Perempuan-Perempuan yang Dirindu Surga

Aku ingin seperti mereka,
Perempuan-perempuan yang dirindu surga..
Dibalik kelembutannya tersimpan keteguhan hati
Saat suami tercinta tengah mendapat amanat besar,
Amanat Risalah Nubuwwah
Ia-lah wanita pertama yang mengimaninya tanpa harus berbantah-bantah
Ia juga yang melindungi dan menentramkan hati kekasihnya
Di saat semua orang mendustakan dan mengucilkannya
Dia-lah Khadijah Binti Khuwailid
Perempuan mulia yang selalu dikenang oleh Muhammad, kekasih Allah
Meski raga tak lagi mendampingi
Perempuan yang mendapatkan salam dari Rabb-nya
Melalui Malaikat Jibril,
yang telah disiapkan baginya
Sebuah rumah dari mutiara di surga…
Oooh.. iri hatiku mendengarnya

Aku ingin seperti mereka,
Perempuan-perempuan yang dirindu surga..
Sosoknya dibingkai dengan akhlaq kariimah
Penyabar dan santun, juga zuhud dan cerdas
Ia rela hidup dalam kefakiran bersama ayah dan suami tercinta
Mengorbankan segala yang dimiliki
Demi menegakkan agama
Anak yang sangat berbakti kepada orang tua
Menjadi layaknya seorang ibu bagi ayahnya
Menangis pilu kala Izrail menghampiri ayahanda tercintanya,
Lalu tersenyum bahagia,
Kala mendengar bahwa ia akan segera menyusul ayahandanya
Ia-lah Fatimah putri Rasulullah
Yang akan menjadi penghulu seluruh wanita di dalam surga

Aku ingin seperti mereka,
Perempuan-perempuan yang dirindu surga..
Dirinya dipuja hingga kini
Perempuan tabah yang tangguh
Yang dari rahimnya lahir seorang putra tanpa ayah
Ia-lah satu-satunya wanita yang diberi amanah besar oleh Allah
Amanah yang harus ia bimbing dan ia didik untuk menjadi penyelamat umat,
sebagai manusia utusan Allah
Ia-lah Bunda suci Maryam binti Imran dengan Nabi Isa, putranya
Tanpa sentuhan dan belaian lembut seorang ayah
Di tengah-tengah kaum pembangkang dan berhati keras
Namun ia mampu menjaga kesuciannya
Tetap menjaga harkat dan martabatnya sebagai seorang perempuan

Aku ingin seperti mereka,
Perempuan-perempuan yang dirindu surga..
Tatkala sang suami mengaku dirinya sebagai Tuhan
Perempuan itu, tak tergoyahkan cintanya pada Rabb-Nya
Ia tetap dengan keimanannya
Tegar menjalani siksa yang diterimanya
Meski nyawa menjadi taruhannya
Walau air yang bergolak menenggelamkannya
Hingga aroma wewangian menjadi bukti kesholihannya
Ia-lah Asiah binti Muzahim, istri Fir’aun

Aku ingin seperti mereka,
Perempuan-perempuan yang dirindu surga..
Mereka berjuang mempertahankan apa yang diyakininya
Mereka berjuang demi kecintaan dan ketaqwaan pada Sang Rabbi-Nya
Mereka tak sedikitpun terpesona oleh kemilau nikmatnya dunia
Tetap menjaga apa yang seharusnya mereka jaga

Merekalah perempuan-perempuan yang dirindu oleh Surga
Merekalah seindah-indahnya perhiasan dunia
Yang aroma tubuhnya seperti aroma para bidadari surga
Yang kecantikannya layak disandingkan dengan kecantikan para bidadari surga
Laksana cahaya rembulan di malam purnama
Laksana kilau gemerlap bintang gemintang di langit persada
Laksana sinar mentari memberi energi bagi kehidupan

Lalu di manakah aku?..
Rasanya tak seujung kuku keimanan dan ketaqwaanku
Rasanya aku belum punya pengorbanan apa-apa dibanding mereka

Rabbi..
Pantaskah aku bertemu dengan mereka di Surga-Mu?
Layakkah aku duduk sejajar dengan mereka?

Aku ingin seperti mereka,
Perempuan-perempuan yang dirindu surga..
Izinkan aku ya Rabb..
Izinkan aku..

Walau hanya sekejap
Walau hanya sesaat
Memandang kemilau wajah mereka,
Merasakan pancaran kesucian hati mereka
Mencium aroma wewangian dari tubuh mereka
Merasuk, dan lalu menjelma
Hingga aku layak memasuki pelataran surga-Mu

***

Jeddah, 7 Januari 2015