Berburu Wisata di Wilayah Kansai, Jepang (2)

Kehebohan pagi, mewarnai hari ke dua di Osaka. Sesuai kesepakatan dan jadwal yang dirancang sebelumnya, hari ini kami akan ke Umeda Sky Building dan lanjut ke Kyoto. Kebayang kan , rombongan kami 10 orang (belum lagi penghuni kamar-kamar lainnya), dengan hanya ada 4 kamar mandi,  harus sabar bergantian. Siapa duluan bangun, yang menang memakai kamar mandi duluan… Hehehe, serulah pokoknya.

#Day 2 (Hari ke dua)

Setelah menikmati makan pagi di dapur besar yang merupakan ruang makan juga yang ada di penginapan itu, bergegaslah kami menuju Stasiun Namba menuju Umeda Sky Building untuk melihat keindahan Kota Osaka dari lantai 40. Seperti layaknya wisatawan, setiap melihat spot bagus untuk foto, berhenti dulu sejenak untuk berfoto.

~ Umeda Sky Building

Umeda Sky Building memiliki 40 lantai dengan ketinggian mencapai 173 meter.
Gedung dengan 40 lantai ini, memiliki jembatan dan eskalator yang menghubungkan kedua menara. Banyak hal yang bisa kita temukan di sini, misalnya observatorium di atap menara, observatorium taman melayang, restoran, underground market (pasar di bawah bangunan), dan lain sebagainya. Sayangnya saat kami ke sana, lantai observatorium ditutup karena beberapa waktu lalu terjadi kerusakan yang disebabkan angin typhoon yang melanda Osaka dan sekitarnya.

Suatu pengalaman yang tak akan terlupakan,  saat naik eskalator (tangga berjalan) berdinding kaca, tembus pandang menuju ke lantai 35. Kaki gemetar, ngeri-ngeri sedap, wah sensasi tersendiri. Tapi begitu sampai di atas dan melihat indahnya Osaka dari jendela-jendela kaca lebar terbentang, hilang sudah kaki gemetar nya… Hehehe.

Eskalator (tangga berjalan) dengan dinding kaca

Karena masih akan melanjutkan perjalanan ke Kyoto, 1 jam di Umeda Sky Building pun sudah puas dengan melihat keindahan Kota Osaka.

keindahan Kota Osaka dari Gedung Umeda

~Kyoto

Berbeda dengan kota besar seperti Tokyo, Osaka ataupun Nagoya, Kyoto menawarkan sajian tradisional Jepang yang menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan untuk berkunjung. Sebenarnya banyak sekali tempat wisata di Kyoto bahkan banyak pecinta perjalanan yang bilang:” kita belum ke Jepang, kalau belum ke Kyoto”.

Tempat wisata di Kyoto kebanyakan merupakan tempat wisata budaya, karena banyaknya kuil di kota tersebut. Akan tetapi karena keterbatasan waktu maka kami hanya memprioritaskan beberapa tempat yang kami anggap ikonik saja antara lain Hutan Bambu Arashiyama.

~Hutan bambu Arashiyama

Hutan bambu Arashiyama terletak di bagian barat Kota Kyoto. Sangat mudah akses menuju hutan bambu itu dengan menyusuri  jalan kecil di samping stasiun ke jalan raya dan menyeberang ke hutan bambu yang luas.

Hutan bambu ini penting dikunjungi.  Kenapa? Karena di sini kita bisa mengagumi ciptaanNYA, hutan ini sangat luas dan penuh dengan rumpun bambu.  Keindahan suasana dan pohon-pohon bambu yang menjulang tinggi memberikan nuansa menenangkan, apalagi ketika angin bertiup, pohon bambu hijau bergoyang-goyang seolah-olah mereka menari dan menimbulkan suara gemerisik indah seperti bertasbih/ bernyanyi melalui dedaunan dan tangkainya. Masya Allah Tabarakallah.

Walau siang itu matahari bersinar agak hangat, tetapi angin yang berhembus sangat sejuk. Mengenakan topi sebagai pelindung panas matahari membuat kami lebih nyaman dalam berjalan kaki menyusuri hutan bambu.

Hutan bambu Arashiyama
Bersepeda di sekitar hutan bambu Arashiyama

Sepanjang jalan raya , di luar hutan bambu, banyak sekali tempat persewaan sepeda. Kyoto memang kota yang ramah dengan pejalan kaki dan pengendara sepeda.
Dan juga banyak restoran, tempat menyewa kimono,  kios ice cream, pertokoan, aneka toko oleh- oleh, kue tradisional yang berjejer di sepanjang jalan menuju jembatan Togetsu-kyo.

~ Jembatan Togetsu- kyo

Jalan kaki memang membuat kaki pegal, tapi karena beramai-ramai , udara sejuk, pemandangan yang indah,  kebersamaan melupakan rasa pegal kaki karena berjalan cukup jauh. Jembatan Togetsu kyo yang membentang di Sungai Hozu-gawa di kaki Gunung Arashiyama dengan panjang 250 meter masih mempertahankan bentuknya sejak abad-17, walaupun sekarang sudah  direnovasi dengan menggunakan baja.

Menyusuri jembatan ini dengan pemandangan sungai yang lebar, air jernih mengalir, gunung-gunung hijau dengan sedikit pohon-pohon yang dedaunannya mulai berubah warna kemerahan, sangat memesona ditambah lagi angin sejuk semilir yang menyapa lembut.

Jembatan Togetsu-kyo
Sungai Hozu-gawa
Salah satu gerbang masuk ke kuil
Di tepi suangai Hozu-gawa

Di daerah ini juga banyak terdapat kuil seperti: Temple Daikaku-ji (National Treasure); Jojakko-ji Temple ( kuil dengan tinggi 12 meter yang dikelilingi oleh pepohonan. Kuil ini terletak di lereng gunung dengan pemandangan menghadap  Arashiyama). ; Nison-in Temple dengan patung berdiri Buddha. Shaka-Nyorai dan patung Buddha Amida-Nyorai; Jikishi-an dengan patung berdiri Buddha Shaka-Nyorai (National Treasure); Seiryo-ji Temple dengan patung Buddha Shaka-Nyorai (National Treasure); dan Adashi-no-Nenbutsu-ji Temple, terkenal dengan Sento-Kuyo, atau Seribu Lantern Memorial Service, dan lain sebagainya.

Kami tidak mengunjungi semua kuil- kuil itu, mengingat waktu yang terbatas harus kembali ke Osaka.  Hanya dua yang kami lewati , itu pun hanya foto- foto di depannya saja.

~ Fishimi Inari Taisha

Spot terkenal berikutnya adalah Fishimi Inari Taisha. Belum lengkap rasanya jika jalan-jalan di Kyoto belum mampir ke sini . Spot ikonik Kota Kyoto yang terkenal dengan ribuan gerbang berwarna merah / oranye menyala ini, selalu menjadi lokasi keren bagi pencinta dunia fotografi.

Gerbang (shrine) ini berjejer dengan jalanan menanjak menuju bukit di mana kuil berada, menyajikan panorama klasik keren, seperti berada di jaman dinasty dulu. Pendakian, cukup membuat dengkul lemes, hehehe, tak apalah sekalian berolahraga, anggap saja lagi hiking (naik gunung).

Gerbang menuju ke kuil
istirahat sejenak

Tapi sebagian dari kami,  hanya setengah perjalanan pendakian, tak sampai puncak tertinggi. Yang penting sudah foto di antara gerbang merah orange. Lumayan cape juga naik ke atas. Jalan-jalan kemanapun tidak membuat kami lupa sholat. Sebagai musafir  (dalam perjalanan) sholat bisa di jama’ qoshor, dan mencari tempat bersih di salah satu taman untuk sholat adalah hal biasa. Apalagi toilet di Jepang bersih- bersih, memudahkan untuk berwudhu. Jadi dengan mudah kami membentang sajadah  dan kita bisa sholat dengan tenang tanpa ada yang menatap dengan pandangan aneh. Tidak perlu malu untuk sholat di tempat terbuka di negara yang minim muslimnya , malah kita bisa jadi penyebar dakwah melalui sholat in syaa Allah.

~Kembali ke Osaka

Karena hari sudah sore, kami pun menuju stasiun untuk kembali ke Osaka. Kerte adalah transportasi termudah dan tercepat. Satu jam perjalanan, kami sudah akan sampai di Osaka. Perjalanan yang menyenangkan, banyak pengetahuan dan hikmah yang kami peroleh.  Waktunya untuk istirahat, untuk charge  tenaga, besok melanjutkan eksplorasi prefektur lainnya. Alhamdulillah untuk hari ini.

# Day 3 (Hari ke tiga)

Seperti biasa kesibukan pagi hari di penginapan adalah keseruan tersendiri.  Siapa yang sudah selesai  berkemas, langsung sarapan dan menyimak koper di locker penginapan, karena hari ini ada tiga spot kunjungan. Nara, Universal Studio Osaka, dan Osaka Castle. Apalagi jam 6 sore kami akan kembali ke Tokyo, jadi segalanya sudah beres, tinggal check out dan ambil koper.
Memanfaatkan waktu sebaik mungkin adalah solusi terbaik.

~ Nara

Tujuan pertama pagi hari ke tiga adalah Nara.
Nara , sebuah kota asri yang letaknya 45 menit perjalanan dari Stasiun Osaka dengan kereta JR, terletak di sebelah selatan dari Kota Kyoto.

Nara
Rusa yang jinak
Di depan Museum Nara

Nara, sesuai namanya berarti “Rusa”,  memiliki taman yang luas, rapi, asri dengan pepohonan rindang menyejukkan,  di mana terdapat rusa-rusa yang dibiarkan berkeliaran bebas. Walaupun bebas berkeliaran, rusa-rusa ini jinak karena sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia. Tapi tetap saja kita harus waspada seperti  yang tertulis di papan peringatan.

Rusa-rusa itu senang sekali kalau kita kasih makan. Makanannya pun khas, berupa biskuit yang namanya “shika senbei”. Biskuit ini dapat dibeli di kedai di sekitar taman. Seperti ngerti saja, kalau kita pegang biskuit langsung deketin,  ngeri-ngeri sedap, ketika mulut rusa mencium tangan kita yang ada biskuitnya.. tahu saja kalau kita pegang biskuit, pasti mereka membuntuti.. Hehehe.

Menuju ke taman rusa, kami melewati Museum Nasional Nara,  tapi kami tak masuk karena tutup. Padahal ingin juga liat museum itu, jadi cukup lah untuk cekrak cekrek depan gedung museum saja.

Selain  Taman Nara,   ada spot wisata lain seperti Kuil Todaji yang di dalamnya terdapat patung Budha terbesar di dunia. Kuil ini tercatat sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO dan letaknya yang sangat dekat dengan kompleks Taman Nara. Berhubung waktu di Nara sangat singkat, jadi kita gak sampai ke kuil itu. Kembali lagi ke stasiun untuk melanjutkan berwisata ke Universal Studio Osaka.

~Universal Studio Osaka.

Naik turun kereta menjadi keasikan tersendiri. Di dalam kereta, rombongan kita yang paling berisik. Padahal penumpang lain gak ada yang bicara, semua diam, jadi jelas banget suara kita yang berisik. Inilah  para wisatawati paling rempong.  Hehehe. Menuju Universal Studio, keretanya lucu.. gerbongnya penuh dengan gambar karakter film-film kartun.

Kereta menuju Universal studio
Universal studio

Universal Studio sungguh luas, dan banyak spot cantik untuk foto- foto. Berhubung emak-emak semua, jadi gak ada yang mau ikut permainan di Universal Studio. Yang penting untuk kami,  kebersamaan dan foto-foto, sudah cukup bikin happy. Apalagi antrean untuk beli karcis suatu permainan saja panjangnya bukan main. Bikin males antre.

Setelah puas berfoto di spot-spot cantik yang diinginkan, kami pun segera meluncur ke stasiun untuk menuju Kastil Osaka.

~ Osaka Castle ( Kastil Osaka)

Berpacu dengan waktu menjadikan kunjungan  ke Osaka kastil tidak lebih dari satu jam,  jalan ke kastil dari stasiun sampai kembali lagi ke stasiun lagi. Kalau sudah sampai Osaka, kastil ini menjadi salah satu ikonik yang dikunjungi karena merupakan salah satu dari tiga kastil terkenal Jepang.

Osaka Castle tampak di antara rimbunnya pepohonan

Didirikan sejak tahun 1583 oleh Hideyoshi Toyotomi, pria yang menyatukan Jepang. Pernah terjadi kebakaran di kastil ini dan berulang kali diperbaiki, direnovasi sampai menjadi bentuk seperti saat ini setelah rekonstruksi pada tahun 1931. Sebuah taman yang sangat luas terletak di area sekitar kastil dan terdapat 3000 pohon sakura indah, yang akan bermekaran selama musim semi.

Saat kami ke sana adalah permulaan musim gugur, di mana dedaunan masih belum banyak yang berubah warna, masih banyak daun yang hijau.

~ Kembali ke penginapan.

Waktu menunjukkan pukul 15.30 ketika tiba di penginapan. Yang belum sholat, langsung wudhu dan sholat jama’ dhuhur dan ashar. Jam 5 sore kami sudah berada di Stasiun Shin Osaka, menanti shinkansen yang akan membawa kami kembali ke Tokyo.

Di Stasiun Shin Osaka

Wajah-wajah lelah tapi  tetap ceria dengan senyum dan tawa yang selalu mengisi perjalanan kami. Masya Allah Tabarakallah Walhamdulillah . Istirahat dalam buaian kereta cepat ini  adalah pilihan terbaik. Lumayan 3 jam dengan shinkansen dari Osaka ke Tokyo.

Selamat menikmati masa istirahat sejenak teman- temanku sayang..

Sampai jumpa di kisah berikutnya.