Masjid Qiblatain

Sinar mentari menghangatkan suasana
Sapaan ramah menyejukkan jiwa
Itulah ciri khas kaum Anshar yang begitu menghormati tamunya
Di sini, di pelataran masjid yang dulunya bernama Masjid Bani Salamah

Tersenyum, terpana, dan termangu aku dibuatnya
Membuncah rasa penuh makna
Berbaur dengan perempuan-perempuan berjubah dan bercadar hitam
Sekelebat diriku berada dalam suasana saat itu

Kubasuh tangan, wajah, tertib, hingga sempurna wudhu’ku
Kuayunkan langkah memasuki Rumah Allah yang penuh sejarah
Di sinilah perpindahan qiblat itu terjadi
Perintah diturunkan, saat dua rakaat telah ditunaikan
Di mihrab itu, tak lagi arah Baitul Maqdis, Palestin
Tapi kini telah berpindah menuju Baitullah, Makkah Al-Mukarramah
Shalat tetap dilanjutkan dengan penuh khusyu’ dan ketaatan

Zikir-zikir terus mengalun
Seiring tafakurku di antara wajah-wajah yang santun
Wahyu itu adalah sebagian dari doa yang terlantun
Dari lisan sang Nabi yang senantiasa memohonkan ampun

Allah mendengar kegundahan hati kekasihnya
Yang mengharapkan kedamaian dari pertentangan kaum-kaum yang senantiasa
menyudutkan dirinya, kaum yahudi, nasrani, dan orang-orang kafir
Yang selalu mencemooh, sebab qiblatnya adalah Yerussalem,
Yang tak jauh berbeda
dengan ajaran nenek moyang mereka

Allah mendengar doa-doa hamba yang menginginkan kebaikan
Allah terima doa-doa orang yang cinta kemashlahatan
Allah kabulkan dan berikan jalan kepada hamba-Nya yang taqwa
Di saat dan waktu yang tepat menurut-Nya

Inilah masjid Qiblatain
Masjid dua qiblat, di kota Madinah Al-Munawwarah
Masjid yang menjadi saksi sejarah perpindahan arah qiblat
Bagi kaum muslimin dalam menjalankan shalat
Masjid yang menjadi bukti cinta Allah kepada hamba-Nya yang taat

“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.
Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.”

Salam ‘alaika ya Rasulullah…
Terimakasih wahai kekasih Allah…
Lewat perantaramu hamba belajar tentang keikhlasan dalam berdoa
Lewat perilakumu hamba belajar tentang satu-satunya tempat kita berpasrah
Menggantungkan asa hanya kepada Sang Pemilik Cinta
Lewat sikapmu hamba belajar arti mengalah untuk menang
Dan lewat kepribadianmu, hamba belajar makna penting perdamaian

Dan berkat cintamu,
Hatiku selalu ingin tuk kembali ke kotamu
Mencari jejak-jejak langkahmu
Bersama serpihan-serpihan hati menahan gejolak rindu

***
@Masjid Qiblatain, Madinah Al-Munawwarah