Catatan Perjalanan di Madinah (7)–Tamat: Museum Dar Al Madinah

Museum Dar Al Madinah merupakan museum pertama dan terbesar yang berisi sejarah, budaya Kota Madinah, serta napak tilas kehidupan Nabi Muhammad SAW. Di dalam museum ini terdapat koleksi lukisan, gambaran Kota Madinah secara utuh, dan koleksi unik dari sejarah Islam masa lalu. Ketika kami sampai di museum yang terletak di Jalan King Abdul Aziz di Madinah Knowledge Economic City, pengunjung masih belum banyak yang datang karena kami datang pagi hari. Kami membeli tiket masuk sebesar 25 Saudi riyal per orang lengkap dengan pemandu yang bahasa pengantarnya bisa kami pilih. Ada beberapa bahasa yang ditawarkan di antaranya Bahasa Arab, Inggris, Turki, dan Urdu.

Setelah membeli tiket masuk, kami diminta duduk di satu ruangan sambil menunggu pemandu kami siap. Di ruangan itu terdapat toko yang menjual souvenir, minyak wangi khas Madinah, hingga buku tentang sejarah Nabi Muhammad SAW dan Kota Madinah. Setelah menunggu sekitar 5 menit, kami pun diberi plastik untuk membungkus sepatu yang tetap dapat kami kenakan sehingga ketika kami masuk tidak mengotori area museum.

Di awal tour ke dalam hall, pemandu kami menerangkan letak geografis Kota Madinah di Arab Saudi. Bahwa Kota Madinah hanya dapat dimasuki dari satu sisi saja yaitu sisi utara, sementara sisi lain bagaikan benteng karena dikelilingi pegunungan berbatu dan pohon-pohon kurma. Diceritakan pula awal Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, masjid yang pertama kali dibangun yaitu Masjid Quba, kemudian Masjid Jumat dan baru Masjid Nabawi, lihat tulisan sebelumnya di Catatan Perjalanan di Madinah (1), Catatan Perjalanan Madinah (2), Catatan Perjalanan Madinah (3). Ditunjukkan pula replika tahap demi tahap pembangunan Masjid Nabawi hingga terlihat luas dan indah seperti yang dapat kita kunjungi sekarang ini. Perluasan demi perluasan hingga makam Rasulullah SAW yang berada di rumah beliau dan Aisha RA menjadi masuk dalam area masjid.

Masjid Nabawi. Tiang besi hitam di tengah dahulu sebagai penunjuk waktu salat. Awalnya luas Masjid Nabawi hanya 35mx30m.
Tahap demi tahap rumah Aisha RA dibagi dengan makam Rasulullah SAW, Abu Bakar RA, dan Umar RA
Gambaran rumah Aisha RA
5 Star Wall, Rawdah dalam Masjid Nabawi

Diperlihatkan pula bagaimana rumah Aisha RA yang begitu kecil, dan harus dibagi dengan makam Rasulullah SAW suaminya, dan kemudian untuk makam Abu Bakar RA ayahnya, hingga akhirnya harus merelakan 1 petak makam untuk Umar bin Khatab RA, yang seharusnya diperuntukkan untuk dirinya. Aisha RA akhirnya mengalah dan dimakamkan di Baqi, tidak jauh dari Masjid Nabawi. Bila kita ziarah ke makam Rasulullah SAW, posisi jemaah laki-laki adalah di sisi berhadapan dengan badan dan wajah Rasulullah SAW. Sementara jemaah perempuan adalah di sisi atas kepala Rasulullah SAW.

Syiar Islam di Mekah dan Madinah sering mengharuskan para sahabat berperang melawan kaum kafir dan Yahudi. Di museum ini pun digambarkan bagaimana para sahabat berjuang dalam perang pertama yaitu Perang Badr, kemudian Perang Uhud, dan Perang Khondaq.

Replika galian parit saat Perang Khondaq

Ada pengetahuan baru bagi saya sendiri tentang Baqi setelah melihat replika dari makam Baqi. Di Baqi, seperti juga tempat pemakaman lain di Saudi Arabia, setiap 1 lubang terdiri dari lubang-lubang yang menjorok ke samping (semacam laci bertingkat). Jadi bila ada jenazah yang baru masuk, dapat menempati makam lama yang sudah beberapa tahun lamanya. Sehingga Saudi tidak pernah memerlukan banyak area makam, karena satu lubang tanah dipakai untuk banyak orang.

Gambaran pemakaman di Baqi

Bagaimana kita tahu makam saudara kita? Setiap kantor pemakaman terdapat administrasi nama dan letak makam, sehingga meskipun makam tanpa nama di batu nisan, atau tanpa ditandai dengan nisan yang megah, kita tetap dapat mengetahui di mana makam si Fulan. Perbedaannya juga ditunjukkan dengan jumlah batu nisan, yaitu 2 batu menunjukkan makam perempuan, 1 batu menunjukkan makam laki-laki. Keistimewaan dari orang-orang yang dimakamkan di Baqi adalah ikut didoakan para peziarah sehingga dapat mengurangi dosa-dosanya. Hanya makam para sahabat dan keluarga Rasulullah SAW yang tidak boleh dibongkar. Di makam Baqi terdapat pula makam khalifah Usman bin Affan RA. Sementara Ali bin Abu Thalib RA dimakamkan di Iraq.

Dua batu nisan berarti makam perempuan, sementara satu batu nisan makam laki-laki.
Perbandingan ukuran bejana air untuk mandi (kiri) dan wudhu tinggi sekitar 19cm (kanan) Rasulullah SAW

Setelah kami dibekali dan diingatkan kembali tentang sejarah berkembangnya Islam di Jazirah Arab, kami dipersilakan mencicipi minuman khas Arab yaitu gahwah Arabi (kopi Arab dengan aroma khas kapulaga) dan Syarbat (air manis rasanya, dicampur dengan air mawar dan pewarna) dengan teko dan cangkir-cangkir khas pula. Kurma pun tetap menjadi pendamping utama minuman ini. Warga asli Madinah memang terkenal sopan, bersahaja, dan kami pun dimuliakan sebagai tamu pengunjung museum. Alhamdulillah.

Kami disuguhi minuman khas Arab

Museum ini terbuka untuk umum, dari anak sekolah hingga jemaah haji dan umroh dari luar. Buka dari Hari Sabtu hingga Kamis, jam 9 pagi hingga jam 8 malam. Siapapun yang berminat bisa telepon ke +966 14 8653049 dan HP +966 534779997. In shaa Allah bermanfaat dan semakin menambah kecintaan kita kepada Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Note:

Foto-foto di atas dari koleksi pribadi dan kawan-kawan anggota Dharma Wanita Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Jeddah