari dan membeli perlengkapan serta bahan-bahan untuk mencoba membuat bross. Kemudian Lilis menggunakan bross tersebut saat arisan dan pengajian, ternyata banyak yang bertanya beli dimana? Ternyata adalah hasil karyanya sendiri di rumah (home made).

Dengan berjalannya waktu ditemukanlah komunitas Penggemar Pembuat Kerajinan Tangan (Wire Work) dan Lilis turut bergabung dalam komunitas tersebut yang bernama IWJC (Indonesian Wire Jewelry Community ) hingga saat ini. Melalui IWJC ini Lilis pernah mengikuti pameran di beberapa negara Asia dan Eropa serta pameran di dalam negeri seperti Inacraft, Crafina dan Fashion Week. Masya Allah! Lilis yang belum lama ini pindah ke Riyadh mengikuti tugas suaminya masih terus aktif membuat kerajinan ini di rumah pada saat waktu luangnya. Family first itu adalah mottonya, pekerjaan tangan dikerjakan di waktu luang ketika anak-anak sekolah atau ketika suami ada di rumah dan sedang bermain bersama anak-anak.

Sejak kepindahannya ke Riyadh, masih belum banyak kerajinan yang  dibuat oleh Lilis, Insya Allah akan segera produksi lagi. Dengan dukungan besar dari suami dan anak-anak tercinta untuk kedepannya Lilis berkeinginan untuk memiliki butik sendiri di Indonesia. Lilis yang dikaruniai 3 orang anak yang semuanya masih usia sekolah yaitu putra pertama Kevin Omar Muhammad (15), putri kedua Reihana Rashika Khalila (12) dan putra bungsu Ibrahim Mishaal Muhammad  (2,5) masih sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tuanya. Oleh sebab itu Lilis di usianya yang ke 42 masih memiliki banyak kesempatan untuk meraih kesuksesan meraih pahala dari Allah SWT melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sekalian menyalurkan bakatnya sebagai pengrajin Wire Jellery. Sukses selalu untuk Lilis !

Lilis sedang bersama si bungsu di rumah sambil membuat kerajinan tangan
Lilis sedang bersama si bungsu di rumah sambil membuat kerajinan tangan

 

Hasil Karya Lilis di Rumah
Hasil Karya Lilis di Rumah

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, beliau mengatakan ;

‘Seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahi’alaihi wa sallam kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, laki-laki memiliki keutamaan dan mereka juga berjihad di jalan Allah. Apakah kami kaum wanita bisa mendapatkan amalan orang yang jihad di jalan Allah ? Rasulullah bersabda, “Barang siapa diantara kalian yang tinggal di rumahnya maka dia mendapatkan pahala mujahid di jalan Allah”. [Lihat Tafsir Al Qur’an Al’Adzim surat Al Ahzab 33]

Demikianlah saudariku kaum muslimah tercinta tidak ada pekerjaan wanita yang lebih mulia di sisi Allah selain tinggal di rumahnya untuk menjaga rumah tangga dan seisinya.