Snorkeling di Pulau Kambing dan Liukang Loe

Sudah jauh-jauh sampai di Tanjung Bira akan sayang sekali jika tidak menjelajahi pulau-pulau kecil di seberang pantai dimana dari cerita yang saya baca pemandangannya sangat menawan. Saya dan dua rekan seperjalanan, Dian dan Hanifah, melanjutkan petualangan ke selatan. Kami akan snorkeling di Pulau Kambing dan Liukang Loe, Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Spot snorkeling pertama yang akan kami kunjungi adalah Pulau Kambing. Agar hemat waktu kami menyewa speed boat karena sore harinya kami harus melanjutkan perjalanan lagi menuju Selayar. Jika menggunakan speed boat kami hanya butuh waktu kurang dari 15 menit untuk sampai ke Pulau Kambing sedangkan jika menggunakan perahu motor butuh setidaknya 25-30 menit untuk sampai tujuan.

Menyeberang ke Pulau Kambinh dan Liukang Loe menggunakan speed boat agar lebih cepat sampai tujuan.
Menyeberang ke Pulau Kambing dan Liukang Loe menggunakan speed boat agar lebih cepat sampai tujuan.
Operator spead boat sekaligus guide kami.
Operator spead boat sekaligus guide kami.

Sesampainya di Pulau Kambing kami disuguhi pemandangan air laut berwarna gradasi hijau muda dan biru. Tak sabar rasanya segera turun ke laut untuk menikmati pemandangan di bawah laut. Saya buru buru mengenakan snorkel yang saya bawa dari rumah. Saya pun turun dari kapal dan mulai snorkeling.

Saya tercekat kagum melihat terumbu karang warna warni, beraneka jenis ikan berseliweran dan bergerak lincah di antara terumbu karang dan bintang laut berwarna biru bertebaran di mana-mana. Allahuakbar sungguh indah pesona alam bawah laut ciptaan Allah SWT. Saya pun tak berhenti-hentinya bersyukur diberi kesempatan oleh Allah menyaksikan keindahan alam yang luar biasa ini.

Sayangnya karena tidak membawa kamera underwater saya tidak bisa memotret indahnya pemandangan bawah laut di Pulau Kambing yang tak dihuni manusia dan konon hanya dihuni kambing.

Snorkeling di Pulau Kambing.
Snorkeling di Pulau Kambing.

Meski belum puas mengeksplorasi alam bawah laut di Pulau Kambing, kami mau tidak mau harus bergerak menuju destinasi selanjutnya, Pulau Liukang Loe. Pulau ini lebih hidup karena dihuni manusia. Ada dua dusun di pulau ini dengan jumlah penduduknya tak lebih dari 100 orang.

Pulau Liukang Loe juga menjadi salah satu spot snorkeling dan diving yang bagus namun di beberapa spot terlihat terumbu karang yang rusak karena pengeboman ikan. Namun menurut Feri, operator speed boat yang sekaligus guide kami, praktek pengeboman ikan sudah bertahun-tahun ditinggalkan masyarakat setempat.

Pemerintah sudah memberlakukan larangan pengeboman ikan yang akan merusak terumbu karang. Butuh waktu berpuluh-puluh tahun agar terumbu karang pulih dari kerusakan.

Sebelum mendarat di Pulau Liukang Loe kami sempat singgah di sebuah rumah makan apung yang berlokasi tak jauh dari bibir pantai Pulau Liukang Loe. Dari tempat ini saya bisa melihat hamparan pasir putih dan jernihnya air laut berwarna hijau kebiru-biruan.

Pemandangan Pulau Liukang Loe dari atas speed boat.
Pemandangan Pulau Liukang Loe dari atas speed boat.

Lalu speed boat kami bergerak menuju pantai. Suasana pantai sepi hanya ada kami bertiga. Saat dua orang operator speed boat memesankan makanan di rumah penduduk yang berada di sekitar pantai, kami bermain air serasa pantai milik kami bertiga.

Suasana sepi, deburan ombak yang tenang, gradasi warna air menakjubkan dan pasir puyih di Liukang Loe.
Suasana sepi, deburan ombak yang tenang, gradasi warna air menakjubkan dan pasir putih di Liukang Loe.
Kami bermain air di Liukang Loe, Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Kami bermain air di Liukang Loe, Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Karena perut sudah keroncongan kami bergegas ke rumah warga yang menyiapkan pesanan makanan kami. Menunya tentu saja ikan. Setelah perut kenyang kami memutuskan untuk bersantai sejenak di pantai. Menikmati semilir angin pantai sambil memandangan lautan yang terbentang luas.