Menyikapi Musibah Jatuhnya Crane di Masjidil Haram Mekkah Al Mukarramah

 

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

بسم الله الرحمن الرحيم

 

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ ﴿٢

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَّا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَـٰنِ مِن تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ ﴿٣

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

Subhanallah, membaca 3 ayat pertama dari surat Al-Mulk, mengingatkan saya pada kejadian kemarin Jum’at 11 September 2015 jam 17.45 waktu Saudi Arabia di masjidil Haram Mekkah Al-Mukarramah. Sebuah kejadian mengharukan , salah satu crane atau derek jatuh/tumbang sehingga menimpa calon jemaah haji di sana. Akibat kejadian tersebut, puluhan calon jamaah haji tewas, dan sekitar 150 an menderita luka-luka seperti yang diberitakan di berbagai media masa (Al-Arabiya TV, Al-Hadats TV, dll).

Musibah bisa terjadi di mana saja. Musibah dapat menimpa siapa saja. Tak terkecuali bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah. Di tempat yang bertabur pahala, di negeri yang penuh barakah. Masjidil Haram, Makkah al-Mukarramah.

Cuaca buruk di Mekkah
Cuaca buruk di Mekkah

Peristiwa ini terjadi karena cuaca yang buruk pada hari Jum’at lalu. Bermula dengan ada nya badai debu/pasir yang berlanjut dengan badai angin besar yang disertai hujan deras melanda hingga membuat crane patah dan akhirnya jatuh hingga menembus langit-langit Masjidil Haram.

انا لله وانا اليه راجعون. ان لله ما أخذ وله ما أعطى ولكل اجل مسمى فالتصبر ولتحتسب

Sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhnya kepadaNya kita akan kembali. Sungguh milik Allah apa yang diambil dan apa yang diberi..setiap jiwa memiliki ajalnya..maka bersabarlah dan carilah pahala…

Crane menimpa salah satu area masjid.
Crane menimpa salah satu area masjid.

Inna lillahi wa Inna ilahi roji’un. Sungguh kita semua bersedih dengan kejadian ini, tapi tentu banyak hikmah yang kita bisa petik dari peristiwa yang terjadi. Kita harus memiliki keyakinan bahwa tidak ada musibah yang terjadi di atas muka bumi ini melainkan telah Allah tetapkan dalam taqdirNya. Qoddarullah maa syaa-a  fa’ala. Allah telah mentaqdirkan, apa yang Allah kehendaki pasti terjadi..

Crane yang meruntuhkan bagian masjid
Crane yang meruntuhkan bagian masjid

Ada beberapa keutamaan calon jamaah haji yang menjadi korban tertimpa crane di Masjidil Haram. Dan hanya Allah yang mengetahui hikmah dalam masalah ini. Diantaranya :

  1. Meninggal di hari yg mulia, yaitu Jumat.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ »

Artinya: “Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia pada hari Jumat atau pada malam Jumat melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah (pertanyaan) kubur.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Humaid, Abu Ya’la, dan Al-Baihaqi).

  1. Meninggal karena tertimpa reruntuhan.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ: الْمَطْعُوْنُ وَالْمَبْطُوْنُ وَالْغَرِقُ وَصاَحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ

“Syuhada itu ada lima, yaitu orang yang meninggal karena penyakit tha’un, orang yang meninggal karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan, dan orang yang gugur di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah).

  1. Meninggal di jalan Allah, yaitu sedang atau akan beribadah haji.

Abu Hurairah radhiyallahu anhu menyampaikan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam :

مَا تَعُدُّوْنَ الشَّهِيْدَ فِيْكُمْ؟ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ. قَالَ: إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيْلٌ. قَالُوْا: فَمَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ, وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فيِ الطَّاعُوْنَ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَالْغَرِيْقُ شَهِيْدٌ

“Siapa yang terhitung syahid menurut anggapan kalian?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, siapa yang terbunuh di jalan Allah maka ia syahid.” Beliau menanggapi, “Kalau begitu, syuhada dari kalangan umatku hanya sedikit.” “Bila demikian, siapakah mereka yang dikatakan mati syahid, wahai Rasulullah?” tanya para sahabat. Beliau menjawab, “Siapa yang terbunuh di jalan Allah maka ia syahid, siapa yang meninggal di jalan Allah maka ia syahid, siapa yang meninggal karena penyakit tha’un maka ia syahid, siapa yang meninggal karena penyakit perut maka ia syahid, dan siapa yang tenggelam ia syahid.” (HR. Muslim)

  1. Meninggal ketika sedang beramal shalih.

Hudzaifah radhiyallahu anhu menyampaikan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam:

مَنْ قَالَ: لاَ إِلهَ إِلاَّ الله ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ. وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ. وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Siapa yang mengucapkan La ilaaha illallah karena mengharapkan wajah Allah yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga. Siapa yang berpuasa sehari karena mengharapkan wajah Allah yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga. Siapa yang bersedekah dengan satu sedekah karena mengharapkan wajah Allah yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga.” (HR. Ahmad, sanadnya shahih).

Semoga Allah menerima amalan para korban jatuhnya crane di Masjidil Haram, mengampuni dosanya dan memasukkannya ke dalam surgaNya. Dan bagi yang masih sakit karena luka-luka semoga Allah menyembuhkan dengan segera, syifa’an ‘ajilan. Allahumma Aamiin.

Innalillah wa inna ilaihi rooji’uun Taqobbalahumullah minas syuhadaa.. Sungguh kematian yang indah dan nikmat bagi mereka yang berjuang fii sabilillah.

Jeddah  2015