Terimakasih, Emak…

Emak,
Aku tahu tidurmu tak pernah lelap
Tubuh tegarmu kerap terkesiap jauh sebelum fajar menyingsing
Dalam keremangan cahaya
Kau tersungkur di atas sajadah
Di sudut bilik kamar kita

Aku mungkin tak tahu apa saja yang kau pinta
Namun yang aku tahu
Rasa syukurmu melebihi rasa keinginanmu
Kau tak pernah mengeluh
Atas apa yang telah Allah karuniakan kepadamu

Emak,
Meskipun lelah harimu
Senyum hangatmu tak pernah pudar dari wajahmu
Aku ingin sepertimu, Mak..
Yang tak pernah mengeluh
Bahkan merasa tertindas oleh kejamnya kehidupan dunia

Sedari pagi hingga sore hari
Tak peduli hujan dan terik mentari
Kau basahi tubuhmu dengan bermandi peluh
Telapak tanganmu tak lagi sehalus dulu
Menjadi pemecah batu, itu kerjamu

Emak,
Aku tahu, terkadang dadamu sesak karena menghirup debu
Yang selalu melingkupimu
Kerikil-kerikil yang kau hasilkan lalu kau tukar
untuk mendapatkan rupiah demi rupiah

“Jadilah anak yang hebat ya nak,
jangan seperti emak”
Begitu ujarmu di suatu sore
Waktu di saat aku lebih memilih untuk membantu emak
setiap harinya sepulang dari sekolah
ketika anak-anak yang lain tengah asyik bermain

Aku tersenyum, sambil membayangkan hari-hariku kedepannya
Aku tak berharap banyak untuk menjadi seseorang yang lebih
Dari apa yang emak harapkan
Tapi aku akan terus berdoa dan berusaha
Agar aku tak hanya bisa bersekolah,
Tapi juga bisa menemani emak selamanya
Seperti bulan yang selalu setia menemani matahari

Emak yang sudah menyayangiku tanpa beban
Emak yang telah mengajariku tentang keikhlasan
Dan emak yang telah mengajarkan aku untuk tetap tegar
Di tengah kemiskinan yang terasa begitu mencekat

Emak,
Maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu
Tapi aku berjanji suatu hari nanti aku akan membuatmu bangga padaku
Terimakasih karena engkau tak pernah lelah merawatku
Membesarkan dan menyekolahkanku
Dengan rupiah-rupiah dari hasil tetesan keringatmu
Aku bangga padamu, Mak..
Bagiku, emak adalah orang terhebat yang aku punya
Aku sayang emak…

Terimakasih, emak…

***

Jeddah, 14 Oktober 2016