Menyelami Keindahan Alam Bawah Laut Selayar

Bagi para traveller yang menyukai alam bawah laut pasti tidak asing dengan nama Selayar. Selayar merupakan gugusan beberapa pulau sehingga membentuk suatu wilayah kepulauan. Salah satu gugusan pulau di wilayah ini yang tersohor adalah Takabonarate, surga bagi para penyelam. Namun perjalanan ala backpacker saya kali ini bukan ke Takabonarate tapi di bagian lain Kepulauan Selayar. Disini saya menunaikan mimpi menyelami keindahan alam bawah laut Selayar.

Kepulauan Selayar merupakan kabupaten di ujung selatan Sulawesi Selatan yang terpisah dengan daratan Pulau Sulawesi. Letak pulau ini persis di bawah kaki Celebes. Setelah melalui perjalanan selama dua jam menaiki kapal feri dari Pelabuhan Bira, saya bersama dua teman seperjalanan, Dian dan Hanifah, tiba di Pelabuhan Pamatata, Selayar, saat senja akan menyapa.

Sebelum tiba di Pamatata saya sudah berkirim kabar dengan mbak Indri, kakak dari mbak Fitri yang saya kenal di Bulukumba. Mereka menawarkan bantuan agar kami bertiga menginap di rumah dinas mbak Indri yang bekerja sebagai tenaga medis di Puskesmas Pamatata. Pasalnya sore hari sudah tidak ada angkutan umum dari Pamatata menuju Kota Benteng, ibu kota kabupaten Kepulauan Selayar dan tidak ada penginapan di sekitar pelabuhan.

Tak berapa lama menunggu di dermaga sejurus kemudian ada seorang laki-laki menghampiri kami. Laki-laki ramah itu rupanya suami mbak Indri. Dia seorang anggota polisi. Kami pun meluncur ke rumah dinas mbak Indri yang berada satu kompleks dengan puskesmas. Mbak Indri sekeluarga sangat baik dan menyambut kami seperti keluarga mereka padahal kami baru bertemu saat itu.

Saya hanya mampu mengucap terima kasih kepada keluarga mbak Indri dan bersyukur kepada Allah SWT telah mempertemukan kami dengan orang-orang baik selama perjalanan di Sulawesi Selatan. Saya teringat sepenggal kalimat di Quran Surat Al Baqarah ayat 214:

“Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”

Saya pun merasakan pertolongan Allah begitu dekat melalui orang-orang yang saya temui dalam perjalanan ini. Banyak kemudahan yang kami rasakan, terima kasih yaa Rab.

Kami bersama keluarga mbak Indri yang memberi tumpangan menginap di Pamatata, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Kami bersama keluarga mbak Indri yang memberi tumpangan menginap di Pamatata, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Setelah menginap semalam di rumah mbak Indri, keesokan paginya kami berangkat menuju Kota Benteng. Sebuah pete-pete, sebutan mikrolet di Selayar, sudah menunggu kami di depan rumah. Perjalanan menuju Benteng memakan waktu sekitar satu jam. Namun perjalanan tak pernah terasa membosankan karena di sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan pantai dan laut yang indah.

Pemandangan dalam perjalanan dari Pamatat menuju Kota Benteng, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Pemandangan dalam perjalanan dari Pamata menuju Kota Benteng, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Kami turun di Kafe Tempat Biasa (KTB), penginapan sederhana berlantai dua yang lebih terasa seperti rumah karena bangunannya memang bangunan rumah tinggal. Lantai dasar digunakan sebagai tempat tinggal pemilik penginapan sementara lantai dua disewakan. Di KTB kami janjian bertemu dengan Zul, seorang kawan dari Sileya Scuba Divers (SSD) yang merupakan komunitas penyelam di Selayar. SSD memiliki banyak kegiatan positif dan salah satunya konservasi terumbu karang.

Zul akan menemani kami berkeliling Selayar dan menikmati keindahan bawah laut di Selayar. Kami berbincang mengenai tujuan yang kami inginkan lalu muncul ide dari Zul agar kami mencoba diving. Dalam hati kecil saya memang ingin diving tapi nyali saya kecil untuk menyelam. Selain itu biaya diving mahal. Tapi Zul memberi gambaran biaya menyelam tidak semahal yang saya bayangkan.

Akhirnya saya tergoda diving dan kami pergi menuju Selayar Island Resort untuk menemui Pak Taning, seorang instruktur diving yang bekerja di resor itu. Rencananya kami hanya akan meminta pak Taning memandu kami dan menyewa wet suit serta alat-alat selam lalu menyewa perahu motor agar biaya menyelam bisa ditekan.

Disini saya kembali merasakan pertolongan Allah. Allah Maha Baik. Saat berada di resor itu kami bertemu dengan pemilik resor, Pak Dadang. Zul memperkenalkan kami dengan Pak Dadang dan kami berbincang dengan beliau. Pak Dadang terkejut dengan keberanian kami bertiga melakukan perjalanan backpacker dari Solo menuju Selayar.

Lalu tanpa saya duga Pak Dadang menawari kami untuk memakai yacht miliknya secara gratis untuk kami gunakan menyeberang ke pulau-pulau sekitar resor untuk diving. Kami hanya membayar biaya diving intro dengan harga super miring.

Kami hanya membayar Rp350.000 per orang dan biaya itu sudah termasuk sewa wet suit dan peralatan selam yang dibutuhkan. Betapa beruntungnya kami. Sebelum berangkat ke spot diving di Liang Kareta, kami mengepas wet suit. Setelah itu kami bergegas menuju kapal. Pak Taning, Zul, kawan dari SSD lainnya Adi dan sejumlah kru mengangkat peralatan menyelam ke atas kapal.

Memilih wet suit di Selayar Island Resort, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Memilih wet suit di Selayar Island Resort, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Kami menumpang yacht milik Pak Dadang yang dipinjamkan ke kami untuk diving.
Kami menumpang yacht milik Pak Dadang yang dipinjamkan ke kami untuk diving.
Instruktur diving kami, Pak Taning, menahkodai kapal menuju spot diving di Liang Lareta, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Instruktur diving kami, Pak Taning, menahkodai kapal menuju spot diving di Liang Lareta, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Sesampainya di spot diving, jantung saya berdegup semakin kencang. Perasaan saya campur aduk antara antusias dan takut. Sebelum turun ke laut Pak Taning menjelaskan tentang kegunaan alat-alat diving dan kode-kode tertentu yang bisa kami gunakan untuk berkomunikasi di dalam air. Setelah mendapatkan pelatihan singkat itu kru mulai memasangkan alat-alat diving ke tubuh saya dan Dian.

Saya yang pertama masuk ke air. Rasanya hati ini mencelos begitu saya melompat ke air. Seperti instruksi Pak Taning saat melompat ke air saya menekan mask supaya tidak kemasukan air. Lalu saya mulai menyelam. Telinga saya mulai terasa sakit karena perubahan tekanan udara.

Mengatasi rasa sakit itu saya mempraktekkan instruksi Pak Taning dengan menekan hidung lalu mengeluarkan napas melalui telinga.cara ini dilakukan berulang kali sampai telinga tidak terasa sakit. Beberapa kali saya mencobanya namun telinga semakin sakit jadi saya kembali ke permukaan air.

Lalu saya mencoba lagi hingga akhirnya bisa mengatasi rasa sakit itu. Lalu saya memberikan kode oke dengan melingkarkan jari telunjuk dan ibu jari ke arah Pak Taning dan kami mulai menyelam lebih dalam. Saya melihat terumbu karang dan berbagai jenis ikan warna-warni, anemon, dan sebagainya.

Ikan badut berenang di rerimbunan anemon.
Ikan badut berenang di rerimbunan anemon.
Nudi atau kelinci laut.
Nudi atau kelinci laut.

Saking asyiknya menikmati pemandangan di depan saya sampai-sampai saya menyelam hingga kedalaman tujuh meter. Padahal bagi pemula seperti saya yang melakukan diving intro maksimal kedalaman penyelaman maksimal lima meter. Karena saya menyelam semakin dalam Pak Taning memberi kode agar saya berputar balik dan naik ke kedalaman yang lebih aman.

Rasanya sangat luar biasa menyelami keindahan alam bawah laut Selayar. Ini menjadi pengalaman yang tak pernah saya lupakan.

2 komentar untuk “Menyelami Keindahan Alam Bawah Laut Selayar”

Komentar ditutup.