Tetap Cantik dan Sehat Pasca Lebaran Haji

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuuh akhuwati fillah.

Beberapa hari yang lalu umat Muslim seluruh dunia yang tidak berhaji telah melaksanakan puasa Arafah yang hukumnya sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan, dan pada tanggal 10 Dzulhijjah juga dikenal dengan sebutan “Hari Raya Haji” atau “Idul Qurban”, karena pada hari itu Allah memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi umat Muslim yang belum mampu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan kurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan kita kepada Allah (SWT).

Pemilik hewan kurban pun berhak mendapatkan dan memakan daging jatah kurbannya,

فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

.. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al Hajj (22): 28)

Jadi, hasil penyembelihan kurban dibagi 1/3 untuk shohibul qurban, 1/3 untuk sedekah pada fakir miskin dan 1/3 sebagai hadiah.

Hmmm.. saya jadi teringat menu lebaran ala Indonesia seperti gulai kambing, opor daging, semur daging, rendang, tongseng yang pasti ada temannya seperti sayur lodeh, ketupat sayur dan lain-lain. Belum lagi camilan sore teman minum teh atau kue-kue tradisional yang lezat.

Untuk mereka yang tidak punya gangguan kesehatan mungkin tidak masalah, tapi bagaimana bagi pengidap gangguan kesehatan tertentu seperti asam urat, kencing manis atau hipertensi, bila berturut-turut atau hampir setiap hari selama liburan lebaran  menyantap makanan tersebut dalam porsi berlebih? Pasti bukannya rasa enak yang didapat, malah rasa sakit yang didapat. Jangan sampai ya.

Takaran lemak yang baik sebenarnya hanya sekitar 25-30 persen dari total kalori kita atau sekitar 5-6 sendok makan minyak saja. Makan santan dan gorengan pasti sudah lebih dari jatah 30 persen lemak jenuh, itu yang harus kita perhatikan agar kita tidak mengkonsumsi terlalu banyak makanan mengandung santan dan gorengan,” kata dokter Spesialis Gizi Fiastuti Witjaksono.

Nah, untuk menyiasati lemak yang berlebih saat mengonsumsi hidangan lebaran, dokter Fiastuti memberikan tips sehat. Untuk menjaga pola makan saat lebaran, tetap konsumsi makanan yang berserat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan yang dapat membantu mengikat dan mengeluarkan lemak sehingga tidak terserap oleh tubuh,” tuturnya. Hal ini tentu berlaku juga pasca lebaran.

Agar tetap cantik/ tampan, sehat maka tidak boleh makan seenaknya/sesukanya dengan penuh kerakusan, tapi makan sebatas dapat membuat kita sehat dan bertenaga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dengan baik.

Ada beberapa tips makan sehat, agar terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan. Yuk kita simak tips berikut ini:

  • Hindari kuah. Makanlah ketupat dengan opor, gulai atau rendang, jangan dengan kuahnya. Cukup daging dan ampasnya saja. Sebisa mungkin santap daging ayam tanpa kulit atau daging tanpa gajih/ lemak.
  • Pilih makanan yang tidak digoreng. Ganti makanan yang biasa digoreng dengan dipanggang, dikukus, direbus, atau dipepes.
  • Tambahkan menu-menu sehat. Misalnya, sup sayur hijau tanpa santan, pepes ikan, semur, soto, lalapan, asinan Betawi, rujak, atau urap.
  • Hidangkan buah potong. Lebih baik menyantap buah potong daripada es buah yang memerlukan banyak gula. Namun ingat, buah pun berkalori tinggi. Cukup empat porsi buah per hari, misalnya satu buah apel atau jeruk saja.
  • Minum air putih. Hindari soft drink, punch, atau sirup. Perbanyak minum air putih setelah menyantap berbagai makanan.

Dan jangan lupa olah raga, supaya kecantikan/ketampanan yang telah Allah (SWT) anugerahkan pada kita dapat dijaga, upayakan kondisi fisik selalu bugar melalui olah raga sesuai minat/usia masing-masing

“…makan dan minumlah, janganlah berlebih-lebihan/melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. Al A’raaf 7: 31).

 

IMG-20150923-WA0000
Merayakan lebaran bersama keluarga ala Saudi