Mengunjungi Museum KAUST, Saudi Arabia

Beberapa waktu lalu kami sempat berkunjung ke King Abdul Aziz University Science of Technology (KAUST) di daerah Thuwal, kira-kira 1 jam dari Jeddah. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk dapat mengunjungi KAUST saat ini karena keterbatasan kapasitas, sehingga tempat ini dikhususkan untuk komunitas KAUST. Kalaupun orang-orang di luar KAUST dapat memasuki area ini adalah karena  undangan atau sudah mengajukan ijin kunjungan terlebih dahulu.

Apa itu KAUST?

KAUST didirikan oleh almarhum raja Saudi King Abdul Aziz. Tujuan dari berdirinya KAUST adalah agar universitas ini dapat menjadi inspirasi perdamaian, harapan, dan dapat melayani masyarakat tidak hanya Kerajaan Saudi tetapi juga bermanfaat bagi seluruh bangsa di dunia.

Kami tertarik untuk mengunjungi tempat ini karena terdapat museum yang berisi sejarah ilmuwan-ilmuwan atau penemu-penemu muslim khususnya yang berkaitan dengan perkembangan sains dan teknologi.

Museum KAUST

Ketika kami mulai masuk ke lingkungan KAUST pemeriksaan berlangsung begitu ketat. Kami menjalani pemeriksaan pertama sejak di gerbang pertama oleh penjaga, kemudian pemeriksaan ke dua berada tidak jauh dari pemeriksaan pertama, atau sekitar 500 m saja. Penjaga mengecek iqama (surat ijin tinggal kami sebagai expat yang tinggal di Saudi) dan surat ijin mengunjungi KAUST.

Melalui pemeriksaan
Melalui pemeriksaan

Masuk ke lingkungan KAUST seperti bukan berada di lingkungan Saudi pada umumnya. Kalau bisa dibilang lingkungan di dalamnya seperti kota mandiri. Di dalam KAUST wanita tidak diwajibkan mengenakan abaya (pakaian luar semacam gamis yang harus dipakai oleh wanita yang bermukim di Saudi) dan boleh mengendarai mobil sendiri. Fasilitas seperti bioskop juga tersedia dalam lingkungan KAUST, padahal bioskop tidak ada di Saudi. Fasilitas-fasilitas tersebut disediakan karena banyak tim pengajar dan mahasiswa dari luar Saudi.

Taman-taman yang hijau
Taman-taman yang hijau

Saat menuju ke museum, kami melewati jalanan universitas yang lebar dan hijau karena banyak taman yang luas dengan rumput dan pohon-pohon kurma berjejer rapi, danau buatan, dan patung abstrak sebagai penghias jalan.

Museum KAUST didirikan dengan misi untuk menciptakan fasilitas kelas dunia, memperkenalkan dan menggali peranan Islam dalam bidang sains dan teknologi. Selain itu museum ini juga memiliki konsep kuno dari ” house of wisdom” warisan terdahulu.

Di dalam museum banyak contoh-contoh dan informasi tentang orang-orang muslim yang berpengaruh dalam ilmu dan teknologi serta hasil karya yang dipakai di jamannya. Misalnya muslim pertama yang menggunakan angka nol (0) pada matematika ternyata adalah Al-Kwarizmi, beliaulah yang menemukan aljabar dimana aljabar adalah judul buku yang di buat oleh beliau. Contoh lain, Thabit Ibn Qurra berasal dari Iran. Beliau adalah seorang ahli matematika dan geografi yang terkenal di masanya dan beliau ahli dalam angka-angka. Masha Allah!

Ilmuwan Muslim
Ilmuwan Muslim

Banyak sejarah yang mungkin belum banyak orang tahu dapat dilihat disini, disamping benda-benda bersejarah. Penjabaran tentang sejarah di museum ini kebanyakan ditampilkan menggunakan teknologi seperti touch screen sehingga semua orang tertarik untuk belajar lebih banyak, termasuk anak-anak dapat bermain sambil belajar menggunakan fasilitas touch screen. Selain itu banyak miniatur atau replika benda-benda peninggalan yang dipakai jaman dahulu kala seperti pembangunan fasilitas perairan, mesin timbangan, serta alat-alat kimia.

Anak-anak biasanya akan tertarik menjelajahi museum ini karena banyak hal-hal menyenangkan yang bisa mereka dapat dengan cara yang menarik. Mereka bisa membaca dengan mudah dan memegang benda-benda yang dipamerkan di museum. Di dalam museum juga disajikan film pendek tentang sejarah ilmu dan teknologi yang dikemas menarik untuk para pengunjung.

Di dalam museum
Di dalam museum
Miniatur dalam museum
Miniatur dalam museum

image

Walaupun kunjungan kami hanya sebentar namun berkesan terutama untuk anak-anak karena mereka dapat belajar lebih detil tentang sejarah Islam. Semoga mereka dapat mengambil hikmah dari kunjungan ini, semakin bangga menjadi muslim karena ternyata banyak penemu-penemu muslim yang tidak kalah dengan penemu-penemu dari dunia barat, dan semoga kelak mereka dapat meneruskan keahlian mereka sesuai dengan minat mereka masing-masing. Seperti dikutip dari kata mutiara di dalam museum :” Seek knowledge from cradle to grave “