Masihkah Masa Depan Itu Milikku?

Warna hariku kelabu
Jalan yang kulalui penuh debu
Aku tak sanggup menatap masa depanku
Meski telah cukup usiaku memiliki pendamping yang sekufu

Bayang-bayang masa lalu acapkali menyergapku
Membelenggu hingga ke alam bawah sadarku
Membuatku tak mampu membuka hatiku
Aku malu, teramat malu
Serasa hilang seluruh harga diriku

Acapkali laki-laki bertubuh besar itu melintas dalam ingatanku
Laki-laki yang lebih layak aku panggil ayah
Ia telah menikmati kegadisanku
Bukan, bukan gadis…
Aku malah masih belum remaja kala itu

Ia memaksaku, menekanku…
Aku bahkan tak mengerti apa yang telah terjadi
Tapi aku merasakan sakit
Sakit yang luar biasa
Dan sakit itu terasa makin mendera jiwaku

Setelah kini aku menyadari
Apa yang telah ia perbuat padaku
Bahwa ia telah merenggut kesucianku
Mahkota yang seharusnya kuberikan hanya kepada
Imam rumah tanggaku
Aku marah! aku kecewa!
Dunia terasa gelap olehku
Ingin rasanya aku menghabisi saja nyawaku
Orang tuaku juga pastinya menderita,
Karena kalian!
Ya, karena kalian!

Para pedofil itu telah membuat kami,
Anak-anak dibawah usia ini menjadi tak nyaman lagi menikmati
masa kecil kami
Orang tua kami juga selalu was-was
melepas kami

Tuan…
Mengapa tuan tega menganiaya kami?
Merampas kebahagiaan kami
Mengungkung keceriaan kami
Membunuh masa depan kami
Mungkin orang akan melihat diri kami baik-baik saja
Tapi sesungguhnya,
Kalian telah menguliti habis seluruh jiwa dan mental kami
Padahal kami masih ingin menikmati masa kecil kami,
Masih ingin bermain-main dengan riang
Dengan senyum yang selalu mengembang di wajah kami
Mengejar mimpi yang kami punya
Membuat bangga dan bahagia kedua orang tua kami
Dan menyambut masa depan kami dengan ceria

Tapi kalian…
Kalian sudah menyakiti kami,
Generasi bangsa ini!

Ya Allaah..
Aku yakin Engkau pun marah pada syetan-syetan laknat itu
Dan aku, aku akan terus mencoba untuk tetap bertahan hidup
Di sisa-sisa ketegaran yang aku punya
Hanya untuk Engkau ya Allah…
Meskipun entah sampai kapan trauma berkepanjangan ini
akan terus menyiksaku

Akankah hukum bisa berlaku adil?…
Wahai para penguasa negeri,
Dengarlah suara tangis kami
Dengarlah jerit hati kami ini
Berikan hukuman yang setimpal
Atas perbuatan mereka
Berikan efek jera dan membuat takut
orang-orang yang ingin berbuat tak senonoh itu
Agar tak ada lagi luka yang kian menganga
Agar aku dan juga anak-anak itu mampu menepis tanya dalam benak mereka,
“Masihkah masa depan itu milikku?”

Ya Allah…
Tolong jaga generasi bangsa ini
Aku tahu, hanya Engkau-lah yang mampu memberikan hukuman
Yang seadil-adilnya
Hanya Engkau-lah yang mampu menghibur hati kami
Berikan kami kekuatan-Mu ya Allaah…

Aamiin… Ya Rabbal ‘alamiin..

***
Jeddah, 29 Oktober 2015