Selamat Jalan, Sahabat…

Jabat erat tanganmu masih kurasa
Kala kau genggam erat tanganku
Tak sepatah kata pun keluar dari mulutmu
Namun pancaran mata itu mengungkapkan sejuta makna untukku

Dan aku pun seolah kehilangan kata-kata,
“Aku hanya ingin engkau pulih, sahabatku…
“Aku hanya ingin engkau sehat…

Aku berlari menepis air mata yang mengalir
Aku ingin kita bisa bersama seperti dulu lagi
Tertawa bersama di sela debat-debat kita
Saling berangkulan di antara beda pendapat kita
Petuah-petuahmu, nasehat-nasehatmu,
Aku rindu itu, sahabatku…

Yah, kau sudah tak mampu lagi untuk berkata-kata
Terbaring pasrah saat dokter memvonismu leukemia
Saat hanya tinggal hitungan hari secara medis
Saat hanya selang-selang infus dan mesin-mesin rumah sakit
Yang bekerja mengiringi hidupmu
Padahal usiamu belumlah tua, sahabatku
Semangatmu pun masih tetap membara

Teringat saat engkau berdakwah, berbagi ilmu di majelis-majelis
Hingga suatu hari, kau merasakan sakit yang sangat
Setelah lelahmu seringkali kau abaikan
Setelah sakit kepalamu sering kali tak kau hiraukan

Bahkan saat di rumah sakitpun kau masih sempat berkelakar
Tersenyum ramah menyambut tamu-tamu seperti kebiasaanmu
Menyapa, membelai, dan mencium lembut kepala anak-anak kami
Diiringi doa-doa yang indah
Rasa sayangmu begitu besar pada anak-anak
Itulah yang membuat kami selalu terbayang akan dirimu

Pak Kyai, Ustadz, Abi,…
Itulah panggilan kesayangan kami padamu
Waktu terasa begitu cepat berlalu
Seminggu, aku telah kehilangan kontak denganmu
Hanya mampu memandangi wajah bersahajamu
Aku rindu engkau, sahabatku…
Rindu alunan kalam Ilahi-mu yang merdu itu..

Dan hari itu…
Dokter memanggil kami semua untuk berkumpul

Dan di hari itu…
Ternyata, adalah hari terakhir aku bertemu denganmu
Memandangi wajahmu yang bersih berseri
Mensholatimu, dan mengiringi
hingga ke tempat peristirahatan terakhirmu…

Selamat jalan, sahabatku…

Suatu hari nanti, kami pun akan menyusulmu
Menyatu dengan tanah
Menghadap Kekasih Tercinta,
Sang Ilahi Rabbi
Namun, entah kapan, dan di mana
Karena syarat mati tak harus tua

Semoga husnul khatimah
Seperti engkau juga…

Selamat jalan, Sahabatku…
Selamat jalan, Pak Kyai…
Selamat jalan, Ustadz…
Selamat jalan, Abi…
Ternyata Allah lebih mencintaimu…

Kehilanganmu,
Serasa kehilangan sosok seorang guru, orangtua, sekaligus kakak bagiku…
Terimakasih karena engkau telah hadir dalam hidupku
Terimakasih atas seluruh kebaikanmu selama ini

Maafkan kalau aku belum bisa berbuat yang terbaik untukmu 
Namun, doa-doa tulus kami akan terus mengalir untukmu…

Semoga Allah merahmatimu
Memaafkan seluruh khilafmu
Memberikan tempat yang mulia untukmu
Berada dalam barisan Rasulullah dan orang-orang shalih
Dan menjadikanmu Ahlul Jannah

Aamiin… Aamiin.. ya Rabbal ‘aalamiin…

***

Jeddah, 20 Agustus 2016
Catatan hati seorang sahabat, atas wafatnya Rais Syuriah PCINU
Arab Saudi, M. Firdaus Abdul Manan