Tangis Idul Fitri Anak Jalanan

IMG_4899

Ayah…
Esok sudah hari raya
Aku ingin kita sholat idul fitri bersama
Dengan pakaian baru yang senada
Aah.. Alangkah senangnya

Ibu…
Jangan lupa ketupat dan opor ayamnya
Usai sholat idul fitri kita nikmati hidangannya
Uuh.. air liurku naik turun kian terasa

Ayah…
Selepas shalat idul fitri kita berkumpul
Tak apa meski rumah kita tetap sama
Di atas gerobak dorong kita yang permai

Ibu…
Baju yang kau jahitkan untukku pasti bagus
Meskipun hanya berupa sambungan kain-kain perca
Pasti sangat unik kan Bu?

Oh iya Ayah,
Ramadan ini aku sudah khatam Qur’an
Tiga kali bahkan
Aku selalu ingat yang kau pesan
Karena semua kebaikan di bulan ini dilipatgandakan

Sekolah alamku juga terus berjalan
Bersama teman-teman dan bu guru Nani yang sangat budiman
Beliau juga berpesan, tak mengapa kita bekerja serabutan
Yang terpenting hak milik orang lain jangan kita makan

Sama seperti pesanmu, Yah..
Aku hanya memilih rongsokan yang memang benar-benar sudah dibuang
Hasil penjualannya buat aku sahur dan berbuka
Kadang, jika ada lebih sedikit,
Aku belikan untuk teman-teman

Oh iya Bu,
Sejujurnya aku takut, Bu..
Ada banyak teman-teman yang menjadi korban
Kekerasan fisik, kekerasan seksual
Dan masih banyak lagi yang lainnya
Membuat mereka memiliki jiwa yang keras,
kacau, rusak, dan entah apalagi namanya

Sungguh aku takut, Bu..
Mampukah aku bertahan hidup
Sanggupkah aku kuat
Andai saja pemerintah begitu peduli pada kami
Seperti undang-undang yang mereka buat sendiri*

Berjuta aku,
Calon pemimpin negeri ini
Terlantar, tak terurus

Ayah…
Aku rindu nasehatmu
Ibu…
Aku rindu pelukanmu
Ayah dan ibu adalah surgaku teristimewa di dunia ini

Tapi Ayah…
Tapi Ibu…
Kapankah semua itu kan terwujud?

Bagiku,
Bermimpi tentang kalian adalah hal terindah dalam hidupku
Membayangkan kalian hadir merupakan kenikmatan tiada tara

Ayah wafat karena terinjak-injak massa saat mengantri sembako
Ia paksakan diri meski asmanya sudah akut
Ia pergi dari kami tanpa pamit
Membuat duniaku terasa kian sempit

Ibu pun tak ingin jauh dari ayah
Ia menyusul karena TBC yang tak kunjung sembuh
Di pangkuanku terucap syahadat
Selepas ia mengerjakan shalat
Waktunya teramat singkat
Membuat dadaku kian sesak

Aku begitu terguncang saat kehilangan kalian
Namun air mata ini telah mengering
Bersama dengan pahitnya kehidupan yang kerap kita jalani.
Berat sekali rasanya, Yah..Bu..

Kini hanya Allah lah tempat satu-satunya aku bergantung
Tempat aku memohon segala pinta
Biarlah Allah yang menentukan segalaya
Karena aku yakin Allah tahu yang terbaik buatku

Bagiku kini, hidup harus terus aku jalani
Tujuan hidupku hanyalah Allah, Allah, dan Allah

Biarlah rangkaian Idul Fitriku selalu diwarnai dengan tangis
Dengan berharap janji manis
Bertemu orang tuaku di Surga-Nya
Lengkap dengan pakaian yang senada
Dan hidangan terlezat yang belum pernah ada

A a m i i n…

***
*Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara
Jeddah, 6 Juli 2016