Belajar Sambil Bermain di Lokasi Wisata Batu Lawang Cirebon

Baru-baru ini saya bersama anak-anak didik berwisata ke Batu Lawang, dalam rangka Tadabbur alam sebagai program kegiatan outing class sekolah kami. Ternyata sesampainya di sana banyak sekali pengajaran yang bisa kita sampaikan sebagai bentuk pembelajaran bagi anak-anak.

Seperti apa yaa kegiatan yang bisa kita lakukan di sana?.. Dan apa itu Batu Lawang?.. Yuuk ikuti terus tulisan saya berikut ini 😍

Batu Lawang adalah sebuah destinasi wisata di Desa Cupang, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang berbatasan dengan kabupaten Majalengka. Karena lokasinya yang jauh masuk ke pelosok kampung, tempat ini baru bisa ditempuh dengan motor atau mobil.

Menurut ibu penjaga warung di tempat wisata tersebut, tempat ini mulai dibangun sebagai tempat wisata sekitar 3 tahun yang lalu, dan baru ramai dikunjungi sekitar 2 tahun belakangan ini.

Dinamakan Batu Lawang karena ada sebuah batu yang berbentuk lawang (pintu) yang konon katanya diyakini bisa menembus ke alam gaib kalau kata orang-orang pintar, demikian informasi yang sempat saya peroleh. Wallahu a’lam bisshawab.

Namun yang pasti, tempat ini juga biasa dijadikan ajang panjat tebing oleh para pecinta alam. Saat melihat tebing-tebing batu tersebut, ingatan saya sempat melayang ke tebing breksi, Yogyakarta.

Biaya parkir di Batu Lawang ini terhitung murah, untuk mobil dikenakan tarif 5000 rupiah, sedang untuk motor 3000 rupiah. Tiket masuknya juga hanya 5000 rupiah untuk anak-anak dan 7000 untuk dewasa.

Saat kami memasuki lokasi, mata kami sudah dimanja oleh indahnya pepohonan hijau dan bunga cantik warna warni yang dihadirkan di sisi tebing-tebing batu yang menjulang tinggi. Tebing batu alam yang tersusun sedemikian rupa merupakan jenis batuan andesit. Dengan ketinggian sekitar 23-30 meter, corak batuannya sangat unik sehingga sangat mendukung untuk berfoto ria di sana. Banyaknya pepohonan hijau juga menghadirkan suasana teduh.

Tak lupa saya mengajarkan anak-anak untuk mengagungkan Asma Allah saat melihat keindahan yang nampak di pelupuk mata kami. Jangan lupa ucapkan kalimat “Subhanallaah.. atau Masyaa Allah.. kalau kita melihat sesuatu yang indah.”
“Subhanallah.. indah sekali pemandangannya yaa”. Ujar salah satu anak didik kami. “Hebat! Bagus sekali kalimat pujiannya, nak.”

Nilai-nilai Aqidah pun kami tanamkan kembali untuk mengulang pelajaran yang telah diberikan. “Allah itu ada tidak?..” tanya saya. “Ada”. Jawab mereka kompak. Dari mana kalian tahu kalau Allah itu ada?” “Dari adanya alam semesta ini.” “Iyaa benar, Allah itu hebat yaa.. Allah itu keren bisa menciptakan semua ini. Kalau kalian bisa tidak?” “Tidaak” jawab mereka lagi.

Tak tahan anak-anak pun segera berhamburan ke sana ke mari. Sambil menunggu sound untuk senam irama disiapkan. Kami segera berpose di belakang tulisan Batu Lawang di pertengahan bukit.

Berikutnya anak-anak berseru ingin bermain flying fox. Sayangnya kami tidak menemukan penjaga di sana. Menurut berita yang kami dapat, penjaganya baru ada kalau saat akhir pekan. Mungkin juga karena lokasi ini masih terhitung baru, jadi masih banyak pembenahan yang terus dilakukan. Termasuk wahana flying fox ini yang katanya juga baru diadakan sekitar setahun belakangan ini. Rasa kecewa mereka sedikit terobati dengan adanya jaring laba-laba dan berjalan di atas titian tali. Di sini mereka bisa belajar keberanian, ketangkasan, dan budaya antri.

Setelah itu mereka lanjut bermain trampolin, yang melatih kekuatan otot kaki dan melatih keseimbangan. Lalu bermain ayunan serta papan seluncur yang juga disediakan di taman rekreasi ini. Rupanya anak-anak juga sudah mulai merasa haus. Selain makanan dan minuman yang telah kami sediakan. Anak-anak juga diperbolehkan untuk membeli sendiri makanan atau minuman yang mereka inginkan di kedai-kedai yang tersedia di lokasi.

 

Di beberapa titik terdapat gubuk-gubuk panggung kecil yang disediakan untuk bercengkerama.

Terdapat pula motor ATV yang biasa digunakan untuk melalui medan-medan yang tidak biasa, seperti naik turun bukit.

Kegiatan kemudian kami lanjutkan dengan senam irama dan belajar tentang tumbuhan. Banyaknya tumbuhan memungkinkan kami menerangkan tentang bagian tubuh tumbuhan dan proses fotosintesis.


Dengan duduk lesehan menggelar tikar di atas rerumputan hijau. Aah.. benar-benar terasa nikmatnya kebersamaan. Ada yang mendengarkan secara serius, sambil makan atau sambil santai, yaa karena kemampuan daya tangkap masing-masing anak tidaklah sama. Mereka adalah makhluk kecil yang unik dan menggemaskan.. 😘

Seperti tak ada capeknya, anak-anak kembali ingin bermain.
“Bagaimana kalau sekarang kita naik ke atas tebing?” Usul Ustadz Ihsan.
“Saya mau.. saya mauu..” celoteh anak-anak riang.


Kami pun bergegas untuk bersama-sama ke atas tebing. Nah, untuk naik ke atas, sudah disediakan alur anak tangga yang mengitari perbukitan.

Salah satu sudut sisi tebing batu yang nampak begitu memesona.

Ada juga batu-batu yang membentuk seperti gua.

Di atas pun telah disediakan spot-spot untuk berswafoto, di antaranya papan kayu dengan pagar besi yang ditopang dengan rangkaian tiang besi kokoh di bawahnya.

Dari atas bukit kita juga dapat melihat pemandangan daerah Cirebon yang sangat indah.

 

Alur anak tangga menurun dari sisi tebing batu.

Karena matahari terus bergulir dan sinarnya semakin terik. Kami memutuskan untuk sholat dan makan siang di sekolah.

Alhamdulillah.. perjalanan kami sungguh indah dan menyenangkan. Terimakasih semuanya…