Media Komunikasi Online Salah Satu Penyebab Perceraian

 

Ada seorang istri yang curhat tentang suaminya karena ketahuan chatting mesra dengan kawan lamanya di Facebook. Suaminya tidak menyadari bahwa kata-kata yang menurutnya biasa, bercanda seperti ketika masa-masa sekolah dulu telah membuat istrinya sakit hati. Entah ada maksud selingkuh atau tidak, bagi  suaminya hubungannya dianggap biasa saja, antara dia dengan teman lamanya, tapi bagi istri belum tentu. Kejadian ini telah membuat sang istri cemburu, jengah, dan pada akhirnya sempat mengganggu pernikahan mereka.

Kawan lain bercerita kepada saya tentang perjalanan pernikahannya. Dia sempat berpacaran dengan seorang lelaki selama 12 tahun ketika mereka masih berada di Sumatera. Tetapi karena tuntutan pekerjaan, kawan saya ini harus pindah ke Jakarta. Sang pacar masih tetap di Sumatera karena masih melanjutkan kuliahnya. Mereka sudah saling mengenal dengan baik, saling mendukung karir masing-masing. Namun apa daya, jarak dan komunikasi yang terbatas saat itu membuat si lelaki keburu digaet perempuan lain. Kawan saya pun sempat patah hati, kecewa berat, dan sulit untuk melupakan pacar yang sudah dikenalnya bertahun-tahun.

Singkat cerita, ada lelaki lain yang menjadi teman dia mengungkapkan segala kekecewaannya, isi hatinya, dan perasaannya terhadap lelaki yang meninggalkannya itu. Rahasia Allah, justru lelaki yang membantunya untuk bangkit itu mengajaknya untuk menikah. Walaupun hanya mengenalnya dalam waktu dua bulan saja, mereka berani memutuskan untuk maju terus ke jenjang pernikahan.

Di awal pernikahan banyak sekali perbedaan. Batu-batu terjal dan kerikil-kerikil tajam sempat menghambat jalan awal pernikahan mereka. Rupanya tidak mudah melupakan pacar lamanya dan tanpa disadari dia terkadang membandingkan antara suaminya dengan pacarnya dulu. Apalagi dia bilang mantan pacarnya sudah menikah, karirnya pun sukses. Sementara dia dulu yang berperan membantu hingga mantan pacarnya sukses. Kini karena kemudahan komunikasi, antara dia dan mantan pacar terkadang masih saling kontak, meskipun dibuat jarang karena dia sadar bahwa dia harus berhati-hati jangan sampai cinta lama bersemi kembali.

Media komunikasi online, kemajuan teknologi yang tidak bisa dipungkiri dapat membantu menghubungkan kembali tali silaturahim dengan keluarga atau teman nun jauh di sana, yang mungkin sudah sekian tahun tidak pernah tahu keberadaannya. Facebook menjadi salah satu media yang populer menjadi ajang perjodohan tidak hanya kalangan berpendidikan saja, khodimat saya dulu pun menikah di Jeddah karena bertemu dengan lelaki yang sebelumnya tidak dia kenal pun dari Facebook.

Dengan tidak mengesampingkan media online lain, Facebook pula yang dapat memicu terjadinya perceraian pasangan yang sudah menikah. Seperti dikutip dari newswise, Facebook merupakan 1 dari 5 sebab perceraian di USA. American Academy of Matrimonial Lawyers (2011) mengungkapkan hasil penelitian bahwa 66 persen perceraian di USA disebabkan oleh Facebook!

Tidaklah mengherankan. Bisa dibayangkan berapa kali sehari, berapa jam sehari kita menggunakan internet baik melalui smart phone, laptop, ipad yang dapat memudahkan kita berkomunikasi dengan siapapun yang kita inginkan. Facebook bisa membuat kita memiliki teman ribuan bahkan jutaan, berkenalan dengan teman dari berbagai bangsa, jenis kelamin, strata sosial, latar belakang. Bahkan berbicara langsung, mendengar suara asli, tatap muka dengan lawan bicara kita tanpa mengetahui nomor teleponnya pun bisa dilakukan. Kemudahan berkomunikasi dapat menjerat kita bila kita tidak bijaksana menggunakannya.

Bagaimana cara menyikapinya?

  1. Selektif memilih pertemanan melalui media online.
  2. Bila ada teman yang tidak terlalu anda kenal atau malah tidak mengenal sama sekali dan mulai mengganggu, segeralah unfriend daripada terjadi kesalahpahaman yang tidak diinginkan.
  3. Bila anda sudah menikah ingatlah bahwa keutuhan keluarga bisa goyah hanya dengan kesalahan anda menulis, berbicara, atau bercanda dengan teman chatting anda yang mungkin tidak seharusnya anda ucapkan. Pikirkan kata-kata anda, apakah pasangan anda akan marah bila secara tidak sengaja membaca chatting anda? Bila iya maka hindarilah.
  4. Pasangan anda sebaiknya tahu password Facebook (atau media komunikasi lain) anda, begitu juga anda tahu password media komunikasi pasangan anda. “Ah…berlebihan, suami/istri percaya sepenuhnya kok bahwa saya akan setia.” Mungkin itu yang ada dalam benak anda sekarang, tapi kalau pasangan tahu password anda pasti anda akan lebih berhati-hati bukan? Begitu juga pasangan anda.
  5. Batasi waktu menggunakan media online tersebut. Memang asyik bila kita misalnya membuka Facebook dan tahu kabar teman-teman, tapi apa perlu kita berlama-lama melihat foto-foto profile mereka, mengkomentari status yang tidak perlu? Boleh saja kalau hanya sebentar, sesekali menyapa menanyakan kabar, asal tidak berlebihan.