Kepedulian dengan Berbagi Nasi Bungkus

Berbagi itu indah, berbagi tak pernah rugi, berbagi itu membahagiakan. Berbagi dengan orang lain tidak perlu menunggu Ramadhan. Berbagi juga tak harus sesuatu yang mewah. Berbagi nasi bungkus pun akan sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan.

Sekarang ini di Indonesia banyak sekali gerakan tanpa bendera organisasi melakukan kegiatan sosial seperti membagikan nasi bungkus untuk kaum marjinal. Bersedekah sepertinya sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Kebiasaan yang tentunya diharapkan akan terus berlanjut dan makin berkembang.

Jika melihat kebiasaan bersedekah yang semakin menjamur tak mengherankan apabila dalam sebuah penelitian yang dilakukan lembaga Gallup dan diterbitkan Forbes.com pada Juni lalu menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang warganya paling dermawan. Indonesia berada di peringkat kedua di bawah Myanmar yang berada di peringkat pertama yang warganya gemar memberikan sumbangan.

Di Solo, gerakan bersedekah semakin banyak dan mudah ditemui. Dua diantaranya adalah gerakan Sarapan untuk Pak Becak dan Sedekah Nasi Solo. Keduanya murni gerakan sosial tanpa bendera organisasi dan tidak berafiliasi dengan organisasi mana pun. Hebatnya dua gerakan sosial tersebut dimotori para perempuan.

Penggagas gerakan Sarapan untuk Pak Becak, Niken Satyawati, mengatakan gerakan ini dilatarbelakangi karena keprihatinan mendengar dan membaca berita tukang becak yang meninggal di jalan karena kecapaian dan kurang gizi. Berangkat dari keprihatinan itulah Niken menggagas gerakan Sarapan untuk Pak Becak yang diharapkan setidaknya memberi asupan gizi dan energi bagi para tukang becak sebelum memulai pekerjaan mereka mengayuh becak yang menguras tenaga.

Niken mengamati sebagian besar tukang becak sudah lanjut usia. Banyak yang tidak mau naik becak karena tidak tega kalau pak becak yang sudah tua tidak kuat mengayuh. Tapi kalau tidak ada yang naik becak maka pak becak tidak mendapatkan penghasilan. “Biasanya para tukang becak ini berangkat pagi dan baru sarapan setelah mendapatkan uang. Ada yang seharian tidak makan karena tidak ada penumpang. Karena itulah dengan memberikan sarapan setidaknya ada asupan gizi untuk pak becak mengawali hari untuk mendapatkan tenaga mengayuh becak,” ujar Niken kepada indo.amuslima.

Gerakan Sarapan untuk Pak Becak dilakukan setiap hari kecuali Jumat dan Minggu dengan cara membagikan nasi bungkus atau nasi dus dan air mineral untuk para tukang becak di Solo dan daerah sekitar. Dalam sepekan jumlah nasi bungkus yang dibagikan berkisar 100-200 bungkus. Sementara relawan yang membagikan nasi bungkus untuk pak becak berjumlah delapan orang. “Jadi kami gantian bertugas membagikannya,” kata Niken.

Senyum pak becak mendapatkan nasi bungkus dari gerakan Sarapan untuk Pak Becak.
Senyum pak becak mendapatkan nasi bungkus dari gerakan Sarapan untuk Pak Becak.

Gerakan berbagi nasi bungkus juga dilakukan sekelompok ibu-ibu muda yang bergabung dalam gerakan Sedekah Nasi Solo. Sedekah Nasi Solo merupakan bagian dari gerakan Sedekah Nasi yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia. Mereka membagikan nasi bungkus setiap Jumat pagi dengan sasaran para petugas kebersihan, tukang becak, pemulung, pedagangan asongan yang sudah lanjut usia dan tukang bersih-bersih makam.

Para tukang bersih makam menjadi salah satu target pemberian nasi bungkus oleh gerakan Sedekah Nasi Solo.
Para tukang bersih makam menjadi salah satu target pemberian nasi bungkus oleh gerakan Sedekah Nasi Solo.

Salah satu anggota Sedekah Nasi Solo, Anita, mengatakan sedekah nasi merupakan sebuah gerakan ibu-ibu yang sangat ingin bersedekah meski ‘hanya’ lewat sebungkus nasi. Pencetus gerakan ini Rochma Firdaus dari Bandung. Lalu gerakan itu meluas hingga menyebar ke 50 kota/kabupaten/provinsi di Indonesia, salah satunya hingga ke Solo.

“Dengan adanya gerakan sedekah nasi kami ingin membumikan sedekah bahwa pada dasarnya semua orang bisa bersedekah. Selain itu kami juga ingin menularkan semangat berbagi. Jika berbagi bersama-sama maka makin banyak penerima dan insha Allah makin besar manfaatnya bagi orang lain,” ujar Anita.

Salah satu anggota Sedekah Nasi Solo sedang membagikan nasi bungkus untuk petugas kebersihan.
Salah satu anggota Sedekah Nasi Solo sedang membagikan nasi bungkus untuk petugas kebersihan.

Saat ini Sedekah Nasi Solo beranggotakan sekitar 30 orang yang kesemuanya perempuan dari Solo dan sekitarnya. Mereka melakukan koordinasi melalui grup WhatsApp. Mereka membagikan paket nasi bungkus yang berisi nasi, sayur, lauk plus tambahan buah dan air mineral di berbagai kawasan yang berdekatan dengan tempat tinggal anggota yang bersedia membagikan nasi bungkus. Jumlah nasi bungkus yang dibagikan setiap Jumat sekitar 80-110 bungkus. Selain nasi bungkus mereka juga membagikan Sembako bagi kaum duafa dan janda tua, paket sekolah bagi anak-anak yang tidak mampu juga memberikan bantuan ke panti asuhan.

Anggota lain Sedekah Nasi Solo, Revi Eka Puspitasari, mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru yang mengesankan saat membagikan nasi bungkus. “Hal yang paling menyenangkan melihat senyuman para penerima nasi bungkus. Saya juga sering terharu ketika mereka mendoakan kami,” cerita Revi.

Dengan bersedekah tidak akan mengurangi rezeki seseorang. Allah SWT justu akan menambah rezeki orang yang ikhlas bersedekah seperti disebutkan di Alquran Surah Al-Baqarah ayat 261:

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”