Kumbang menari menghisap mawar
Siang dan malam silih berganti
Betapa indah kilau mentari yang bersinar
Mengiringi perjanjian pasangan sejati
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah”
Itulah makna Tuhan ciptakan
Makhluk hidup yang berpasang-pasangan
Bukan hanya untuk menghiasi bumi
Tapi untuk kehidupan yang damai dan tentram sampai nanti
Lalu mengapa engkau nistakan
Apa yang sudah Allah karuniakan
Kau buat penyimpangan-penyimpangan
Demi sebuah nafsu kesenangan
Kalian buat komunitas sendiri agar mendapat pengakuan
Sebagai kaum gay, lesbian, biseksual dan transgender
Kalian berteriak atas nama hak azasi manusia
Atas nama kebebasan pergaulan
Atas nama pembenaran
Jangan bilang kami tak peduli pada kalian
Kami justru sangat peduli
Tapi kalianlah yang tidak menyayangi diri kalian sendiri
Seolah dunia ini hanya milik kalian semata
Kalian tidak takut jika azab Allah kembali ditimpakan sebagaimana kaum Nabi Luth dulu merasakan
Kalian tidak takut jika terjangkit virus mematikan
Kalian juga tidak takut jika virus-virus aids itu tersebar
Dan membunuh sesama manusia, dan juga anak keturunanmu
Atau mungkin anak-anak adopsi kalian
Yang akan membuat mereka pun semakin bimbang dengan status orang tuanya
Jika keinginan kalian dilegalkan
Dan bukan tak mungkin mereka pun akan menjadi korban
Karena sudah tak ada lagi batasan tentang ikatan suci di antara kalian
Lalu..
Mana hak azasi yang kalian teriakkan itu?..
Justru kalian tak memikirkan nasib bangsa ini
Perlahan tapi pasti
Agama tak lagi mendapatkan tempat di hati
Hilang sudah etika pergaulan yang sudah digariskan
Hancur sudah ilmu-ilmu yang sudah diwariskan
Percuma sudah jerih payah orang tua menanamkan
Insyaflah wahai saudaraku, sayangi diri kalian sendiri
Kami pun berbicara atas nama hak azasi
Hak azasi manusia seluruhnya
***
Jeddah, @Lorong Hampa, 4 Februari 2016