Kisah Tukang Tambal Ban Naik Haji (Bagian I) : Niat Kuat & Ketekunan Menabung Antar Suparto ke Baitullah

Bagi muslim di Indonesia dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah, menunaikan ibadah haji bak impian yang nyaris mustahil diwujudkan. Ongkos haji yang terbilang mahal menjadi kendala utama. Namun tidak ada yang mustahil jika Allah berkehendak. Tidak masalah apakah orang kaya atau miskin, apapun pekerjaan atau ras orang tersebut, ketika Allah memanggil umat Nya untuk menunaikan ibadah haji maka semuanya bisa terjadi.

Tukang tambal ban asal Solo, Suparto, yang naik haji pada 2014 sedang mereparasi sepeda pelanggannya, Senin (31/8/2015)
Tukang tambal ban asal Solo, Suparto, yang naik haji pada 2014 sedang mereparasi sepeda pelanggannya, Senin (31/8/2015)

Panggilan mengunjungi Baitullah untuk melaksanakan rukun Islam yang ke lima rupanya menghampiri Suparto, 67, warga Bayan Krajan, Kadipiro, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. Berkat ketekunannya menabung selama delapan tahun dan niat kuat, Parto menunaikan haji pada 2014. Pada awalnya pria yang akrab disapa Parto ini berpikir mustahil bagi dirinya yang pekerjaannya hanya sebagai tukang tambal ban untuk berhaji. Namun pada 2006 muncul niat dan tekad yang menggebu-gebu dalam diri Parto untuk naik haji.

Bapak dua anak ini pun mulai mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari penghasilannya sebagai  tukang tambal ban dan mereparasi sepeda serta jual beli sepeda bekas. Pada awalnya pria kelahiran Sragen 31  Desember 1948 tersebut  menyisihkan uang Rp5.000 setiap hari untuk ditabung. Niat mulia menabung untuk biaya ke Baitullah rupanya dipermudah, Allah mengalirkan rezeki  yang lebih banyak untuk Parto.

“Saya menabung Rp5.000 hanya selama sekitar dua bulan, setelah itu tak disangka-sangka Allah memberi rezeki yang lebih banyak hingga saya bisa menabung Rp30.000 bahkan kadang bisa menabung Rp40.000 setiap hari. Saya merasa rezeki mengalir setelah saya niat menabung untuk biaya haji,” tutur Parto saat berbincang dengan amuslima.com, Senin 31 Agustus 2015.

Dengan kesabaran dan ketekunannya menabung, pada 2010 Parto telah mengumpulkan uang Rp17 juta. Waktu itu biaya untuk mendaftar haji sebesar Rp25,5 juta jadi masih ada kekurangan uang sekitar Rp8,5 juta. Melihat kekurangan uang yang bagi Parto nominalnya  sangat besar, suami dari Sudarni ini semakin giat menabung. Tanpa diduga rezeki yang didapatkan Parto bagaikan air mengalir menjelang pelunasan biaya pendaftaran haji. Dalam  kurun waktu enam bulan menuju pelunasan, Parto berhasil mengumpulkan kekurangan uang sebesar Rp8,5 Juta.

“Saya tercengang, bagi saya rasanya tidak masuk akal bisa mengumpulkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu enam bulan. Saya sampai menangis. Inilah rahasia Ilahi,” kenang Parto sambil mengusap air mata yang jatuh ke pipi.

Parto semakin semangat menabung untuk melunasi keseluruhan biaya haji yang pada waktu itu sekitar Rp34,5 juta untuk pemberangkatan tahun 2014. Menjelang pelunasan, Parto berhasil mengumpulkan Rp9 juta untuk menggenapi kekurangan biaya haji. Namun tak disangka ternyata terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar. Biaya haji naik menjadi hampir sekitar Rp40 juta sehingga Parto harus mencari tambahan uang sekitar Rp5 juta.

Parto terkejut dengan situasi tersebut karena uang yang seharusnya sudah cukup untuk biaya haji ternyata masih kurang padahal batas pelunasan tinggal 14 hari. Namun Parto tak patah arang mencari uang dan dengan izin Allah Parto berhasil mendapatkan uang Rp5 juta untuk melunasi biaya haji. “Saya juga tidak percaya bisa mendapatkan uang Rp5  juta dalam 14 hari. Saya tidak berhutang dan saya juga tidak menjual apa-apa untuk mendapatkan uang itu,” kata Parto yang mendapatkan bantuan uang Rp1 juta dari anaknya untuk biaya pelunasan tersebut.

Parto selalu yakin jika seseorang ingin beribadah dilandasi dengan niat yang sungguh-sungguh maka Allah akan mempermudah jalan orang tersebut. Seperti yang tertera dalam Surat Al Ankabut ayat 69 yang berbunyi,

waalladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa wa-inna allaaha lama’a almuhsiniina

(Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh karena memenuhi kehendak agama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah berserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya).

Setelah melalui perjuangan berliku akhirnya Parto berangkat haji pada 21 September 2014 bersama rombongan haji di kloter 55.(Bersambung)