Burung Hantu di Birmingham Vs Tathayyur

Sehari sebelum kembali ke Jeddah, sempat heran juga saya melihat di mana-mana banyak terpajang patung burung hantu warna warni setinggi orang dewasa bahkan lebih, dengan berbagai desain, di setiap sudut kota Birmingham bahkan di tengah-tengah city center, bull ring, airport dan di jalan-jalan raya.

Iseng-iseng saya sempatkan foto-foto di samping si burung hantu.. hehehe.

Di sebagian besar masyarakat Indonesia, burung hantu adalah simbol kematian, simbol menakutkan, illuminati dan beragam simbol yang tidak baik lainnya. Mungkin karena image yang menakutkan inilah maka burung ini kurang populer untuk dipelihara atau dilindungi, padahal populasinya semakin menyusut.

Di Bali, banyak yang jual kerajinan patung kayu berbentuk burung hantu berukuran kecil, biasanya yang beli ya orang asing sebagai cendra mata (oleh-oleh), kalau kebanyakan kita tidak mau beli karena memiliki image yang kurang bagus atau bahkan menyeramkan.

Sebaliknya di Inggris burung hantu dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Seperti halnya di China dan Jepang, burung hantu adalah simbol kebijaksanaan, kemakmuran dan hal baik lainnya yang sama sekali jauh dari image hantu. Bahkan dalam budaya India, burung hantu dianggap sebagai kendaraan dewi Laksmi, simbol kemakmuran material dan spiritual.

Salah satu patung burung hantu di Birmingham
Salah satu patung burung hantu di Birmingham

Di dalam Islam persangkaan seperti ini dinamakan tathayyur. Islam mengingkari adanya tathayyur, segala hal yang dialami manusia, baik keberuntungan maupun kesialan, karena ini adalah kehendak Allah, Subhanahu Wata’ala, dan tidak ada sangkut pautnya dengan keyakinan-keyakinan yang tadi kita sebutkan. Sebagaimana firman Allah, Subhanahu Wata’ala,

“Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi mereka tidak mengetahui” (QS. Al A’raf, 131)

“Mereka (para Rasul) berkata: “kesialan kalian itu adalah kerana kalian sendiri, apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib sial)? sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Yasin, 19).

Inilah ayat-ayat yang mempertegas bahwa kita dilarang percaya kepada tathayyur, dan hendaknya diketahui oleh setiap Muslim bahwa sesungguhnya tathayyur adalah perbuatan yang dapat merusak tauhid karena ia termasuk kesyirikan.

Asal usul tathayyaur adalah berasal dari kehidupan Arab jahiliyah, bahwa pada masa jahiliyah, dimana  orang-orang mengandalkan arah terbangnya burung. Jika salah seorang dari mereka akan keluar rumah untuk suatu urusan maka apabila melihat burung terbang ke arah kanan mereka merasa beruntung dan melanjutkan perjalanan. Jika melihat burung terbang ke arah kiri maka mereka beranggapan sial dan membatalkannya. Terkadang juga mereka sengaja melepaskan burung lalu di lihat ke mana arah terbangnya kemudian dari situ ia menentukan sikap.

“At-Tathayyur” secara bahasa, adalah mashdar dari (kata) – ‎تَطَيَّرَ – (Tathayyara)- asal mulanya diambil dari kata – ‎الطَّيْرُ – (Ath-Thairu) (yang berarti burung). Adapun (“At-Tathayyur”) dalam istilah (syari’at) adalah merasa bernasib sial disebabkan karena sesuatu yang dilihat atau didengar, atau karena sesuatu yang diketahui (selain dari yang dilihat atau didengar).

Setelah Nabi Muhammad, Shalallahu ‘alaihi wasallam, diutus dengan membawa wahyu, maka beliau jelaskan bahwa kepercayaan tathayyur tersebut adalah batil. Rasulullah, Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak ada thiyarah (sial karena burung) dan tidak ada kesialan (karena makhluk tertentu).” 

Beliau menjelaskan bahwa kepercayaan semacam ini timbul hanya berdasarkan persangkaan orang-orang (sama sekali tidak mempunyai dasar yang masuk akal). Beliau mengajarkan bahwa apa yang mereka peroleh atau apa yang menimpa mereka tidak lain karena (takdir) yang telah ditetapkan Allah untuknya.

Perbuatan “At-Tathayyur” atau “Ath-Thiyarah” itu haram untuk dilakukan, karena termasuk perbuatan syirik, sehingga dapat menghilangkan tauhid seorang Muslim. Rasulullah, Shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda:

Dari Abdullah bin Mas’ud dari Rasulullah, Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلَاثًا

“Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik –(diucapkan sebanyak tiga kali)-.” (HR. Abu Daud no. 3910 dan Ibnu Majah no. 3528)

Dari Anas, Radhiallahu ‘anhu, dari Nabi, Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ الصَّالِحُ الْكَلِمَةُ الْحَسَنَةُ

“Tidak ada ‘adwa (keyakinan adanya penularan penyakit), tidak ada thiyarah. Dan yang menakjubkanku adalah al-fa’lu yang baik yaitu kalimat yang baik.” (HR. Al-Bukhari no. 5756 dan Muslim no. 2224)

Setelah mengetahui hal ini , apa kita masih mau tathayyur juga? Percaya dengan simbol burung hantu atau simbol-simbol lain yang membawa kita kepada syirik? Tentu tidak bukan?

Kita tetap bertawakkal hanya kepada Allah, Subhanahu wa Ta’ala:

فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيــــهِ

“Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah (hanya) kepada-Nya.” (Hud: 123)

Sehingga apapun yang menimpa kita baik berupa kesenangan, kesedihan, musibah, dan yang lainnya, kita yakini bahwa itu semua merupakan kehendak-Nya yang penuh dengan keadilan dan hikmah.

Untuk itu sebaiknya, kita bisa lebih berhati-hati dalam menyikapi suatu keyakinan-keyakinan yang tidak bersumber dari Al-Qur ’an maupun Al-Hadits.

Semoga Allah, Subhanahu wa ta’ala, menjauhkan kita dari perbuatan dan keyakinan syirik.  Allahumma Aamiin.

Kembali pada pagelaran patung-patung burung hantu di setiap sudut kota Birmingham, ternyata pameran patung burung-burung hantu itu didanai oleh sejumlah sponsor perusahaan-perusahaan, dibuat oleh seniman lokal untuk membuat jejak seni, menyatukan antara bisnis, hiburan untuk penduduk dan pameran bagi pengunjung ke Birmingham dalam rangka mengumpulkan dana yang akan diberikan ke Rumah Sakit Anak Birmingham.

Burung-burung hantu ini akan ditampilkan atau dipajang sampai akhir September di jalan-jalan Birmingham, taman dan ruang terbuka. Kebanyakan burung hantu dirancang dengan pola pikir seniman-seniman Birmingham, berfokus pada warisan budaya kota dan latar belakang arsitektur yang kuat, termasuk LDC dan artis Martin Band membuat ‘selfie’ burung hantu, yang merupakan lambang bangunan Selfridges di Birmingham.

Pada akhir September, patung burung-burung hantu itu akan dijual dan hasil penjualannya akan disumbangkan ke Rumah Sakit anak Birmingham.

Sisi positif dari kegiatan mencari dana sosial (charity) di Birmingham.IMG_20150729_213838