Meraih Berkah dan KaruniaNYA di Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

Ketika Ramadhan datang, kita bahagia sekali , menyambutnya dengan gembira dengan datangnya bulan suci, bulan penuh Rahmah, bulan Pengampunan, bulan kasih sayang, bulan Qur’an, bulan Pembebasan dari api neraka. Ahlan Ramadhan, Marhaban Yaa Ramadhan, Ramadhan Kareem dan banyak lagi ucapan-ucapan penyambutan bulan suci ini.

Waktu cepat berlalu, sesuatu yang indah, nikmat akan segera berakhir, tak terasa kini kita akan memasuki 10 hari terakhir dan kita akan mengatakan “mahlan Ramadhan” (jangan cepat berlalu Ya Ramadhan), berharap perlahan, jangan pergi terlalu cepat.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengatakan;

Ini (Ramadhan) adalah bulan yang awal adalah rahmat, tengahnya pengampunan, dan akhirnya pembebasan dari api.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Jika setiap muslim keluar dari Ramadhan tanpa mendapatkan pengampunan dan kebaikan, dia dalam kerugian yang nyata.” (Ibnu Hibban dan At-Tabarani).

Sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan adalah masa-masa emas untuk meraih pahala dan ampunan Allah Ta’ala. Dalam sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan-lah ada perintah untuk lebih bersungguh-sungguh dalam mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Tepatnya di 10 (sepuluh) malam yang terakhir terdapat lailatul qadar, yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan yang mana pahala ibadah seorang hamba akan dilipat gandakan. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Seribu bulan setara dengan 83 tahun dan 4 bulan, dan pada malam lailatul qadar di turunkannya Al-Qur’an dan dicatatnya di lauhul mahfudz seluruh perkara yang akan terjadi di muka bumi ini.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan, Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”(QS. al-Qadr [97]: 1-3)

Setiap Muslim hendaknya bersungguh-sungguh untuk bisa mendapatkan lailatul qadar, terutama di 10 malam terakhir pada bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ »

“Carilah lailatul qadar pada tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. al-Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha)

Berbagai kegiatan ibadah untuk lebih menghidupkan 10 malam terakhir Ramadhan, menggapai ridho Allah agar terbebas dari api neraka, antara lain:

  • Qiyamul Lail

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berdiri (untuk mengerjakan shalat) pada lailatul qadr karena keimanan dan hal mengharap pahala, akan diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu

  • I’tikaf di masjid

Terlebih pada waktu malam, diutamakan untuk memperbanyak shalat sunah, membaca Al-Qur’an, doa, dzikir, istighfar, dan amal kebajikan lainnya. Diutamakan pula tidak melakukan hubungan suami-istri dan lebih mengutamakan ibadah mahdhah kepada Allah Ta’ala. Hendaknya seorang kepala rumah tangga mengajak serta istri dan anak-anaknya untuk memperbanyak ibadah kepada Allah Ta’ala.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، «إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ»

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam jika telah datang sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan adalah beliau menghidupkan waktu malam [dengan ibadah], membangunkan keluarga [istri-istrinya], bersungguh-sungguh dalam beribadah dan mengencangkan sarungnya.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)

  • Perbanyak sedekah

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ، صَلىَّ الله عليه وسلم، أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا َيكوُنْ ُفِيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang sangat dermawan kepada siapapun, dan pada bulan ramadhan beliau lebih dermawan lagi saat Jibril menemui beliau. (HR. Ibn Abbas- Mutafaq ‘alaih)

  • Melakukan ibadah umrah

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Umrahlah kamu pada bulan ramadhan, karena umrah pada bulan ramadhan sebanding dengan melaksanakan ibadah haji” (HR. An-Nasai)

  • Memperbanyak berdo’a

Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” [Al-Baqarah: 186]

Ketika Aisyah radhiallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam:  Ya Rasulullah, bagaimana jika suatu malam aku mengetahui bahwa itu malam lailatul qadar, apa yang harus aku baca? Beliau bersabda, bacalah;

« اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنّي »

Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf, Engkau menyukai permintaan maaf maka ampunilah aku. (HR. Tirmidzi)

Semoga Allah swt memberi kita kemampuan untuk beribadah dengan maksimal dalam mengisi sepuluh hari yang terakhir di bulan suci ini. Semoga kita termasuk orang yang mendapat keberkahan, seakan-akan anak yang baru lahir dari rahim ibunya, bersih dari segala dosa (kembali fitrah). Allahumma Aamiin.