Rambut putihnya mulai menghiasi sebagian kepalanya
Tubuhnya yang tumbuh subur tak pernah lelah berlari mengais rezeki
Kumis dan janggutnya kadang tak sempat ia rapihkan
Mengiringi semangat hidupnya yang tetap terus menyala
Laki-laki itu punya segudang cita
Membahagiakan orang-orang yang dicintainya,
dengan rizqi dari hasil tetesan keringatnya
dengan perhatian tulusnya, menjaga dari fitnah dunia
Mengajak pada kebahagiaan surgawi
Walau jalan yang dilaluinya tak selalu mulus
Namun harapannya tak pernah pupus
Walau keinginannya seringkali dipandang sebelah mata
Namun tujuannya hanyalah Ridho Allah semata
Kian hari kian kusadari kesabarannya
Kian hari kian kurasakan kasih sayangnya
Kian hari kian kunikmati keikhlasannya
Dan semakin hari semakin aku ingin selalu mendampinginya
Ku ingin meraih surga itu bersamamu
Ku ingin menggapai cita itu denganmu
Ku ingin menghabiskan sisa umurku bersamamu
Laki-laki itu…
Pernah dicampakkan
Laki-laki itu…
Pernah merasa sendiri
Laki-laki itu…
Tak pernah mengeluh
Laki-laki itu…
Tak pernah berteluk karena pujian
Laki-laki itu…
Selalu tersenyum
Laki-laki itu…
Selalu ceria
Laki-laki itu…
Adalah manusia biasa, tiada teristimewa
Namun bagiku, dialah anugerah terindah dalam hidupku
Yah… laki-laki itu…
Adalah lelakiku…
Lelaki yang telah Allah pilihkan untukku, menjadi pendamping hidupku
Lelaki yang Ia titipkan padaku untuk bisa aku bahagiakan
Yang patut aku syukuri karena kehadirannya
Maafkan aku lelakiku,
Karena sampai saat ini aku masih belum bisa membahagiakanmu…
Hanyalah doa tulusku yang selalu aku senandungkan di dalam dadaku…
“Ya Allah…
Anugerahkanlah kebahagiaan kepadanya selama di dunia ini
hingga di akhirat nanti
Angkatlah derajatnya ke tempat yang lebih tinggi dihadapan-Mu
Dan muliakanlah hidupnya dalam ketaatan kepada-Mu
Limpahkanlah Cinta-Mu dalam setiap helaan nafasnya
Berikanlah Ridho-Mu dalam setiap gerak langkahnya
Dan berikanlah bidadari tercantik-Mu untuk lelakiku di Surga-Mu
Aamiin… Ya Rabbal ‘alamiin…”
***
Al-Shafa, Jeddah
16 November 2010