Ajarkan Aku Ma’rifat Kepada-Mu

Resah dan gundah gulana melanda jiwa
Tatkala diri mulai mencari sosok untukku bersandar
Menapaki perjalanan di atas bumi dalam sebuah episode kehidupan
Yang seakan tiada akhir tanpa kusadar

Sudahkah aku berjalan di atasnya tanpa rasa pongah?
Sebab aku takkan sanggup menembus kedalaman bumi
Atau pun menjulang setinggi gunung

Sudahkah imanku terbingkai utuh?
Sementara dalam sekejap acapkali qolbuku terbolak balik
Iman di lisan tak lantas mewakili beningnya keyakinanku pada-Mu

Sudahkah Islamku, kepatuhanku dan ketundukanku
menyelamatkan aku dan orang-orang sekitarku?
Sementara aku asyik dengan kesibukan duniawiku sendiri
Tak menghiraukan mereka, bahkan justru sering mendzolimi

Sudahkan ihsan ini menghiasi hari-hariku?
Sementara hatiku masih belum seluruhnya tertuju pada-Mu
Aku justru sering menafi’kan Engkau dalam ketakberdayaanku melihat-Mu
Sehingga aku lupa bahwa Engkau selalu melihatku

Sudahkah syariatku pun kutunaikan sempurna
Padahal aku masih mengharap-harap surga-Mu
Bahkan terkadang terbersit untuk mendapatkan pujian dari sesama
Seakan hilang makna ibadahku, hakikatku
Seiring lantunan ayat yang juga kerap kutinggalkan
Zikir asma-Mu pun sering kualpakan

Dalam kesendirianku berselimut kabut rindu
Kudapati secercah cahaya di langit gulita
Itukah warna-Mu, Tuhan…
Itukah Diri-Mu…
Ya Rahmaan…
Ya Rahiim…
Ya Ghaffar…
Bergetar haru dalam pekik hatiku
Berdegup kencang dalam detak nadiku
Kurindu hadir-Mu
Kurindu kasih-Mu
Kurindu cinta-Mu

Mengisi udara di setiap desah nafasku
Mengaliri di setiap aliran darahku
Menyusuri di setiap pilu hatiku
Meniti sejuk di setiap syukurku
Mengajakku untuk senantiasa bercengkerama dengan-Mu
Menikmati getar-getar asmaraku pada-Mu
Hingga terasa semakin bergelora dan membuncah di kedalaman diri-Mu

Maafkan aku duhai Cintaku…
Maafkan aku…
Kuingin datang kepada-Mu
Meski terseok-seok hatiku
Memohonkan ampunan-Mu
Mengharapkan belas kasih-Mu
Aku malu dan hanya dapat terpaku,
Terdiam dan membisu,
Terbata-bata
Mengucapkan kata C I N T A – ku pada-Mu
Karena ternyata, aku…
Aku masih sering menduakan Cinta-Mu,
Kasihku…

Ya Rabbi…
Mampukan aku,,
Tegarkan aku,
Dekap diriku
Ku tak harus menunggu jaya ataupun terluka
Agar aku bisa berdekatan dengan-Mu
Ku tak harus menunggu usiaku menjadi senja
Untuk aku lebih mengenal diri-Mu

Sadarkanlah aku ya Ilahi…
Insyafi aku…
Ajarkan aku untuk ber-Mahabbah dan Ma’rifat kepada-Mu
Menuju sebuah keabadian bersama-Mu

Pancangkanlah keikhlasan Cinta-ku pada-Mu
Hingga kepasrahan ini merajai hatiku
Kumilik-Mu…
Kumilik-Mu…
Seutuhnya…
Selamanya…

***

Dalam hening malam, 3 September 2015