Shisha vs Rokok Mana yang Lebih Membahayakan?

Shisha bukan hal yang baru di dunia para perokok. Sudah sejak lama shisha atau nama lainnya narghile, arjile, water pipe, hookah atau hubble bubble smoking banyak dinikmati para pecandu rokok apalagi di Timur Tengah.  Hanya saja hal ini telah menjadi trend anak-anak muda masa kini. Di negara-negara lainnya termasuk Indonesia shisha sudah menjadi gaya hidup atau life style yang keren atau glamour. Shisha pun menjadi mudah didapat dengan banyaknya kafe-kafe yang menyediakan shisha sebagai bagian dari tempat kongkow yang mengasyikkan. Shisha mungkin bisa dibilang sebagai alternatif rokok. Lalu antara sisha vs rokok mana yang lebih membahayakan?

Pertama kali mengenal shisha, bukan berarti saya merokok lho, tahun 1980-an. Di rumah kerabat keluarga suami, di Jeddah, disalah satu sudut ruangan ada sebuah pajangan bagus dan antik, maklum belum familiar jadi saya pikir itu pajangan, ternyata itu adalah shisha yang biasa dinikmati di saat senggang maupun pada acara kumpul keluarga. Bila sedang tidak digunakan, tabung shisha layaknya pajangan yang indah karena terbuat dari kaca yang berukir dan berwarna dengan berbagai motif dan bentuk. Ada juga yang terbuat dari besi yang berukir dengan berbagai ukuran kecil, besar, tinggi, pendek dan lain sebagainya.

Shisha dengan berbagai bentuk dan warna
Shisha dengan berbagai bentuk dan warna

Apa sih shisha itu?

Ternyata menghirup shisha adalah kegiatan yang berasal dari negeri-negeri di jazirah Arab yang sudah lama dikenal dan banyak dinikmati orang banyak karena bisa menenangkan sekaligus menyenangkan menurut pengisapnya.

Shisha adalah kegiatan menghirup aroma buah-buahan dan tembakau yang dibakar dengan arang atau listrik bila shisha elektrik, lalu uapnya dialirkan melalui pipa atau bejana dan dihirup melalui selang. Berbeda dengan rokok pada umumnya yang memiliki filter, shisha diisap menggunakan selang atau pipa panjang yang terhubung dengan tabung shisha itu sendiri.Tembakau yang dipakai jelas berbeda dengan rokok pada umumnya. Ada dua tipe tembakau shisha yaitu yang disebut mu’assal dan ‘ajami.

Tembakau mu’assal terdiri dari campuran tembakau beraroma buah-buahan dan bahan manisan seperti sirup dari tebu atau madu. Ia juga ditambahkan dengan glycerin, bumbu dan pewarna yang lain.Tembakau mu’assal ini basah dan lengket dan bila digunakan akan mengeluarkan bau yang manis dan nyaman dengan aroma harum buah seperti apel, strawberry, melon dan lainnya. Dan kebanyakan orang lebih menyukai mu’assal.

Jenis kedua adalah tembakau ‘ajami hampir selalu tidak ada rasa, kering dan lebih asli, baunya lebih menyengat. Sebelum digunakan ia harus dicampur dengan air sehingga menjadi lembut dan dapat dibentuk dan harganya lebih mahal. Kalau sudah tersedia di café-café harganya pun akan semakin mahal, karena merupakan isapan yang mewah.

Mana yang lebih membahayakan, shisha vs rokok?

Kalau ditanya pada perokok mana yang lebih enak antara shisha vs rokok, pasti jawabannya akan berbeda-beda. Bagi penggemar shisha pasti shisha lebih memberikan kenyamanan bagi pengisapnya. Tapi kalau ditanya mana yang lebih berbahaya shisha vs rokok, mereka hanya senyum-senyum saja. Karena mereka tahu kalau keduanya berbahaya bagi kesehatan bila dilakukan dalam jangka panjang.

Seperti halnya rokok, shisha mengandung tembakau juga dan kandungan beracun lain seperti nikotin, tar, karbon monoksida, arsenik, dan timah. Meski kandungannya sama, ternyata asap shisha lebih beracun daripada rokok tembakau. Jika dibandingkan dengan sebatang rokok tembakau, asap shisha mengandung arsenik dan nikel yang lebih tinggi, kandungan tar 36 kali lebih tinggi, dan karbon monoksida 15 kali lebih tinggi. Merokok dengan shisha biasanya memakan waktu yang lebih lama dibandingkan merokok biasa, sehingga kandungan nikotin dan unsur penyebab kanker yang masuk ke dalam paru-paru pun lebih tinggi.

Dengan mengetahui kandungan racun yang ada di dalam tiap isapannya, tidak mengherankan jika mengisap shisha dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan yang tidak bisa disepelekan karena arang yang digunakan untuk memanaskan tembakau juga berpengaruh buruk bagi kesehatan. Bahkan setelah melewati air pun, asap shisha masih mengandung racun tingkat tinggi. Zat-zat semacam karbon monoksida, logam, dan bahan-bahan kimia penyebab kanker seperti kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, dan lainnya.

Tabung dan selang shisha yang dipakai oleh kafe penyedia shisha bisa tidak dibersihkan dengan benar. Hal itu dapat mempermudah penyebaran penyakit menular, seperti tuberkuosis (TB), infeksi aspergillus (jamur yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru serius), dan infeksi helicobacter (radang lambung).  Menurut World Health Organization (WHO), merokok shisha selama satu jam sama bahayanya seperti mengisap 100 rokok! Wah, mengerikan ya.

Lalu bagaimana kalau dilihat dari hukum Islam tentang mengisap shisha?

Para ulama banyak yang mengemukakan berbagai pandangan tentang hal ini. Kita bisa membacanya dari berbagai kitab atau tulisan-tulisan di internet mengenai hal ini. Dan kembalikan pada hati kita untuk menjawab pertanyaan itu.

Firman Allah swt dalam Surah al-Baqarah, ayat 195 :

ولاثلقوا بأيديكم الى التهلكة

Dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu ke dalam bahaya kebinasaan”.