Menyikapi Tahun Baru Muharam 1437H

Setiap menjelang tahun baru Hijriah, banyak pesan dan ucapan selamat tahun baru yang masuk ke dalam ponsel hampir setiap orang. Tidak hanya itu, menjelang akhir tahun Hijriah yang ditandai dengan berakhirnya Bulan Dhulhijjah dan masuknya Bulan Muharam, banyak orang yang mengirim pesan berupa doa akhir tahun dan doa awal tahun yang sebaiknya diucapkan.

Sebenarnya adakah tuntunan doa akhir tahun dan awal tahun menurut pandangan Islam? Ustadz Muhamad Abduh Tuasikal, M.Sc, yang pernah menimba ilmu agama dari ulama besar seperti Syaikh Shalih Al-Fauzan, Syaikh Sa’ad Asy-Syatsri dan Syaikh Shalih Al-‘Ushaimi, menerangkan bahwa,

Syaikh Bakr Bin Abdillah Abu Zaid rahimahullah berkata, “Syariat Islam tidak pernah mengajarkan atau menganjurkan doa atau dzikir untuk awal tahun. Manusia saat ini banyak yang membuat kreasi baru dalam hal amalan berupa doa, dzikir atau tukar menukar ucapan selamat, demikian pula puasa awal tahun baru, menghidupkan malam pertama bulan Muharram dengan shalat, dzikir atau do’a, puasa akhir tahun dan sebagainya yang semua ini tidak ada dalilnya sama sekali.” (Tashih Ad Du’a’, hal.107)

Syaikh ‘Abdullah At Tuwaijiriy berkata, “Sebagian orang membuat inovasi baru dalam ibadah dengan membuat-membuat doa awal tahun dan akhir tahun. Sehingga dari sini orang-orang awam ikut-ikutan mengikuti ritual tersebut di berbagai masjid, bahkan terdapat para imam pun mengikutinya. Padahal, doa awal dan akhir tahun tersebut tidak ada pendukung dalil sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga dari para sahabatnya, begitu pula dari para tabi’in. Tidak ada satu hadits pun yang mendukungnya dalam berbagai kitab musnad atau kitab hadits.” (Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 399).

Dilanjutkan pula oleh Syaikh At Tuwaijiriy di halaman yang sama, “Kita tahu bahwa doa adalah ibadah. Pengkhususan suatu ibadah itu harus tawqifiyah (harus dengan dalil). Doa awal dan akhir tahun sendiri tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula pernah dicontohkan oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum.” (Idem)

***

Selama saya tinggal di Saudi saya belum pernah melihat adanya perbedaan suasana tahun baru Muharam dengan hari-hari lainnya. Tidak ada pesta, tidak ada arak-arakan di jalan, dekorasi sepanjang jalan, dekorasi di mal, bahkan saya pun belum pernah mengetahui adanya dzikir khusus berjama’ah di dalam masjid-masjid. Demikian juga tidak ada tanggal merah, sehingga anak-anak tetap masuk sekolah dan kantor-kantor tetap buka.

Satu hal yang pasti bahwa bergantinya tahun, bulan, maupun hari menunjukkan bahwa umur kita akan terus berkurang dan tidak akan pernah bisa kita minta kembali. Bila kita mengingat hal ini tentu kita tidak akan menyia-nyiakan waktu dengan menjalankan ibadah yang tidak dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Wallahu A’lam