Mengunjungi Pengungsi Palestina dan Suriah (Bagian 1)

Berangkat ke Jordan

Bagi kami mukimin atau warga yang tinggal di Saudi Arabia, waktu liburan haji atau Idul Adha setiap tahunnya  cukup panjang umumnya sekitar 10 hari. Untuk mengisi waktu liburan tahun ini, kami sekeluarga mencari pengalaman baru dan ingin mengisi dengan kegiatan positif. Kami memutuskan untuk berangkat ke Jordan yang kedua kalinya melalui darat dengan menggunakan kendaraan pribadi. Bagi saya, negara yang terletak di kawasan Timur Tengah ini sangat nyaman, diantaranya karena sikap ramah dan hangat penduduknya terhadap orang asing serta cuaca yang tidak ‘sehangat’ negara-negara Timur Tengah lainnya a.k.a adem walaupun musim panas.

Perjalanan menuju Jordan
Suasana jalanan

Alasan utama kami mengunjungi Jordan kali ini adalah untuk mengunjungi dan melihat secara langsung keadaan pengungsi Palestina dan Suriah di kamp-kamp pengungsi di Jordan. Sebagai umat Islam kami ingin turut membantu saudara–saudara yang tertimpa musibah tersebut semampu kami, juga untuk mengajarkan kepada anak–anak kami bahwa masih banyak orang yang tidak beruntung nasibnya di luar sana.

Kami berangkat tanggal 19 September, 2015 pukul 8.30 pagi dengan membawa barang–barang seadanya yang menurut kami dibutuhkan oleh para pengungsi seperti selimut (mengingat bila masuk musim dingin, cuaca di Jordan lumayan dingin untuk ukuran negara Timur Tengah), susu bubuk untuk anak–anak, peralatan mandi, pakaian dalam, popok, dan lain-lain.

Perjalanan yang ditempuh hingga tiba di Durra Border Crossing (perbatasan antara Saudi Arabia – Jordan) kurang lebih 1067 km. Bila tidak berhenti, dapat ditempuh dalam waktu 10 jam tergantung berapa kecepatan laju kendaraannya. Karena suami saya suka ngebut, kadang–kadang laju kendaraan mencapai 150 – 170 km/jam! Dengan catatan….. kalau tidak ada Saher (kamera pengontrol laju kendaraan) hehehehe…

Kecepatan 150-170 km/jam
Kecepatan 150-170 km/jam

Karena kami membawa 3 anak di bawah umur 10 tahun, kami singgah dulu di Yanbu (326 km) setelah kurang lebih 3-4 jam perjalanan dari Jeddah.  Dari Jeddah kami memilih untuk melewati rute tepi pantai agar tidak bosan, karena sepanjang perjalanan Jeddah ke Yanbu sisi kanan kiri jalan hanya ada gurun sahara. Di Yanbu kami makan siang, sholat qoshor Dzuhur dan Ashar, serta beristirahat sambil meluruskan pinggang.

Anak-anak menikmati perjalanan
Anak-anak menikmati perjalanan

Dari Yanbu kami bermalam di Tabuk, salah satu provinsi di Saudi Arabia, dengan menempuh perjalanan sepanjang kurang lebih 741 km. Ketika memasuki area Tabuk, pemandangan berbeda dengan sebelumnya. Di sini terdapat gunung–gunung batu nan tinggi menjulang dengan tanahnya berwarna merah seperti yang terdapat di Wadi Rum, Jordan. Di Tabuk kami sudah booking furnished apartment melalui salah satu media booking online. Kami tiba di Tabuk  sekitar pukul 8 malam dan langsung mencari makan malam karena anak-anak mulai rewel kelaparan walaupun sepanjang perjalanan mereka tidak berhenti mengunyah alias ‘gegarusan.’