Nafasku, Desing Pelurumu

Ketika anak-anak kita tengah asyik bermain
Dengan seluruh fasilitas yang ada
Ketika anak-anak kita bisa mengenyam pendidikan di sekolah
Bahkan mungkin di sekolah elit dan bergengsi
Dan ketika anak-anak kita mendapatkan asupan bergizi tinggi

Mereka di sana, anak-anak para pengungsi itu..
Dari negara-negara yang terus menerus berperang,
Palestina, Suriah, Iraq, Yaman
Tak ada lagi impian muluk yang mereka punya
Impian terindah mereka adalah,
“Esok hari mereka masih bisa makan”
Sekalipun hanya dengan roti dan air putih
Mungkin susu atau telur yang bisa mampir melalui kerongkongannya

Aaah.. Dunia terasa begitu kejam
Mereka tak lagi bisa menikmati ketenangan dan kenyamanan
Di tanah kelahiran mereka
Di negeri yang mereka cintai dengan sepenuh hati
Justru konflik berdarah yang terus menerus tiada henti
Menghiasi hari-hari di kehidupan mereka
Kini mereka terusir karena tak sanggup lagi menghadapi pergolakan hidup
Yang teramat pahitnya

Mereka tertindas!
Mereka terkoyak!
Mereka serasa mati!
Manakala separuh jiwa mereka hilang, melayang…
Anak, istri, suami, keluarga,
Dan juga tempat tinggal mereka
Luluh lantak di bombardir oleh rudal-rudal tak bertuan itu

Desing peluru memburu desah nafas mereka
Rudal-rudal mengincar darah segar mereka
Tak peduli ia bayi, bocah balita, ibu-ibu hamil, para lansia,
Seakan para pemburu itu adalah Tuhan yang layak menghabisi nyawa mereka
Bahkan Tuhan saja masih memberikan kasih sayang-Nya untuk mereka

Andai para penguasa negri itu tahu,
Kelak akan ada sebuah hari pembalasan,
Hari, di mana tidak ada manusia lain yang dapat menolongnya
Hari, di mana mereka akan dimintai pertanggung jawabannya
Atas apa yang telah mereka lakukan
Atas apa yang telah mereka perbuat
Atau mungkin mereka sudah tahu?,,.
Tapi, mereka terlalu haus akan kekuasaan dan ego pribadi,
Ego golongan
Mengalahkan apa yang dinamakan dengan hati nurani
Mengalahkan sebuah rasa yang menjadi fitrah bagi manusia
Rasa kasih dan iba kepada sesama manusia

Sebenarnya apa yang ingin mereka agungkan?…
Kehebatan berpolitik?…
Mengusung keyakinan?…

Sebenarnya apa yang ingin mereka perjuangkan?…
Perdamaian kah?…
Keadilan kah?…

Untuk kelompok mereka?…
Untuk faham mereka?…
Untuk orang-orang yang menunggangi mereka?…

Kapankah semua ini akan berakhir ya Rabb?…
Kapankah hari kemenangan itu akan datang?…

Sesungguhnya kami, bangsa-bangsa yang merdeka ini
Lebih lemah dari mereka
Karena kami tak mampu membantu, menolong,
Memberikan kebebasan dan kemerdekaan hak azasi mereka
Mereka yang tertindas itu jauh lebih tegar dan lebih kuat dari pada kami
Maafkan kami ya Rabb…
Yang hanya mampu melihat,
Berkeluh kesah,
Dan lalu mengutuk
Para pemburu nyawa itu

***
Jeddah, 12 November 2015

2 komentar untuk “Nafasku, Desing Pelurumu”

Komentar ditutup.