Kisah Nyata Seorang Warga Suriah di Arab Saudi

Beberapa waktu lalu kami memuat cerita tentang pengalaman salah seorang penulis aMuslima ketika mengunjungi kamp pengungsi Suriah di Amman, Jordan, termasuk video rekaman seorang anak pengungsi yang mengungkapkan perasaannya tentang kondisi negaranya.

Teringat saya dengan salah seorang penulis aMuslima warga Suriah yang kini menetap di Jeddah, sister Taghreed AlBaroudi. Saya begitu terusik, ingin menanyakan tentang keadaan warga Suriah di Saudi, karena begitu banyak pemberitaan miring tentang pemerintah Arab Saudi yang sering dianggap ‘kurang’ membantu para pengungsi Suriah maupun negara yang dilanda krisis lainnya. Sementara negara-negara Timur Tengah lain menyediakan kamp pengungsi khusus untuk menampung mereka, mengelola bantuan sandang, pangan, hingga pendidikan anak-anak pengungsi. Lalu benarkah Arab Saudi tidak segencar negara-negara lain dalam memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah?

Sister Taghreed Al Baroudi menulis buat pembaca aMuslima mengenai negaranya, pendapatnya, dan bagaimana kehidupan warganya di Arab Saudi yang telah saya terjemahkan bebas berikut ini.

Dahulu bagaikan surga, setiap masa libur tahunan menjadi ritual setiap keluarga Suriah untuk pulang. Saya ingat, setiap tarikan nafas ketika saya meninggalkan pesawat di tanah Suriah, rasanya tubuh ini seperti yang diisi dengan kebahagiaan yang maksimal, energi, dan kedamaian. Tetapi…kedamaian itu telah hilang lima tahun lalu, upaya kedamaian yang dapat kami berikan untuk anak-anak kami dengan kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang bebas memilih tanpa rasa takut. Itulah kami, itulah apa yang kami mau dari dulu hingga sekarang. Kami, warga Suriah asli, kami ingin perubahan menuju perdamaian. Tetapi politik adalah permainan kotor, musuh-musuh mulai menanamkan kejahatan dalam diri kita manusia. Negara kami sudah terpecah menjadi butiran-butiran kemarahan dan rasisme yang dipimpin oleh syaitan, saya percaya. Ini adalah ujian bagi kami untuk menemukan kedamaian dan rahmat sekaligus kekuatan.  Bagaimana bisa pulang ke kampung halaman? Semua sudah seperti tinggal di neraka! Tank-tank telah menghancurkan masjid-masjid, pesawat jet menjatuhkan bom-bom ke penduduk sipil, senjata kimia digunakan untuk menyerang anak-anak! Sehingga udara tidak aman untuk dihirup lagi. Bagaimana bisa hidup di tempat bahkan untuk bernafas pun sulit?!

Warga Suriah yang tinggal di Saudi Arabia mulai mengajukan visa untuk teman-teman dan keluarganya, dan bagi orang-orang  yang tidak memiliki siapa-siapa yang dapat membantu mengurus visanya, mereka dapat mengajukan visa umrah dengan prosedur yang mudah dan biaya yang tidak mahal. Lebih dari 2 juta orang, menurut sumber Saudi, telah diterima dengan baik hingga dapat melalui masa krisis ini. Oleh karena itu saya terkejut, sebagai seorang warga Suriah, mendengar beberapa sumber yang mengatakan Saudi Arabia menolak menerima pengungsi Suriah! Hal ini perlu banyak klarifikasi, dan tim aMuslima mendorong saya untuk menjelaskan beberapa poin terkait hal tersebut di atas.

Visa ke Saudi Arabia seharusnya hanya bisa diperpanjang beberapa kali, setiap kali dapat diperpanjang hingga satu bulan sampai habis lagi masa berlakunya. Namun hal ini tidak berlaku untuk warga Suriah, visa kami dapat diperpanjang hingga waktu yang tidak terbatas dan tidak akan pernah berakhir. Selain itu, siapapun yang datang umrah juga dapat tinggal untuk jangka waktu tak terbatas tanpa ditanya atau ditindaklanjuti. Anak-anak mereka dapat masuk sekolah dan tidak kehilangan kesempatan mengecap pendidikan.

Warga Suriah juga diijinkan untuk bekerja bahkan tanpa identitas kewarganegaraan yang sah hingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga mereka. Tentu saja, setelah 3 bulan training -seperti yang disyaratkan sebagian besar perusahaan- orang tersebut dapat memperoleh semua dokumen yang sah dan berubah statusnya menjadi warga yang resmi.

Sebagai seorang warga Suriah saya percaya bahwa pemerintah Saudi tidak memperlakukan warga kami seperti pengungsi dan oleh sebab itu mengapa TIDAK ADA pengungsi di sini. Mereka datang dengan terhormat dan mendapat kesempatan menjadi anggota masyarakat yang efektif setelah mereka kehilangan segalanya di negaranya. Saya percaya ini lebih baik daripada berada dalam kamp pengungsi di suatu tempat yang tidak jauh berbeda dengan menjadi seorang tahanan tanpa ada kesempatan membangun masa depan. Tentu saja saya tidak bermaksud untuk menilai pihak manapun!, hanya Allah yang tahu bagaimana mereka berlari menjauh dari segala sesuatu yang mereka cintai tanpa punya cukup waktu untuk merancangnya atau memikirkan pilihan yang lebih baik. 

Akhirnya, banyak terimakasih untuk pemerintah Saudi yang telah mempermudah orang-orang yang telah kehilangan segalanya untuk memulai sesuatu yang baru di KSA. Banyak terimakasih untuk setiap warga Suriah di sini yang telah membantu saudara-saudaranya menjejakkan kaki pertama kali untuk masa depan yang lebih baik. Hal ini tidak selalu mudah, tidak pernah sempurna. Tetapi kaum Muslim harus tegak bersama. Inilah yang disebut Islam.