Ramadhan Bersama Siswa Siswi Indonesia di Berlin (Bagian 1)

Assalamu’alaikum wr wb

Alhamdulillah aMuslima versi Indonesia sudah tersedia sehingga lebih fokus untuk dapat saling berbagi pengalaman maupun ilmu kepada warga Indonesia baik yang berada di tanah air maupun yang berada di negara-negara lainnya.

Berkaitan dengan artikel-artikel saya sebelumnya di aMuslima tentang studi di Eropa, kini saya akan berbagi pengalaman Ramadhan di Jerman. Kebetulan di kesempatan liburan musim panas ini saya berada di Jerman menemani anak-anak yang sedang menuntut ilmu di negeri yang sangat maju ilmu pengetahuan dan tekhnologinya ini, dan tahun ini merupakan kali ke dua kami merasakan bulan Ramadhan di Jerman.

Aktifitas Ramadhan

Ketika saya menulis ini sudah memasuki Ramadhan ke-10, cuaca di Berlin sudah mulai terasa hangat. Siang hari yang terasa panjang kami gunakan untuk menambah kualitas ibadah kepada Allah SWT Sang Pencipta dan bersilaturahim dengan siswa siswi maupun warga Indonesia lainnya yang bermukim di Berlin.

Saya sempat berkunjung ke Masjid Indonesia di Berlin yang biasa disebut Al Falah. Tempat ini biasa digunakan oleh umat Muslim di Berlin untuk melaksanakan ibadah bersama-sama, melakukan kegiatan sosial, pendidikan, dan dakwah bagi masyarakat muslim Indonesia di Berlin dan sekitarnya.

Masha Allah! Ternyata di negara yang minoritas Muslim ini masih banyak orang Indonesia yang bersedia meluangkan waktunya untuk datang ke masjid atau bahkan menjadi pengurus di masjid Al Falah Berlin. Mereka terus menghidupkan nafas Islam secara konsisten dengan saling bahu membahu antara sesama umat Muslim. Alhamdulillah …

Untuk dapat melihat lebih jauh bagaimana kegiatan-kegiatan umat Muslim di Jerman maka dapat Anda ikuti dalam websitenya yaitu IWKZ.

Masjid Indonesia, Berlin
Masjid Indonesia Al Falah, Berlin.
Dalam masjid Al-Falah
Dalam masjid Al-Falah

Hari Rabu kira-kira pukul 2 siang kami berangkat dari rumah yang kami sewa yang berlokasi di daerah Oberssetraße menuju lokas Masjid Al Falah yang beralamat di Feldzeugmeisterstr. 1. Perjalanan dengan tram (Straßenbahn) dilanjutkan dengan kereta dan bus yang kemudian membawa kami sampai di lokasi sekitar pukul 2.40 siang. Kebetulan saat itu sedang berlangsung kegiatan siswa siswi yang baru datang ke Berlin dan ingin mendalami bahasa Jerman bersama kakak seniornya. Hari itu yang sedang bertugas mengajar bernama kak Indah.

Indah sedang mengajar
Indah sedang mengajar
Belajar bersama
Belajar bersama

Indah kebetulan baru beberapa kali membantu menjadi tenaga pengajar bahasa Jerman di masjid tersebut. Untuk dapat menjadi tenaga pengajar biasanya yang sudah lulus STK (Studienkolleg) atau sudah memiliki kemampuan berbahasa Jerman yang setara dengan level C1. Info untuk dapat mendaftarkan diri menjadi tenaga pengajar didapat dari komunikasi masjid maupun di group senior-senior warga Indonesia yang disebut IWKZ (Indonesisches Weisheits- & Kulturzentrum). Tenaga pengajar ini juga dapat melayani kursus privat jika diinginkan.

Alhamdulillah tenaga pengajar ini melakukannya secara sukarela, Masya Allah…. Mereka dengan ikhlas berbagi ilmu dan pengalaman mereka untuk adik-adiknya yang baru datang ke Jerman untuk mengasah kemampuan bahasa Jerman mereka. Biaya yang dikeluarkan siswa siswinya hanya untuk membeli buku sebagai tutor Deutch yang dibuat oleh kakak-kakak senior (IWKZ) seharga 8 Euro saja. Uang hasil penjualan buku ini nantinya akan digunakan sebagai uang kas dan keperluan membeli alat-alat mengajar di masjid.

Tutor book
Tutor book

Adapun suka duka menjadi tenaga pengajar ini menurut Indah justru lebih banyak sukanya. Karena menurut Indah selain bisa sekalian mempertajam bahasa Jermannya, Indah juga dapat lebih menambah teman dan wawasan dalam mencari ilmu di negara barat ini. Sedangkan dukanya menurut Indah adalah sering merasa kehilangan teman jika siswa siswinya atau teman-temannya harus pindah studi ke kota lain dan jarang bertemu lagi. Namun dengan alat komunikasi saat ini yang semakin canggih maka rasanya masih bisa diatasi kedukaan itu.

Tak terasa sudah 2 jam Indah mengajar di kelompoknya saat itu, selanjutnya kami saling berbincang-bincang satu sama lain. Beberapa pertanyaan saya lontarkan kepada siswa siswi tentang bagaimana mereka menjalani studi di Jerman ini, suka dukanya, tips belajar bahasanya di Bagian 2.