Tetap Tegar dengan Vonis Kanker

Sebagian besar wanita biasanya paling malas periksa ke dokter apalagi untuk urusan mammogram dan pap smear. Selain karena alasan belum ada waktu, merasa baik-baik saja, bukan termasuk orang yang berisiko kanker, sampai alasan takut atau khawatir dengan hasil pemeriksaannya. Apalagi banyak cerita tentang ketidaknyamanan pada saat dilakukannya mammogram dan pap smear. Tapi bagaimana bila kita sering menunda-nunda, menunggu waktu yang tepat untuk memeriksakan diri dan akhirnya malah terlambat karena ternyata memang ada ‘sesuatu’ atau penyakit kanker di sana? Tentu tidak ada yang menginginkan hal itu terjadi.

Elis Esti Risnawati, menceritakan kepada aMuslima bahwa awalnya dia mengetahui ada benjolan di payudaranya melalui tukang pijat bayi langganannya. Karena tidak ada keluhan rasa sakit, tidak pernah meraba atau memeriksa sendiri, Elis merasa baik-baik saja. Dia pun langsung memeriksakan diri ke dokter dan dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa benjolan itu adalah tumor. Elis pun memutuskan untuk segera melakukan operasi pertama di tahun 2004.

Tahun 2005, wanita berusia 52 tahun yang masih bekerja di salah satu bank swasta di Jakarta ini, terpaksa harus menjalani operasi ke-2 karena muncul tumor lain di payudaranya. Begitu terus hingga operasi tumor sudah Elis jalankan hingga 6 kali. Dimana terakhir operasi Bulan September 2016 lalu dengan mengangkat rahimnya, 3 myoma, plus 11 tumor di payudara kanan dan kiri. Operasi terakhir ini membutuhkan waktu hingga 4.5 jam!

Di sela-sela kelelahan fisik dan mental karena beberapa kali operasi, Elis mengalami stroke pada tahun 2008. Mulutnya mulai mencong, kaki serta tangan bagian kanan lemas tak bertenaga. Diapun harus beristirahat selama setengah bulan dan terus berikhtiar dengan menjalani akupunktur serta terapi, selain pengobatan dari dokter.

Bersama teman-teman SMA
Bersama teman-teman SMA

 

Teman-teman semasa kuliah mengunjungi di RS
Teman-teman semasa kuliah mengunjungi di RS

Ketika tumor di dadanya divonis kanker pada tahun 2013, Elis sempat merasa dunia jungkir balik. Ketegarannya hampir rapuh bila keimanannya tidak kokoh saat itu. Namun bersyukur dia masih bisa kuat, bahkan temannya memberinya semangat “bila kamu merasa kuat, in shaa Allah kamu kuat.” Elis merasa dia harus tetap tabah menjalani ujian Allah SWT ini, yang ada dalam benaknya hanya dia harus ikhlas, berpikiran positif dan bangkit lagi. Berbahagia Elis masih memiliki ibunda yang selalu menemaninya di saat suka dan duka. Cintanya kepada ibunda ini yang membuat Elis tidak ingin orang-orang yang dicintainya ikut sedih memikirkan dirinya.

Bersama ibunda (baju biru), tante, dan sahabat-sahabat SMA
Bersama ibunda (baju biru), tante, dan sahabat-sahabat SMA

Bersyukur kanker yang muncul masih stadium 1, besarnya masih 0.3 cm, semangat untuk tetap sembuh mengalahkan perasaan kalutnya. Hasil rapor merah dari laboratorium patologi anatomi, tidak menghambatnya untuk terus berobat. Operasi pun dia hadapi di tahun 2013. Belum lagi dia harus menjalani 30 kali radiasi setelah pulang kantor, dari hari Senin sampai Jumat. Kantor memberikan dispensasi masuk setengah hari selama radiasi. Namun yang membuat dirinya sempat stres itu karena setiap minggu setelah radiasi dia harus menjalani pemeriksaan laboratorium. Bila hasil laboratorium jelek, radiasi harus diulang dari awal lagi.

Pengangkatan rahim terpaksa dilakukan pada September lalu karena rahimnya memicu tumor untuk terus menerus muncul lagi. Tiap 6 bulan, Elis harus menjalani bone scan, USG abdomen, payudara, thorax, lab darah, dan tes penanda kanker. Sedangkan mammogram harus dijalani setahun sekali.

Ketika ditanya apa yang bisa membuatnya tetap semangat melalui berbagai pemeriksaan, pengobatan, operasi dan kelelahan mental, Elis menjawab keinginan yang kuat untuk sembuh, menjalani apa yang harus dijalani, dan yang paling penting adalah selalu berdoa serta minta pertolongan kepada Allah SWT. Dukungan dari keluarga, kerabat, rekan-rekan kerja, teman-teman sekolahnya pun dirasakan sangat membantunya untuk tetap berdiri tegap.

Untuk membuat badannya tetap bugar dan sehat kini Elis lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, menghindari daging merah, ayam negeri, makanan berpengawet. Tapi dia masih diperbolehkan makan ikan dan ayam kampung. Bergabung dengan teman-teman yang senasib juga dapat membantu untuk saling support terutama di saat semangatnya sedang luntur. Begitu Elis mengakhiri kisahnya.

Sakit memang datang dari Allah SWT, dan Allah SWT pula yang akan memberi kita kesembuhan. Seperti disebutkan dalam banyak ayat di AlQuran, diantaranya adalah Surat Asy Syu’ara 80,

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,

Juga dalam hadits berikut,

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah rasa capek, rasa sakit (yang terus menerus), kekhawatian, rasa sedih, bahaya, kesusahan menimpa seorang muslim sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan musibah tersebut.” (HR. Bukhari no. 5641)

In shaa Allah dengan sakitnya kita, Allah SWT akan menghapus dosa-dosa kita di masa lalu bila kita selalu sabar dan ikhlas menerimanya.

1 komentar untuk “Tetap Tegar dengan Vonis Kanker”

  1. Saluuut untuk sahabatku elis. Semoga allah memberikan kesembuhan yang benar2 sembuh kepada elis…aamiin ya robbal’alamiin…

Komentar ditutup.