Menjemput Ramadan di Kedungsari dan Mangunsoko

2

Menjemput Ramadan tahun ini aMuslima akan menyalurkan bingkisan lebaran ke keluarga dan anak-anak yang kurang beruntung di desa Kedungsari, Yogyakarta dan Mangunsoko, Magelang. Bingkisan ini terbagi dalam dua jenis paket yaitu paket kebutuhan pokok untuk keluarga dan paket peralatan sekolah untuk anak-anak. Berikut adalah profil singkat kedua desa tersebut.

Desa Kedungsari, Kulon Progo

Kedungsari adalah nama salah satu desa terpencil di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa ini terdiri dari 9 dusun yaitu Karongan, Karangasem, Milir, Ngramang Kalinongko, Cumetuk, Kedungsogo, Kradenan, dan Gletak. Berdasarkan data kependudukan yang dikeluarkan oleh pemerintah DIY pada semester II 2014 persentase kepala keluarga yang beragama Islam mencapai 79,4% dari total kepala keluarga desa Kedungsari, dan terjadi penurunan menjadi 79,1% kepala keluarga di periode yang sama tahun 2015 dan menurut penduduk setempat Muslim di desa ini terus menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan desa-desa lain di kecamatan Pengasih, desa ini memiliki penduduk Muslim yang paling sedikit hanya 7,3-7.5%.

Walaupun penduduk Muslimnya menurut data kependudukan masih mayoritas, tapi masjid-masjid sering sepi karena sedikitnya jama’ah yang datang. Bangunan masjid yang sepi ini diantaranya karena lokasinya yang jauh dari perumahan, walaupun sedikit demi sedikit beberapa masjid mulai dijadikan tempat berkumpul anak-anak yang memperdalam agama, membaca dan menghafal Al-Qur’an. Menurut penduduk setempat, beberapa TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) akhir-akhir ini mulai kembang kempis keberadaannya.

Indonesia-trip-2013-July-016-300x200
Salah satu masjid di desa Kedungsari

Anak-anak desa Kedungsari diasuh oleh ustadz di dusun-dusun setempat. Termasuk seorang ustadz muda yang sempat aMuslima kunjungi di dusun Cumetuk, yang bersedia mendedikasikan waktunya untuk mendidik anak-anak di dusun itu hingga saat ini. Beliau bersama istrinya mengajar mereka di bangunan masjid maupun di rumahnya yang sangat sederhana. Dari usia kanak-kanak hingga remaja bisa menjadi muridnya. Ustadz ini hanya menghidupi keluarganya dengan beternak kambing dan membuka warung kecil. Namun kesabaran dan niatnya memperbaiki iman Islam generasi muda di desa tersebut mampu mengalahkan kemewahan dunia yang mungkin bisa beliau dapatkan bila tinggal di daerah lain.

Penduduk desa Kedungsari memiliki mata pencaharian dari beternak kambing, sapi, maupun bertani. Pemberdayaan ekonomi masyarakat masih sangat dibutuhkan seperti penambahan modal untuk ternak kambing, ternak sapi, modal warung, bubut kayu, beasiswa sekolah, dan untuk mengaktifkan kegiatan di masjid-masjid.

Desa Mangunsoko, Magelang

Desa Mangunsoko terletak di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Desa ini sering terkena dampak erupsi Gunung Merapi, mengingat lokasinya yang tidak jauh dari Gunung Merapi. Mereka tetap bertahan, meskipun mungkin sewaktu-waktu banjir lahar bisa saja kembali menghantam desa mereka. Dengan kekuatan yang ada, mereka berusaha kembali membangun puing-puing yang tersisa menjadi tempat tinggal yang layak.

Musibah yang menimpa mungkin saja membuat kalut hati mereka, sampai-sampai terkadang mereka kehilangan arah. Hingga dalam kondisi terdesak itu mereka terpaksa menerima kebaikan apa pun yang ada di depan mata.

IMG-20160517-WA0022
Pembinaan akidah ibu-ibu desa Mangunsoko

Keimanan mereka terus diuji, penduduk Muslimnya semakin lama semakin menurun. Berdasarkan data yang diperoleh aMuslima, 3 diantaranya adalah Dusun Ngandong hanya memiliki 10 keluarga Muslim, Dusun Diwak 20 keluarga Muslim, dan Dusun Balong 20 keluarga Muslim.

Mereka butuh sentuhan tangan-tangan lembut, jiwa-jiwa yang bersih yang mampu menuntun mereka kembali pada kebenaran yang hakiki. Seperti yang dilakukan beberapa pemuda Muslim di dusun tersebut, yang jauh-jauh datang dari kota lain. Mereka dengan rela hati mengabdikan dirinya untuk berbagi ilmu dengan penduduk desa tersebut. Membentengi mereka dengan aqidah Islam yang benar, mengajar anak-anak mengaji dan mengkaji Al-Quran, dan kembali menguatkan iman Islam penduduk tersebut.1

Mereka, para warga, memang tidak hanya perlu tempat tinggal, air bersih, dan juga kesejukan jiwa, tapi mereka juga tetap perlu perbaikan di sektor ekonomi. Tak jarang para pemuda Muslim itu juga harus berjuang untuk membantu perekonomian masyarakatnya.

Sungguh, mereka terus membutuhkan uluran tangan kita semua. Jangan sampai keislaman mereka tergerus oleh kemelaratan berkepanjangan. Dan jangan sampai keimanan mereka semakin luntur diterjang badai kehidupan. Jauh di lubuk hati mereka, mereka pun ingin mejalani hidup dengan hati yang riang gembira, segembira hati kita menjemput Ramadan yang tak lama lagi akan tiba.