Catatan Perjalanan di Madinah (2): Pembangunan Masjid Quba

Hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah harus melewati jalan yang sepi agar tidak bertemu dengan pedagang Quraish yang berangkat dari Mekah menuju ke Syria melalui Madinah.

Lokasi persembunyian sementara di Gunung Thaur sendiri bukan lokasi yang menuju ke Madinah, tetapi mundur sedikit dari posisi Mekah menuju Madinah. Sehingga perjalanan Mekah ke Madinah memakan waktu hingga delapan hari mengendarai unta.

Rasulullah SAW tiba di Quba pada 8 Rabiul Awal, tahun ke-14 kenabian atau tanggal 23 September 622 Masehi (ada sumber lain yang menyebutkan masuk ke Quba tanggal 12 Rabiul Awal). Lokasi Quba berada sekitar beberapa kilometer dari Kota Madinah.

Sebelum Rasulullah SAW meninggalkan Mekah, berita bahwa Rasulullah akan berangkat ke Madinah sudah didengar penduduk Madinah. Kaum Anshar (penduduk asli Madinah) setiap hari keluar dari rumah mereka menunggu kedatangan Rasulullah SAW dari pagi hingga siang hari. Namun ketika Rasulullah SAW tiba di Quba siang hari, mereka sudah meninggalkan tempat dan kembali ke rumah mereka masing-masing.

Namun ada seorang Yahudi yang tahu Muhammad SAW sudah hampir tiba, ketika dia melihat rombongan kecil karavan yang memasuki Quba. Yahudi ini kemudian berteriak memberitahukan orang-orang Arab bahwa orang yang dinanti-nanti sudah tiba. Penduduk Madinah pun kemudian segera keluar dan menyambut kedatangan Rasulullah SAW dengan gembira.

Dibangunnya Masjid Pertama

Nabi Muhammad SAW memasuki Quba pada hari Senin dan tinggal di sana hingga hari Jumat. Beliau tinggal di rumah Kulthum bin Hadm, sementara Abu Bakar RA tinggal bersama Habib bin Asaf RA. Selama tinggal sementara di Quba, beliau SAW membangun fondasi masjid yang menjadi masjid pertama yang dibangun kaum Muslimin.

Rasulullah SAW masih berada di Quba ketika Ali RA tiba dan bergabung dengan beliau. Ali RA melakukan perjalanan dari Mekah ke Madinah berjalan kaki. Ali RA meninggalkan Mekah begitu Rasulullah SAW meninggalkan Gunung Thaur. Namun karena Ali RA melakukan perjalanan sendirian, Ali RA selalu memilih perjalanan di malam hari, sementara di siang hari bersembunyi.

Kalau Rasulullah SAW melalui rute jalan yang sepi, Ali RA melalui jalan umum. Tetapi dia tiba 3 hingga 4 hari lebih lambat dibanding Rasulullah SAW karena harus berjalan kaki. Pada hari Jumat, 12 Rabiul Awal, Rasulullah SAW meninggalkan Quba dan memasuki Kota Madinah. Dahulu area Quba belum termasuk wilayah Madinah.

Mengenai pembangunan Masjid Quba, Ash-Shamus bint An-Nu’man berkata bahwa dia melihat Rasulullah SAW ketika beliau datang dan membangun Masjid Quba. Beliau membawa batu-batu hingga membungkuk dan dia dapat melihat debu menempel diperutnya. Rasulullullah SAW berkata, “Sesungguhnya Jibril AS menghadap ke arah kakbah.” Dan dikatakan bahwa kiblatnya adalah yang paling akurat (dari semua masjid). Kiblat Masjid Quba semula menghadap ke Jerusalem, hingga Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk sholat menghadap ke kakbah, maka mereka pun membangun kembali masjidnya.

Disebutkan dari Abu Sa’eed Al Khudri RA: ketika kiblat berubah ke arah kakbah, Rasulullah SAW mendatangi Masjid Quba dan memindahkan dinding masjid menjadi seperti sekarang. Ibnu Umar RA selalu mengunjungi Masjid Quba tiap Sabtu, mengikuti kebiasaan Rasulullah SAW yang mengunjungi Masjid Quba sambil berjalan kaki atau berkendaraan.

Sahl bin Hunaif RA menyebutkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapapun yang keluar kemudian mendatangi masjid ini, Masjid Quba dan salat di dalamnya, pahalanya sama dengan pahala menjalankan umrah.” (Al-Mustadrak oleh Al Hakim (3/11).

Setelah mengalami beberapa perluasan, di tahun 1405 H Raja Fahd bin Abdul Aziz memerintahkan perluasan dan pembangunan kembali Masjid Quba hingga seluas 13.500 m2. Kini Masjid Quba memiliki 56 kubah kecil, 6 kubah besar, 4 menara, dan halaman terbuka yang ditutup dengan tenda elektrik. Setelah perluasan, Masjid Quba dapat menampung 20 ribu jemaah dari seluruh dunia.

 

Sumber:
The History of Islam vol. one oleh Akbar Shah Najeebabadi
Atlas on the Prophet’s Biography oleh Dr. Shawqi Abu Khalil
History of Madinah Munawwarah oleh Shaikh Safiur Rahman Mubarakpuri