Bijak dalam Menyikapi Perbedaan

 

Saat kecil, kami sekeluarga tinggal di Indonesia, kawasan Jakarta Selatan. Almarhumah ibunda boleh dibilang masih kuat dengan pengaruh jajahan Belanda, bahkan hingga akhir hidupnya saat itu, beliau masih bersahabat dengan warga keturunan Belanda maupun non-Muslim. Sedangkan ayah yang saat itu masih bekerja di kedutaan Jepang juga banyak memiliki sahabat warga negara asing seperti Jepang, Cina maupun Korea yang bermukim di Indonesia maupun di negara lainnya.

Saya ingat sekali kami sering menghadiri acara pernikahan maupun acara lainnya dengan keragaman upacara ritual dari masing-masing agama. Sungguh suatu pengalaman masa kecil yang sampai saat ini masih melekat kuat, hingga saya mengamati bagaimana perbedaan kepercayaan itu ada pada setiap manusia namun tetap pada satu tujuan yaitu berharap cinta kasih dari Allah Sang Pencipta.

 

Orang-orang Spanyol di Roma
Perbedaan pola hidup, warna kulit, budaya, bahasa

Masha Allah Tabarakallah … dalam menjalani kehidupan ini Allah (SWT) telah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan dan melihat bagaimana perbedaan kehidupan manusia di seluruh belahan dunia ini. Pengalaman saya tinggal di tanah air maupun saat berkunjung ke negara-negara di Asia Pacific, Timur Tengah sampai belahan Eropa membuat wawasan saya semakin terbuka, selain menikmati keindahan alam ciptaan Sang Khaliq, saya merasakan bagaimana perbedaan pola hidup mereka, ciri khas paras mereka, maupun warna kulit dengan keragaman budaya dan bahasa.

Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan Allah (SWT) dengan berbagai sifat dan karakter yang berbeda-beda. Ada manusia yang sifatnya tenang, konsisten, perfeksionis, senang, tidak suka lama-lama bersedih, penyabar, pemaaf, pemarah, ada juga yang bersifat tegas, memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, dan sebagainya. Subhanallah. Karakter manusia atau watak manusia adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimilikinya sejak manusia itu dilahirkan.

Di dalam Al-Quran diceritakan bagaimana Allah (SWT) membentuk atau menciptakan manusia dengan indah misalnya dalam surat Al-Hijr, Al-Baqarah , Al-Ahzab, At-Tin, dsb.

Allah (SWT) di dalam Al-Quran Surah 95, At-Tin: 4,

‘Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ‘

Perbedaan warna kulit , sifat dan karakter manusia adalah karunia dari Allah (SWT) bahkan dengan keragaman bahasa sehingga mendorong manusia untuk saling berkenalan satu sama lain. Namun terkadang dengan keragaman bahasa juga dapat menimbulkan kebingungan dan perpecahan. Disinilah kita harus hati-hati terhadap iblis/setan yang menggoda manusia untuk bertindak jahat.

Di dalam kehidupan sehari-hari pun baik dalam rumah tangga, pertemanan, pekerjaan, lingkungan hidup maupun media sosial terkadang kita temui beberapa hal yang tidak selalu sependapat dengan diri kita. Betul kan?  Bila kita tidak bijak dalam menyikapi atau tidak menghindar dari hal-hal yang tidak penting, tentu hal ini malah dapat memicu keributan. Biarkan saja setiap manusia memiliki hak masing-masing, nikmati saja hidup kita yang singkat ini dengan bertujuan kepada Allah Yang Maha Perkasa sebaik-baik pemberi petunjuk.

Bersyukur sekali orang tua saya sudah menanamkan di dalam hati kami bagaimana pentingnya menjalani hidup hanya karena Allah (SWT). Artinya di dalam akhir kehidupan di dunia ini semua akan kembali kepada Allah (SWT) Sang Pencipta seluruh alam semesta beserta isinya. Ayah saya yang sudah lanjut usia sampai saat ini pun masih sering mengingatkan bagaimana kita mensyukuri nikmat berada dalam iman Islam yang dikaruniakan Allah (SWT) dan tidak melupakan kewajiban kita atas karunia yang sudah diterima dari-NYA.

Image-2

 

Jadi dimanapun kita berada kita pasti akan menghadapi perbedaan yang dapat menimbulkan kebahagiaan atau sebaliknya memicu kesedihan dan anggaplah itu sebagai bumbu-bumbu kehidupan di dunia. Sesugguhnya hal itu hanya sebagai ujian buat kita di dunia dan hanya akherat lah yang lebih baik dan kekal.

Al-Quran Surah 40: Al Mu’Min 39,

“Wahai kaumKu ! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”

Nikmati apapun kehidupan kita sebagai karunia dari Allah (SWT) dan jangan lupa pada kewajiban kita kepada-Nya. Setiap hamba Allah wajib mencintai-Nya dan ini merupakan ibadah yang paling agung.