Catatan Tokyo Bagian 1: Hidup Sehat ala Penduduk Jepang

Jeddah – Tokyo merupakan perjalanan yang cukup panjang, karena bila dihitung Jeddah-Jakarta sendiri memerlukan waktu sekitar 9 jam, kemudian dilanjutkan Jakarta-Tokyo sekitar 7 jam. Bila menggunakan Garuda Indonesia, di Jakarta biasanya transit selama 13 jam,  cukup waktu untuk tubuh beristirahat. Di samping itu kesempatan ini juga dapat digunakan untuk berjumpa dengan keluarga maupun teman yang tinggal di Jakarta. Indahnya silaturahim walaupun waktu perjumpaan hanya singkat saja.

Meskipun bukan pertama kali saya pergi ke Jepang, namun tetap saja saya masih terpesona ketika menginjakkan kaki di negara ini. Sulit untuk tidak terkesan dengan efisiensi dan tatanan sosial yang tampak kasat mata. Jalan-jalan yang bersih, kereta berjalan tepat waktu, dan penduduknya yang tenang dan sopan.

Perjalanan kami kali ini menjadi lebih istimewa karena saat tiba di Tokyo, kami dijemput oleh GM Garuda Jepang di airport.. duuh gimana tidak senang. Terima kasih Pak Fik dan sista Reny. Proses imigrasi kami jadi cepat dan lancar tanpa pemeriksaan bagasi. Petugas-petugas imigrasi yang sopan dan murah senyum merupakan ucapan selamat datang tanpa kata-kata.

Baik bertujuan untuk tinggal atau hanya kunjungan singkat, menurut saya kehidupan di Jepang bisa menjadi pengalaman yang mengubah hidup seseorang. Contohnya antara lain bersihnya setiap sudut kota-kota di Jepang. Islam mengajarkan kita tentang kebersihan dan merupakan agama yang cinta pada kebersihan. Rasulullah (SAW) sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan agar tubuh kita sehat dan kuat. Dalam syariat Islam, ketika mengerjakan shalat, umatNya diwajibkan bersih dari hadas dan najis, baik badan, pakaian, maupun tempat yang dipergunakan untuk shalat.

Kebersihan juga merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

Di Tokyo begitu juga di kota-kota lain di Jepang, ada hal yang sebenarnya begitu sederhana namun menurut saya menarik, yaitu cara mereka mengelola sampah rumah tangga. Ternyata di Jepang ada waktu-waktu tertentu membuang sampah untuk masing-masing jenis sampahnya.

CYMERA_20151014_130424
Sampah-sampah yang teratur dan rapi

Suatu pagi ketika saya berjalan ke tempat kost anak-anak, di sepanjang jalan terdapat gundukan kantong-kantong plastik besar dan kecil yang isinya botol-botol plastik entah bekas air minum atau lainnya. Di sebelahnya kantong plastik isi baju-baju dan ada juga kardus-kardus yang terikat rapi.

Tak lama datang truk sampah yang mengambil kantong-kantong isi botol-botol plastik, sedangkan kardus bekas dan kantong plastik baju tidak diambil.  Ternyata ada mobil sampah berikutnya yang bertugas mengambil. Masing-masing mempunyai tugas dan bagian yang diambil. Semua dilakukan dengan tertib dan tenang, tanpa berisik.

CYMERA_20151014_130528
Menyempatkan diri berpose

Saya juga melihat orang-orang Jepang banyak yang langsing dan sehat, karena berjalan kaki adalah bagian dari aktifitas sehari-hari. Jalan kaki 30 menit dari hotel ke tempat kost anak-anak setiap pagi merupakan olah raga dan pengalaman tersendiri. Banyak yang dilihat dan banyak hal yang bisa dipetik dalam setiap langkah kaki ini. Termasuk konsekuensi kaki pegal, karena di Jeddah sedikit sekali saya jalan kaki kecuali jalan-jalan di mall.. hehehe.

Udara segar, trotoar yang lebar jauh dari kendaraan membuat kita aman untuk berjalan kaki. Pejalan kaki sangat dihormati, rambu-rambu lalu lintas dipatuhi oleh pejalan kaki maupun yang berkendaraan. Bahkan ada jalur khusus untuk pejalan kaki tuna netra!

Di Jepang, terlihat orang-orang lanjut usia masih beraktifitas.. di mana-mana masih ada yang berjualan, bekerja membersihkan jalan bahkan masih bekerja sebagai supir truk barang, padahal sudah tua banget. Makanan yang sehat, dan selalu berjalan kaki mungkin itu rahasia hidup sehat mereka ya?..

Hmmh…. jadi ingat di Jeddah, mau jalan kaki malas, selain udara panas juga debu dan suka diikutin orang yang iseng kalau jalan sendirian, khususnya perempuan.

Beberapa hari yang lalu, kaki saya tiba-tiba sakit, biasalah kalau kebanyakan jalan  atau bisa juga karena asam urat kumat.. duuuh….usap-usap kaki sambil dirajah dengan doa. Rasanya ingin naik taxi saja pulang dan melihat keindahan Tokyo, tapi…di sini pintu taxi baru buka dan duduk saja argo sudah menunjukkan angka 780 yen, berati kalau di kurs Saudi Riyal jadi 25 Riyal. Padahal kalau di Jeddah, 10 atau 15 Riyal an sudah sampai tempat tujuan. Hehehehe… Makanya naik kereta atau bis adalah pilihan yang tepat, cepat dan murah.