Istana dan Kereta Kencana

Gadis remaja itu menatap pilu hewan-hewan qurban di hadapannya
Tak terasa bulir-bulir bening mulai menggenangi pelupuknya
Ada banyak tanya dan gelisah di ruang batinnya
“Ayaah.. ibuu..” gumamnya menahan isak

Hati merana gundah gulana
Menjawab tanya dalam nestapa
“Aku ingin ayah dan ibu bahagia di alam sana”
Ujarnya pada sang Ustadz Maulana

Bukankah sholat sudah engkau tunaikan
Pun membaca Al-Quran sudah setengah hafalan
Mengajarkan anak-anak di surau tak pernah engkau tinggalkan
Membantu nenek selalu engkau utamakan

Namun gadis remaja itu tetap tak yakin
Ia pun semakin merunduk dalam diam
“Akankah semua telah membuatnya kian ringan?”
Dengan sujud panjang dan zikir-zikirnya di malam kelam

Munajat senantiasa dipanjatkan
Ia ingin persembahan yang lebih untuk mutiara hatinya
Saat langkah kaki ayah dan ibu memasuki Surga-Nya

Ia pecahkan tabungan ayamnya
Dikumpulkannya rupiah demi rupiah hasil ia menjajakan kue-kue
Dan kreasi bunga buatannya,
Upah menulis di majalah remaja,
serta uang saat ia menjadi siswi teladan di sekolah
Ia berlari dan berlari menemui guru rohaninya

“Aku ingin ayah dan ibuku punya Istana dan Kereta Kencana
Di Surga nanti…
Adakah di sana, wahai ustadz?…
Aku ingin uangku yang sedikit ini bisa untuk berqurban
Tapi apa Allah bisa menerimanya wahai ustadz?…
Uangnya tidak seberapa, bahkan tak cukup untuk 1 ekor kambing

Ustadz Maulana menitikkan air mata
Wahai anakku, percayalah bahwa Allah Maha Kaya.
Dialah yang akan membesarkan infak
Dialah yang akan melipatgandakan shadaqah

Wahai anakku, percayalah bahwa Allah Maha Adil
Saat yang lain dengan kelebihan harta mereka
Mereka mampu bersedekah dengan ikhlas sesuai dengan yang mereka peroleh
Maka ganjaran terbaik untuknya

Dan kau, kau yang hanya punya beberapa rupiah
Dan dengan ikhlas kau sedekahkan
Maka ganjaran terbaik pula untukmu…
Allah seadil-adilnya pemberi pahala
Allah seadil-adilnya pemberi nilai
Jangan ragu dengan kebaikan yang ingin engkau wujudkan

Apa yang terbaik yang engkau prasangkakan kepada Rabb-mu
Maka itulah nanti yang akan engkau terima
Karena Allah sebagaimana prasangka hamba-Nya
Di Surga nanti akan ada banyak keajaiban yang baik dan indah
Bahkan yang tak pernah terlihat oleh mata
Yang tak pernah terdengar oleh telinga
Yang tak pernah terlintas di hati dan pikiran manusia

Biarkan Allah yang menilai
Biarkan Allah yang menerima
Biarkan Allah yang mewujudkan doa tulusmu
Dan biarkan Allah yang membalas kebaikanmu, anakku…

Kantung rupiah-rupiah itu kini telah beralih tangan
Dan qurban telah dipersembahkan bersama kuasa Allah yang mencukupinya
Hingga menjadi hewan qurban sempurna

Dan gadis remaja itu..
Tersenyum haru sambil berlalu
“Ayaah.. ibuu.. Istana dan Kereta Kencana itu untuk ayah dan ibu..”
Dan mulutnya terus berkomat-kamit
Melafalkan hafalan Qurannya
Dan hatinya tetap terus berharap,
ayah ibunya selalu diterangi cahaya dan aroma wewangian
Yang ia kirimkan dari lisannya…

Allaahu Akbar!…

***
Hari Raya Qurban, 10 Dzulhijjah