Kisah Pembatik Difabel: Berjumpa Presiden dan Raih Berbagai Penghargaan (Bagian 2)

Menjadi pembatik ditekuni Ayu Tri Handayani sejak lima tahun terakhir. Karya batiknya yang diikutkan dalam berbagai pameran tingkat nasional membawa Ayu berjumpa dengan banyak pesohor Tanah Air seperti para pejabat tinggi negara, selebriti bahkan presiden.

Aktivitas Ayu membatik juga mengantarkannya meraih berbagai penghargaan. Pada April tahun ini Ayu yang membatik dengan kakinya mendapatkan penghargaan Batikology kategori Inspiring Woman yang diadakan operator telepon seluler, Indosat. Pada tahun lalu Ayu dianugerahi penghargaan Undip Award kategori Kemanusiaan, Kreativitas dan Inovasi dari Universitas Diponegoro Semarang.

Penghargaan Undip Award untuk pembatik difabel, Ayu Tri Handayani.
Penghargaan Undip Award untuk pembatik difabel, Ayu Tri Handayani.
Ayu mendapatkan penghargaan Batikology dari Indosat.
Ayu mendapatkan penghargaan Batikology kategori Inspiring Woman dari Indosat.

Dari membatik pula Ayu pernah berjumpa dengan Presiden Indonesia yang menjabat saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta ibu negara Ani Yudhoyono dalam acara Gelar Batik Nusantara (GBN) 2013 di Jakarta. “Saat itu Pak SBY dan ibu melihat-lihat batik buatan saya,” ujar Ayu kepada aMuslima.

Ayu juga bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi negara. Kain batik karyanya juga dibeli oleh beberapa tokoh negeri ini seperti Ginandjar Kartasasmita.

Ayu ingin suatu saat bisa bertemu dan menyerahkan secara langsung kain batik buatannya untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat Jokowi pindah dari walikota Solo menjadi Gubernur DKI Jakarta Ayu pernah memberikan kenang-kenangan kain batik karyanya untuk Jokowi tapi saat itu yang menerima sang istri, Iriana Joko Widodo.

Selain bertemu dengan sejumlah tokoh negeri ini, dari aktivitas membatik pula Ayu berkesempatan tampil disejumlah acara televisi dan bertemu dengan beberapa selebriti papan atas Indonesia. Ayu tak bisa menutupi rasa girangnya ketika bersua dan memberikan kain batik buatannya untuk artis idolanya, Andika Pratama.

Ayu bersama pembawa acara Dedy Corbuzier.
Ayu bersama pembawa acara Deddy Corbuzier.

Dia mengaku tak pernah membayangkan bisa merasakan semua ini. Dari kisahnya ini, Ayu berharap agar masyarakat tidak memandang sebelah mata terhadap penyandang disabilitas. Para difabel bisa hidup mandiri dan selayaknya dihargai sama seperti orang lainnya. Ayu juga berharap agar teman-teman difabel pantang menyerah dan terus mencari kelebihan masing-masing.

Dalam ajaran Islam manusia tidak dibedakan dari penampilan fisiknya namun berdasarkan amal perbuatan. Seperti yang disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW :

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada wajah dan bentuk tubuh kalian, akan tetapi Allah melihat qalbu (akal dan hati) dan perbuatan kalian.” (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

Islam juga mengajarkan untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas. Allah bahkan pernah menegur Rasulullah SAW karena mengabaikan orang buta melalui surat Abasa:

“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya.” (QS. Abasa 1-2)

Menurut riwayat saat Rasulullah SAW berbincang dengan pemuka Quraisy datanglah seorang tuna netra, Abdullah bin Ummi Maktum, yang mengharapkan Rasulullah membacakan ayat-ayat Alquran. Namun Rasulullah SAW bermuka masam dan memalingkan pandangan dari Abdullah bin Ummi Maktum.

Dari kejadian itu Allah kemudian menurunkan surat Abasa sebagai teguran terhadap Rasulullah SAW karena mengabaikan Abdullah bin Ummi Maktum yang mengalami kebutaan.