Menjaga Jantung Sehat dengan Diet Mediterania

Saat ini ada banyak sekali pilihan metode diet untuk menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya diet mediterania yang memiliki sederet manfaat bagi kesehatan. Menjaga jantung sehat dengan diet mediterania hingga memperpanjang usia.

Jika dibandingkan dengan diet food combining maupun diet bebas gluten dan rendah karbohidrat, diet mediterania bisa dibilang kurang populer di Indonesia. Padahal dari sejumlah penelitian yang dilakukan, diet mediterania diyakini mampu menurunkan risiko berbagai penyakit mematikan seperti jantung, jenis kanker tertentu, diabetes dan sebagainya.

Diet mediterania merupakan rekomendasi pola makan bernutrisi modern yang terinspirasi dari pola diet orang Yunani dan Italia Selatan serta Spanyol. Dilansir sejumlah sumber, pada prinsipnya diet mediterania terdiri dari konsumsi tinggi minyak zaitun, kacang-kacangan, gandum utuh, buah-buahan dan sayuran, konsumsi ikan dalam jumlah sedang hingga tinggi dan konsumsi produk lemak olahan (terutama keju dan yogurt) dalam jumlah sedang serta konsumsi daging non-ikan dan produk non-ikan dalam jumlah sedikit.

Dalam diet mediterania, minyak zaitun memainkan peran penting. Minyak zaitun menjadi sumber utama lemak diet. Keunggulan diet mediterania ini terletak pada konsumsi lemak jenuh dalam jumlah rendah, lemak tak jenuh tunggal dalam jumlah tinggi dan kaya serat diet. Konsumsi kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, gandum utuh dan ikan dengan membatasi konsumsi daging dan produk olahan non-ikan juga menjadi fokus utama dalam perencanaan makanan yang dikonsumsi sehari-hari dalam diet mediterania.

Dari penelitian terbaru yang dilakukan, diet mediterania memiliki sederet manfaat untuk kesehatan antara lain:

1. Melindungi dari Diabetes Tipe 2

Diet mediterania kaya serat sehingga memperlambat kerja pencernaan dan mencegah ayunan besar dalam gula darah.

2. Mencegah Penyakit Jantung

Roti olahan, makanan olahan dan daging merah dicoret dalam menu diet mediterania karena semua bahan makanan tersebut tidak bagus untuk kesehatan jantung. Penelitian di McMaster University menemukan ada hubungan bagus antara jantung yang sehat dengan konsumsi sekelompok makanan tertentu atau pola diet yang didalamnya terkandung sayuran, kacang-kacangan, lemak asam tak jenuh tunggal seperti yang terkandung dalam menu diet mediterania.

3. Melindungi dari Risiko Stroke

Diet mediterania juga mencegah risiko stroke karena genetik. Mutasi gen Transcription Factor 7-like 2 (TCF7L2) yang berkaitan dengan perkembangan diabetes tipe 2, juga dikaitkan dengan risiko stroke lebih tinggi terutama apabila seseorang memilki sifat pembawa dari dua orang di keluarganya. Ilmuwan dari Tufts University, Amerika Serikat, dan CIBER Fisiopatología de la Obesidad y Nutriciόn, Spanyol, menemukan bahwa diet mediterania bisa melindungi orang yang memiliki sifat pembawa dari dua orang di keluarganya dari mutasi gen tersebut.

4. Menurunkan Risiko Alzheimer

Para peneliti berspekulasi bahwa diet Mediterania dapat meningkatkan kolesterol dan kadar gula darah dan kesehatan secara keseluruhan pembuluh darah di mana semua faktor itu bisa mengurangi risiko penyakit Alzheimer atau demensia.

5. Mengurangi Separuh Risiko Penyakit Parkinson

Dalam diet yang mengandung tinggi antioksidan yang mencegah sel-sel dari proses kerusakan yang disebut stres oksidatif, risiko penyakit Parkinson praktis bisa terpotong setengah.

6. Menjaga Ketangkasan Tubuh

Nutrisi yang diperoleh dengan diet mediterania dapat mengurangi risiko utama perkembangan kelemahan otot dan tanda-tanda lain dari kelemahan sekitar 70 persen.

7. Memperpanjang Usia

Ketika terjadi penurunan risiko penyakit jantung atau kanker, seperti dalam kasus ketika Anda mengikuti diet Mediterania, diindikasikan ada 20 % penurunan risiko kematian pada usia berapa pun.

Mengenai makan atau minum, Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan. Dalam AlQuran disebutkan:

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.” (QS al-A’raaf [7] : 31).

Rasulullah (SAW) dalam kesehariannya juga menerapkan pola hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga. Wallahu A’lam.

 

Sumber: medicalnewstoday.com, helpguide.org, mayoclinic.org