Naik Taksi di Saudi? Ini Tipsnya

 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa naik kendaraan umum di Saudi itu dianggap mengkhawatirkan. Khawatir diculik, dibawa lari pengemudi taksi, dicolek, diperkosa, dibunuh dan cap-cap negatif lainnya. Tak heran bila banyak warga Indonesia yang bila berziarah ke Mekkah, Madinah, atau Jeddah sudah diwanti-wanti pihak travel untuk selalu bepergian dengan muhrim, terutama wanita tidak boleh pergi sendiri.

Kalaupun pergi dengan sesama wanita hendaknya berdua, bertiga atau lebih. Benarkah pergi keluar sendiri lalu naik taksi di Saudi sebaiknya dihindari? Kalau terpaksa harus keluar hotel atau ada keperluan ke dokter, supermarket bagaimana? Padahal kendaraan umum di Saudi hanya taksi. Bus umum ada tapi biasanya hanya dipakai oleh pekerja-pekerja atau buruh yang semuanya laki-laki.

Anggapan negatif semua itu mesti diklarifikasi karena tidak semuanya benar. Bukan berarti kita tidak bisa keluar rumah atau penginapan dengan aman. Supaya tidak terkesan hoax, simak saja yuk teman-teman pengguna jasa taksi yang siap berbagi cerita pengalamannya berikut ini.

Tidak takutkah naik taksi umum di Saudi?

Yani, seorang ibu muda yang sudah lama tinggal di Jeddah mengatakan awal-awalnya memang takut pakai taksi di Saudi terutama bila terpaksa pergi naik taksi sendirian. Tetapi menurut pengalamannya, kalau membawa anak ada rasa lebih berani karena sopir tidak berani macam-macam.

Memang membawa anak di Saudi membawa berkah. Kalau kita pergi ke Mekkah pun saat check point sering lolos bila kita membawa anak kecil dalam kendaraan. Hanya sejak ada taksi online, Yani memilih untuk menggunakan jasa ini karena alasan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan. Namun selama jarak tidak terlalu jauh, Yani masih berani naik taksi abal-abal (istilah untuk taksi umum yang distop di jalan), asalkan tetap juga lihat-lihat kondisi taksinya. Usahakan pilih yang masih bagus/terawat dan sopirnya kira-kira baik.

Sama dengan yang dialami oleh Ceuceu, wanita ini juga mengalami baik dan buruknya naik taksi abal-abal. Ceuceu lebih baik memilih sopir taksi orang Aznabi (pendatang) karena biasanya orangnya baik. Namun mereka sering banyak bertanya, sama seperti yang dialami Yani. Walaupun demikian Ceuceu sekarang tidak seberani dulu mencari taksi di jalan-jalan.

“Sekarang situasi Jeddah sudah tidak seperti dulu sebelum ada deportasi besar-besaran, lebih banyak hidung belang,” sahutnya. Memang akhir-akhir ini Saudi terus menerus melakukan pembersihan pekerja-pekerja ilegal. Semua yang ditemukan tidak memiliki dokumen tinggal yang sah akan diproses untuk dideportasi ke negara masing-masing dan tidak diijinkan masuk kembali ke Saudi hingga sepuluh tahun. Oleh karena itu kini kalau suami tidak bisa mengantar, biasanya Ceuceu lebih memilih menggunakan taksi online atau taksi langganan yang kenal dengan suami.

Tips naik taksi di Saudi

1. Membaca doa sebelum, saat naik, dan turun dari taksi.

Minta perlindungan dari Allah SWT agar diberi keselamatan perjalanan.

2. Gunakan Taksi online

Caranya dengan instal aplikasi taksi online di hp, daftar nama, email, dan no hp kita. Bila kita memerlukan jasa taksi tinggal mengklik ikon taksi tersebut dan GPS nya akan mencari lokasi kita dimana dan siapa sopir taksi anggotanya yang berada di area kita. Sopir taksi yang dekat dengan lokasi kita akan menerima pesan bahwa ada pelanggan yang lokasinya dekat dengan taxi berada. Supir tinggal mengklik bahwa dia akan mengambil order itu lalu dia akan menghubungi kita via telpon. Pelanggan, yang tidak cocok dengan sopir taksi yang mungkin tidak dapat menemukan lokasi kita atau tidak bisa memahami bahasa kita, bisa saja membatalkan order itu dan minta dicari sopir yang lain.

Keuntungan lain menggunakan taksi online ini karena ada rekaman si sopir, jadi sopir tidak bisa macam-macam. Menunggunya pun tidak terlalu lama bila kebetulan lokasinya dekat karena anggota taksinya banyak. Peraturan perusahaan pun biasanya tidak membolehkan sopir menolak order dengan alasan jaraknya terlalu dekat, semua order harus diterima.

Terkadang bahkan ada promo naik gratis pada event tertentu misalnya saat breast cancer awareness Bulan Oktober lalu. Kita tinggal cetak email dari perusahaan online tersebut dan ditunjukkan pada saat kita naik taksi. Untuk mengetahui apakah taksi tersebut ikut anggota taksi online biasanya dibedakan dengan adanya stiker di bangkunya.

3. Tidak pergi sendiri

Meskipun tidak semua sopir taksi itu buruk perangainya, namun demi keamanan sebaiknya pergi bersama anak atau teman bila suami tidak dapat menemani.

4. Lihat sopir dan kondisi taksi

Berdasarkan pengalaman, demi keamanan dan kelancaran berkomunikasi bila tidak dapat berbahasa Arab sebaiknya pilih sopir yang bisa berbahasa Inggris dan mobilnya masih cukup bagus. Kadang kita juga merasa risih bila si sopir sering tanya-tanya ke penumpang seperti asal dari negara mana, pekerjaannya apa, dan sebagainya. Sopir yang sering iseng nanya-nanya ini tidak hanya sopir Saudi tapi juga kadang sopir Pakistan, Bangladesh, atau India. Apalagi bila mereka tahu kita orang Indonesia yang dikira bisa diperlakukan seenaknya! Akan lebih baik bila kita tahu nomor telepon sopir taksi Indonesia, karena ada beberapa warga Indonesia yang bekerja sebagai sopir taxi di Saudi. Ingat-ingat juga nomor taxi yang kita pakai, sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, urusan dapat lebih mudah.

5. Masuk dan keluar taksi

Bila pergi dengan suami, biarkan suami (atau laki-laki) masuk dulu ke dalam taksi baru istri (atau perempuan) dan pada saat keluar taksi, istri (atau perempuan) dulu yang keluar baru suami (atau laki-laki). Hal ini untuk mencegah kemungkinan niat melarikan penumpang.

6. Jangan terlalu ramah

Meskipun senyum adalah ibadah, tapi jangan coba-coba banyak bicara atau terlalu ramah dengan sopir taksi (atau orang yang tidak dikenal lainnya misal di pertokoan saat transaksi atau menanyakan barang yang akan dibeli). Kalau sopir mulai bertindak kurang sopan, pasang wajah tidak suka bahkan kalau perlu minta turun langsung bila lokasi dirasa aman.