Menyebarkan Semangat Bersedekah via Sosial Media

Di era digital saat ini terutama dengan keberadaan berbagai sosial media membuat penyebaran berbagai informasi bisa sangat cepat dan masif. Salah satu sisi positif dari keberadaan sosial media adalah memudahkan dalam menyebarkan semangat bersedekah.

Kekuatan dari sosial media yang jangkauannya sangat luas sangat membantu berbagai kelompok gerakan sosial tanpa bendera organisasi untuk mendapatkan dana. Gerakan Sarapan untuk Pak Becak dan Sedekah Nasi Solo merupakan dua diantara sekian banyak gerakan sosial sejenis yang merasakan manfaat positif dari share kegiatan mereka di sosial media seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram maupun BBM.

Banyak donatur yang berdatangan memberikan donasi setelah melihat postingan atau share kegiatan sosial mereka di sosial media. Selain itu dari share di sosial media juga menarik orang-orang untuk bersedia menjadi relawan maupun anggota untuk menjalankan gerakan sosial. “Dari share kegiatan di Facebook banyak orang yang tahu kami punya program kemanusiaan dan tiap bulan ada saja yang memberikan donasi,” ujar penggagas gerakan Sarapan untuk Pak Becak, Niken Satyawati.

Berkat mengunggah foto-foto kegiatan di Facebook pula gerakan Sarapan untuk Pak Becak mendapatkan dana dari donatur tetap dan insidental. Di mana dana yang terkumpul 100 persen untuk pak becak. Kegiatan ini juga memanfaatkan fans page Facebook dengan alamat Sarapan untuk Pak Becak untuk mengunggah foto-foto kegiatan dan laporan keuangan.

Laman fans page Facebook Sarapan untuk Pak Becak.
Laman fans page Facebook Sarapan untuk Pak Becak.

Berkat sosial media pula kegiatan ini mendapatkan donasi dari donatur yang tinggal di luar negeri seperti dari Jepang, Arab Saudi, Hongkong, Malaysia, Singapura, Australia dan Selandia Baru. “Donasi ada yang dari teman-teman kami dan dari mereka yang sebelumnya tidak kami kenal dari dalam dan luar negeri.  Mereka hanya tahu dari Facebook dan percaya kepada kami,” ujar Niken.

Gerakan Sedekah Nasi Solo juga memanfaatkan sosial media untuk menyebarkan semangat bersedekah dan menggalang dana. Salah satu anggota Sedekah Nasi Solo, Anita, mengatakan pada awalnya kegiatan ini dilakukan oleh penggagas Sedekah Nasi, Rochma Firdaus dari Bandung. “Pada awalnya mbak Rochma membagikan 20 kotak nasi dengan uang pribadi. Lalu fotonya diunggah di sosial media lalu banyak di share yang kemudian gerakan sedekah nasi ini meluas dan menular kemana-mana,” terang Anita.

Kolase foto kegiatan Sedekah Nasi Solo yang dibagikan di Grup WhatsApp dan akun Facebook pribadi para anggota Sedekan Nasi Solo.
Kolase foto kegiatan Sedekah Nasi Solo yang dibagikan di Grup WhatsApp dan akun Facebook pribadi para anggota Sedekan Nasi Solo.

Saat ini ada 50 kota/kabupaten/provinsi yang tergabung dalam gerakan Sedekah Nasi antara lain Bandung, DKI Jakarta, Depok, Bekasi, Solo, Ngawi, Kalimantan Timur, Semarang, Surabaya, Makassar, Banjarbaru hingga Papua. Setiap Jumat gerakan Sedekah Nasi di seluruh Indonesia membagikan lebih dari 3.000 nasi bungkus serta beberapa bentuk sedekah lain seperti Sembako, snack, alat tulis, paket untuk anak yatim piatu dan kegiatan sosial lainnya.

Sedekah Nasi Solo juga memanfaatkan Facebook pribadi para anggotanya dan grup WhatsApp untuk menularkan semangat bersedekah. Dana kegiatan berasal dari anggota dan teman-teman serta para donatur yang mengetahui kegiatan sedekah nasi melalui Facebook maupun share WhatsApp. Dana yang terkumpul 100 persen untuk dibagikan dalam bentuk paket nasi bungkus maupun paket lain untuk kegiatan sosial sesuai dengan amanah para donatur.

Berbagi inspirasi kebaikan melalui sosial media saat ini menjadi cara yang sangat efektif mengajak orang lain dalam kebaikan. Mengajak orang lain dalam kebaikan merupakan salah satu amalan yang mendapatkan pahala dari Allah SWT seperti sabda Rasulullah SAW:

“Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala-pahala mereka.” (HR Muslim).